Pengaruh Pelayanan Tenaga Kesehatan, Sarana dan Prasarana

dengan kategori baik yaitu apabila penilaian atau tanggapan responden tentang demand terhadap pelayanan kesehatan yang diterimanya, menimbulkan penilaian yang baik karena kebutuhan yang diinginkan sebagian besar terpenuhi. Nilainya ≥ 75 dari nilai maksimalnya.

4.1.9 Pengaruh Pelayanan Tenaga Kesehatan, Sarana dan Prasarana

Puskesmas serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat dalam Pelayanan Kesehatan Untuk melihat pengaruh antara persepsi responden tentang tenaga kesehatan, sarana dan pra sarana serta tarif puskesmas dengan demand masyarakat dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas Kota Rantauprapat dilakukan uji Regresi Linear Berganda. Hasil uji regresi linear berganda pengaruh pelayanan tenaga kesehatan, sarana dan prasarana puskesmas serta tarif terhadap permintaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut : Tabel 4.14 Pengaruh Pelayanan Tenaga Kesehatan x 1 , Sarana dan Prasarana x 2 dan Tarif x 3 secara bersama-sama terhadap Demand Mayarakat terhadap Pelayanan Kesehatan y Model R R Square Adjusted R Square Std Error of the`Estimate 1. .754 a .568 .543 .83758 a. Predictors: Constant, x 1 , x 2 , x 3 Sumber : Hasil Penelitian 2007 data diolah Alwi Mujahit Hasibuan: Pengaruh Pelayanan Kesehatan, Sarana Dan Prasarana Puskesmas, Serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kota Rantauprapat, 2008. USU e-Repository © 2008 Tabel 4.15 Uji ANOVA Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1. Regression Residual 48.854 37.182 3 53 16.285 .702 23.213 .000 a Total 86.036 56 a. Predictor : Constant, x 1 , x 2 , x 3 b. Dependent Variable: y Sumber : Hasil Penelitian 2007 data diolah Tabel 4.16 Pengaruh Pelayanan Tenaga Kesehatan x 1 , Sarana dan Prasarana x 2 dan Tarif x 3 terhadap Demand Mayarakat terhadap Pelayanan Kesehatan y Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta T Sig. 1. Constant x 1 x 2 x 3 1.092 .114 .098 .326 1.228 .028 .089 .118 .526 .131 .274 .889 4.137 1.101 2.771 .378 .000 .276 .008 a. Dependent Variable : y Sumber : Hasil Penelitian 2007 data diolah Pada Tabel 4.14 ditampilkan nilai R, R 2 , Adjusted R 2 dan Std. Error. Dimana nilai R yang menunjukkan gabungan ketiga variabel bebas Pelayanan Tenaga Kesehatan x 1 , Sarana dan Prasarana x 2 dan Tarif x 3 terhadap Demand Mayarakat terhadap Pelayanan Kesehatan y adalah sebesar 0,754. Sedang R 2 indeks determinasi sebesar 0,568. Hal ini menunjukkan bahwa sumbangan dari pengaruh secara bersama-sama multiple regression antara Pelayanan Tenaga Kesehatan x 1 , Sarana dan Prasarana x 2 dan Tarif x 3 terhadap Demand Masyarakat untuk Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas y, adalah Alwi Mujahit Hasibuan: Pengaruh Pelayanan Kesehatan, Sarana Dan Prasarana Puskesmas, Serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kota Rantauprapat, 2008. USU e-Repository © 2008 sebesar 75,4 . Sedangkan sisa sebesar 24,6 , dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti, dengan nilai standar error sebesar 83,76 . Pada Tabel 4.15 ditunjukkan tabel analisis varians ANOVA. Uji Anova adalah untuk menguji ada tidaknya pengaruh ketiga variabel independent terhadap variabel dependent Multiple Regression. Untuk pengujian F test Anova, bisa dilakukan dengan 2 cara, yakni dengan melihat tingkat signifikansi dan dengan membandingkan F hitung dengan F Tabel. Pada penelitian ini dilakukan dengan melihat tingkat signifikansi : 1. Hipotesis : Ho : tidak terdapat pengaruh Pelayanan Tenaga Kesehatan x 1 , Sarana dan Prasarana x 2 dan Tarif x 3 terhadap Permintaan Mayarakat terhadap Pelayanan Kesehatan y H1 : terdapat pengaruh Pelayanan Tenaga Kesehatan x 1 , Sarana dan Prasarana x 2 dan Tarif x 3 terhadap Permintaan Mayarakat terhadap Pelayanan Kesehatan y 2. Ketentuan : Jika probabilitas 0,05, maka Ho : ditolak Jika probabilitas 0,05, maka Ho : diterima 3. Kesimpulan : Tingkat signifikansi sig pada tabel Anova adalah 0.000. Jadi probabilitas 0,05, maka Ho : ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel; Pelayanan Tenaga Kesehatan x 1 , Sarana dan Prasarana Alwi Mujahit Hasibuan: Pengaruh Pelayanan Kesehatan, Sarana Dan Prasarana Puskesmas, Serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kota Rantauprapat, 2008. USU e-Repository © 2008 x 2 dan Tarif x 3 , secara bersama-sama berpengaruh terhadap Permintaan Mayarakat terhadap Pelayanan Kesehatan y. Pada Tabel 4.16 dikemukakan nilai koefisien a dan b, harga t hitung serta tingkat signifikansi. Untuk pengujian Coefficients, bisa dilakukan dengan 2 cara, yakni dengan melihat tingkat signifikansi dan dengan membandingkan t hitung dengan t Tabel. Pada penelitian ini dilakukan dengan melihat tingkat signifikansi. Tingkat signifikansi sig x 1 pada Tabel 4.16 adalah 0.000. Jadi probabilitas 0,05. Dapat disimpulkan berdasarkan uji statistik bahwa Pelayanan Tenaga Kesehatan x 1 , berpengaruh terhadap Demand Masyarakat dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas y. Tingkat signifikansi sig x 2 pada Tabel 4.16 adalah 0.276. Jadi probabilitas 0,05. Dapat disimpulkan berdasarkan uji statistik bahwa Sarana dan Prasarana x 2 , tidak berpengaruh terhadap Demand Masyarakat dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas y. Tingkat signifikansi sig x 3 pada Tabel 4.16 adalah 0.008. Jadi probabilitas 0,05. Dapat disimpulkan berdasarkan uji statistik bahwa Tarif x 3 , berpengaruh terhadap Demand Masyarakat dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas y. 4.1.10 Gambaran Umum Informan Penelitian Dalam penelitian ini pengumpulan data juga dilakukan dengan wawancara mendalam kepada tokoh masyarakat dari berbagai kalangan yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Kota Rantauprapat. Data wawancara mendalam Alwi Mujahit Hasibuan: Pengaruh Pelayanan Kesehatan, Sarana Dan Prasarana Puskesmas, Serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kota Rantauprapat, 2008. USU e-Repository © 2008 kualitatif, digunakan sebagai komplementer dari data yang dikumpulkan dari wawancara dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder. Karakteristik Informan yang diperoleh meliputi umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, jabatan latar belakang dan frekuensi memanfaatkan pelayanan puskesmas Kota Rantauprapat. Tabel 4.17 Karakteristik Informan Tokoh Masyarakat No. Informan Uraian 1. Ketua PMI Cab. Labuhanbatu. - Umur - Jenis kelamin - Alamat - Pendidikan terakhir - Memanfaatkan pelayanan puskesmas. - Peserta Askes 50 tahun Laki-laki Jl. Cempedak No 1 Rantauprapat S1 2 kali 2. Ketua Dewan Pendidikan Labuhanbatu, Wkl Ketua Kadin - Umur - Jenis kelamin - Alamat - Pendidikan terakhir - Memanfaatkan pelayanan puskesmas. - Non Askes 47 tahun Laki-laki Jl. Panai No. 11 Rantauprapat S2 3 kali. 3. Ketua PSMTI, Pengusaha - Umur - Jenis kelamin - Alamat - Pendidikan terakhir - Memanfaatkan pelayanan puskesmas. - Non Askes 60 tahun Laki-laki Jl. Gatot Subroto No 57, Rantauprapat S1-tidak selesai Tidak pernah 4. Wartawan, Ketua Yayasan Peduli Ummat - Umur - Jenis kelamin - Alamat - Pendidikan terakhir - Memanfaatkan pelayanan puskesmas. - Non Askes 47 tahun Laki-laki Jl. Paindoan, No 46 Rantauprapat SMA 2 kali Sumber : Hasil Penelitian 2007 data diolah Alwi Mujahit Hasibuan: Pengaruh Pelayanan Kesehatan, Sarana Dan Prasarana Puskesmas, Serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kota Rantauprapat, 2008. USU e-Repository © 2008 Lanjutan Tabel 4.17 No. Informan Uraian 5. Aktivis LSM, Ketua Lembaga Perlindungan Konsumen LPK Labuhanbatu - Umur - Jenis kelamin - Alamat - Pendidikan terakhir - Memanfaatkan pelayanan puskesmas. - Peserta Askes 55 tahun Laki-laki Jl. Bayangkara No. 8, Rantauprapat S1 2 kali 6. Aktivis Perempuan, Ketua Perwiritan, Wkl Ketua Partai Hanura Labuhanbatu - Umur - Jenis kelamin - Alamat - Pendidikan terakhir - Memanfaatkan pelayanan puskesmas. - Peserta Askes 40 tahun Perempuan Jl. WR. Supratman, Rantauprapat S1 5 kali 7. Ulama - Umur - Jenis kelamin - Alamat - Pendidikan terakhir - Memanfaatkan pelayanan puskesmas. - Non Askes 39 tahun Laki-laki Jl. Cempedak No. 17, Rantauprapat S1 2 kali 8. Pendeta Gereja Methodist - Umur - Jenis kelamin - Alamat - Pendidikan terakhir - Memanfaatkan pelayanan puskesmas. - Non Askes 33 tahun Laki-laki Jl. Bilah No. 28, Rantauprapat S1 3 kali 9. Seniman, Teater Gita Handayani, Ketua PGRI - Umur - Jenis kelamin - Alamat - Pendidikan terakhir - Memanfaatkan pelayanan puskesmas. - Peserta Askes 47 tahun Laki-laki Jl. Olahraga ujung, Rantauprapat S1 10 kali Sumber : Hasil Penelitian 2007 data diolah Dari Tabel 4.17 menunjukkan bahwa informan berusia antara 33 – 60 tahun, jenis kelamin 8 orang laki-laki, 1 orang perempuan. Semua informan berdomisili di Alwi Mujahit Hasibuan: Pengaruh Pelayanan Kesehatan, Sarana Dan Prasarana Puskesmas, Serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kota Rantauprapat, 2008. USU e-Repository © 2008 wilayah kerja puskesmas Kota Rantauprapat dan mempunyai aktivitas kemasyarakatan yang memadai untuk mengenal perilaku masyarakatnya. Pendidikan antara SMA – S2, 1 orang tamat SMA, 1 orang S1 tidak tamat, 6 orang tamat S1 dan 1 orang tamat S2. Penghasilan ≥ Rp. 3.000.000,-bulan. Hanya 1 orang informan yang belum pernah memanfaatkan pelayanan puskesmas. Delapan dari 9 informan, pernah memanfaatkan Puskesmas lebih dari 1 kali. Satu orang pernah memanfaatkan 10 kali. Empat orang informan memanfaatkan puskesmas untuk pemeriksaan kesehatan guna mendapatkan Surat Keterangan Sehat dari Puskesmas, untuk kepentingan resmi, 4 orang lainnya memanfaatkan puskesmas untuk berobat, karena sakit. Dua diantaranya, selain berobat, memanfaatkan puskesmas untuk mendapatkan rujukan Askes ke RSU. Selain ke puskesmas, para informan lebih sering memanfaatkan praktek dokter bila membutuhkan pengobatan. Empat orang informan adalah peserta Askes, sedang 5 orang lagi Non Askes. 4.1.11 Pandangan Informan Terhadap Pelayanan Tenaga Kesehatan Pandangan informan terhadap pelayanan tenaga kesehatan, adalah pandangan tentang pelayanan yang diberikan petugas dokter, paramedis dan pegawai administrasi yang bekerja di Puskesmas Kota Rantauprapat meliputi sikap, perbuatan, komunikasi, keahlian kemampuan, kecepatan dan kecekatan dalam memberikan pelayanan yang dapat berpengaruh terhadap permintaan pelayanan kesehatan di Puskesmas tersebut, dapat dilihat pada uraian Tabel 4.18 berikut ini. Alwi Mujahit Hasibuan: Pengaruh Pelayanan Kesehatan, Sarana Dan Prasarana Puskesmas, Serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kota Rantauprapat, 2008. USU e-Repository © 2008 Tabel. 4.18 Pandangan Informan tentang Pelayanan Tenaga Kesehatan No Informan Pandangan Terhadap Pelayanan Tenaga Kesehatan 1. Ketua PMI Pelayanan petugas belum maksimal dari segi keramahan. Mereka melaksanakan tugas, seadanya, tidak menarik perhatian masyarakat untuk berobat. Pelayanan dokter juga sama. Jam kerja, belum tepat waktu, sering kecewa, waktu berobat tidak ada dokter. 2. Ketua Dewan Pendidikan Pelayanan petugas, belum menjangkau mayarakat menengah keatas, masih jauh dibanding praktek dokterRS. Pelayanan dokter juga hampir sama. Puskesmas dibuka jam 10 ditutup jam 2, paramedis lebih banyak ngobrol. Kalau terjadi kecelakaan di depan Puskesmas, larinya bukan ke Puskesmas tapi ke tempat lain. Disiplin kurang, jam 3 orang sudah tidak ada, dokternya entah udah kemana, masuknya juga terlambat. Tidak mempunyai jiwa kewirausahaan dalam menarik simpati pasien. Mentalitas ambtenar, kalau ada kerjaan dikerjakan, kalau tidak lebih bagus. Kalau bisa dihindarkan, banyak kerjaan, merepotkan. Pelayananan terkesan seadanya. Hal itu tercermin dari mainstreamnya. Paradigma petugas menyatakan bahwa mereka pelayanan terdepan masyarakat kecil. Sehingga jiwa kewirausahaannya, mati. Mereka hanya mengharap kucuran dana untuk disampaikan 3. Ketua PSMTI Pelayanan petugas sudah cukup bagus. Cuma tampaknya kurang promosi sehingga masyarakat belum tahu ada layanan yang begitu baik. 4. Wartawan, Pelayanan petugas, jauh dari standard. Waktu antri, lama. Disiplin kurang. Soal bahasa, pasien butuh ucapan yang menyenangkan. Baru 50 perawat dan tenaga honor yang melayani dengan baik. Masih ada yang belum menyadari kalau dirinya pelayan. Senyumnya, jauh dari yang diharapkan, kurang ramah. Dokter, harusnya masuk jam 8 pagi kenyataannya jam 9, bahkan setengah 11. Ini mengganggu pelayanan. Masyarakat berobat, yang pertama ditanya ada dokter apa tidak. Selama ini 50 yang berobat tidak bertemu dokter. Pelayanan kurang, karena tidak konsultasi langsung dengan dokter. 5. Aktivis LSM, Petugasnya sangat respons. Keramahannya sudah baik. Dokternyapun bagus, semua orang diperlakukan dengan baik. Puskesmas itu, pelayanan orang sakit yang secara psikologis, butuh diperhatikan. Dia dalam keadaan susah karena sakit, keluarganya terbebani. Jadi perlu ditingkatkan keramahtamahan. 6. Aktivis Perempuan Pelayanan administrasi, kurang, mau ambil rujukan nunggu 2 jam baru siap. Harusnya, 15 menit. Petugasnya belum datang. Informasi tidak jelas dan tidak tertulis sehingga seperti di bola-bola. Pelayanan Dokter juga kurang baik, datangnya lama. Menunggu sampai 2 jam Kadang jam 10.00, dokter belum datang. Biasanya dokter datang jam 11 an. Harusnya jam 8.00. Jadi pelayanan mulai setengah sebelas setelah dokter datang. Pelayanan petugas kepada masyarakat kurang baik. Apalagi ASKESKIN, dibentak-bentak. Tidak layak dan tidak adil, mereka butuh juga dilayani dengan baik. Pelayanannya, tidak profesional. Tidak ramah, informasi tidak jelas. 7. Ulama Pelayanan petugas bagus. Tapi tidak tahu persis bagaimana dengan orang lain. Karena yang dijumpai itu, jamaah pengajian, kenal baik. Pelayanan dokter, tidak ada masalah. 8. Pendeta Petugas Puskesmas ramah dan pelayanannya lumayan bagus. Kalau Puskesmas ini disosialisasikan kemasyarakat akan lebih bagus. Yang menangani biasanya perawat. Masyarakat kurang yakin, karena tidak ditangani dokter. 9. Seniman, Pelayanan cukup baik untuk masyarakat menengah kebawah. Untuk menengah ke atas, akan banyak mendapat komplein. Masyarakat yang datang, menginginkan diperiksa dokter. Tapi, beberapa kali ke puskesmas, yang memeriksa bukan dokter, tapi perawat, yang menulis resep juga perawat, padahal disitu ada dokter ditempatkan. Dari segi komunikasi, senyum atau sikap perawat, ada yang bagus ada yang galak. Seharusnya bagus semua. Sumber : Hasil Penelitian 2007 data diolah Alwi Mujahit Hasibuan: Pengaruh Pelayanan Kesehatan, Sarana Dan Prasarana Puskesmas, Serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kota Rantauprapat, 2008. USU e-Repository © 2008 Dari 9 orang informan, 5 orang 55,6 mengatakan bahwa pelayanan petugas belum maksimal, jauh dari standard dan kurang profesional. Dari segi keramahan, sebagian bagus, sebagian lagi, belum. Senyumnya, masih jauh dari yang diharapkan. Pelayanan terkesan seadanya, hanya untuk melepas rodi, tanpa bisa menarik masyarakat untuk berobat. Mentalitasnya mentalitas ambtenar yang kalau tidak ada pekerjaan, lebih bagus. Banyak pekerjaan, akan merepotkan. Hal itu tercermin dari mainstreamnya, dimana paradigma petugas menyatakan bahwa puskesmas merupakan pelayanan masyarakat kecil. Sehingga jiwa kewirausahaannya mati, hanya mengharap kucuran dana untuk disampaikan ke bawah. Dibanding praktek dokter atau rumah sakit, pelayanan masih jauh dan belum menjangkau mayarakat menengah keatas. Dengan pelayanan seperti itu, akan banyak mendapat komplain. Pelayanan administrasi dinilai kurang baik. Waktu tunggu untuk ambil rujukan, sekitar 2 jam, seharusnya 15 menit. Hal ini karena petugasnya terlambat datang serta informasi tidak jelas dan tidak tertulis. Pelayanan Askeskin kurang baik, sering dibentak dan diperlakukan tidak layak. Dari 9 informan, 6 orang 66,7 mengatakan pelayanan dokter belum seperti yang diharapkan. Dokter tidak menarik perhatian pasien supaya enak berobat, sering terlambat, harusnya masuk jam 8, kenyataannya jam 9 bahkan lebih, baru datang. Masyarakat berharap dilayani dan bertemu dengan dokter, tapi 50 yang Alwi Mujahit Hasibuan: Pengaruh Pelayanan Kesehatan, Sarana Dan Prasarana Puskesmas, Serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kota Rantauprapat, 2008. USU e-Repository © 2008 berobat tidak pernah bertemu dokter. Pelayanan kurang baik, karena tidak dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai penyakitnya. Pemeriksaan dilakukan perawat, termasuk menulis resep untuk mengambil obat di apotik atau di Puskesmas. Akibatnya masyarakat kurang yakin. Dari segi disiplin, juga masih perlu ditingkatkan. Jam kerja menurut 4 orang 44,4 informan, belum tepat waktu. Puskesmas dibuka jam 10.00 ditutup jam 14.00. Dokternya pulang duluan, sementara masuknya terlambat. Disiplin paramedisnya, kurang. Masih banyak menggunakan waktu untuk ngobrol, sehingga waktu tunggu menjadi lebih lama. Dari segi kepercayaan terhadap puskesmas, seluruh informan menilai kurang, 1 orang informan, mengatakan bahwa pelayanan puskesmas sangat tidak dipercaya dan kalau terjadi kecelakaan di depan Puskesmas, korban akan dibawa ke tempat lain. Pandangan informan terhadap pelayanan tenaga kesehatan, 5 orang 55,6 menyatakan pelayanan petugas kesehatan, dengan kategori tidak baik. Pelayanan dokter dinilai 6 orang 66,7 informan, dengan kategori tidak baik.

4.1.12 Pandangan Informan Terhadap Sarana dan Prasarana