Sedangkan menurut Wirick yang dikutip oleh Sorkin 1984, ada lima faktor penting yang mempengaruhi permintaan terhadap pelayanan kesehatan
meliputi: 1.
Kebutuhan akan pelayanan kesehatan 2.
Kesadaran akan adanya kebutuhan tersebut 3.
Motivasi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan 4.
Tersedianya sumber keuangan 5.
Tersedianya pelayanan kesehatan Selanjutnya, Azwar 1988, yang dikutip oleh Siregar 2004, berpendapat
bahwa kebutuhan dan demand seseorang terhadap kesehatan, amat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, soial budaya dan sosial ekonomi. Jika tingkat pendidikan baik,
keadaan sosial budaya dan keadaan sosial ekonomi juga baik, maka secara relatif kebutuhan dan demandnya terhadap kesehatan akan tinggi. Hal sebaliknya, dimana
tuntutan terhadap kesehatan akan menurun apabila tingkat pendidikan, keadaan sosial budaya dan sosial ekonomi belum memuaskan, atau tidak memungkinkan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan. 2.2 Puskesmas
2.2.1 Pengertian Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat
yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan
Alwi Mujahit Hasibuan: Pengaruh Pelayanan Kesehatan, Sarana Dan Prasarana Puskesmas, Serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kota Rantauprapat, 2008.
USU e-Repository © 2008
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok Depkes RI, 2004.
Pelayanan kesehatan yang menyeluruh adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif dan ditujukan untuk semua
golongan umur dan jenis kelamin. Pengertian terpadu atau integrasi menurut WHO bila dilihat dari aspek
fungsional, integrasi adalah suatu upaya untuk menyatukan berbagai struktur dan fungsi administratif yang berdiri sendiri sedemikian rupa sehingga menjadi satu
kesatuan. Sedangkan bila dilihat dari aspek pengorganisasiannya, ”pelayanan
kesehatan integrasi” yaitu berbagai jenis upaya kesehatan yang ditujukan untuk melindungi kesehatan masyarakat wilayah tertentu dilakukan di bawah satu
administrasi dan satu pimpinan, atau dilakukan oleh berbagai instansi akan tetapi dengan koordinasi yang baik Depkes, 1999.
2.2.2 Fungsi Puskesmas
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
Alwi Mujahit Hasibuan: Pengaruh Pelayanan Kesehatan, Sarana Dan Prasarana Puskesmas, Serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kota Rantauprapat, 2008.
USU e-Repository © 2008
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. 2.
Pusat Pemberdayaan Masyarakat Puskesmas selalu berupaya agar per orangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan, termasuk sumber pembiayaannya serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program
kesehatan. Pemberdayaan per orangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat
setempat. 3.
Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:
a. Pelayanan Kesehatan Per orangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi private goods dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan
pemulihan kesehatan per orangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah
rawat jalan. Untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
Alwi Mujahit Hasibuan: Pengaruh Pelayanan Kesehatan, Sarana Dan Prasarana Puskesmas, Serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kota Rantauprapat, 2008.
USU e-Repository © 2008
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik public goods dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat
tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,
keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya Depkes RI, 2004.
Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas menempuh langkah-langkah antara lain:
1 Mengumpulkan informasi keadaan lingkungan geografis, demografis, morbiditas,
sosio budaya dan sosio ekonomi penduduk serta keadaan infra struktur untuk melakukan analisis situasi dan menetapkan situasi serta menetapkan diagnosis
masalah masyarakat di wilayah kerjanya. 2
Berdasarkan hasil diagnosis masalah masyarakat, menyusun rencana kerja sesuai dengan kebijaksanaan dan petunjuk yang diberikan dari Dinas Kesehatan Daerah
Tingkat II sebagai atasannya. 3
Memberikan pelayanan kesehatan secara langsung kepada masyarakat dengan memperhatikan kebutuhannya, mutu pelayanan dan kepuasan masyarakat yang
dilayaninya Depkes RI, 1999.
Alwi Mujahit Hasibuan: Pengaruh Pelayanan Kesehatan, Sarana Dan Prasarana Puskesmas, Serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kota Rantauprapat, 2008.
USU e-Repository © 2008
2.3 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Pemanfaatan pelayanan kesehatan paling erat kaitannya dengan kapan
seseorang memerlukan pelayanan kesehatan dan seberapa jauh efektivitas pelayanan tersebut. Berbicara kapan memerlukan pelayanan kesehatan, umumnya akan
menjawab bila merasa ada gangguan kesehatan sakit. Seseorang tidak pernah tahu dan tidak dapat menjawab dengan pasti, kapan akan sakit. Hal ini menjelaskan,
bahwa selaku konsumen pelayanan kesehatan, seseorang selalu dihadapkan pada masalah ketidakpastian.
Menurut Kasl dan Cobb 1966, alasan untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan medis ada 3 hal yaitu 1 Untuk pencegahan penyakit atau pemeriksaan
kesehatan pada saat gejala penyakit belum dirasakan perilaku sehat; 2 Untuk mendapatkan diagnosis penyakit dan tindakan yang diperlukan jika ada gejala
penyakit yang dirasakan perilaku sakit; dan 3 Untuk mengobati penyakit, jika penyakit tertentu telah dipastikan, agar sembuh dan sehat seperti sediakala atau agar
penyakit tidak bertambah parah peran sakit – sick role behavior. Becker dkk, dalam Muhazam F, 1995.
Dalam ilmu ekonomi yang terpenting dari pelayanan kesehatan adalah kesehatan itu sendiri dan sekaligus akan menghasilkan dampak yang lainnya. Dari
sudut pandang permintaan, masyarakat ingin memperbaiki status kesehatannya sehingga memerlukan pelayanan kesehatan sebagai salah satu cara untuk menjaga
kesehatannya. Alasan mengapa masyarakat memerlukan status kesehatan yang lebih
Alwi Mujahit Hasibuan: Pengaruh Pelayanan Kesehatan, Sarana Dan Prasarana Puskesmas, Serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kota Rantauprapat, 2008.
USU e-Repository © 2008
baik, mungkin disebabkan oleh adanya keinginan untuk dapat menikmati hidup yang lebih baik dibanding bila mereka mengalami gangguan kesehatan.
Menurut Arrow 1963, hubungan antara keinginan sehat dan permintaan akan pelayanan kesehatan hanya kelihatannya saja sederhana, tetapi sebenarnya
sangat kompleks. Penyebab utamanya adalah karena misalnya persoalan informasi yang umumnya dilakukan oleh para ahli kesehatan kepada masyarakat. Dari
informasi yang mereka sebarkan itulah masyarakat kemudian terpengaruh untuk melakukan permintaan dan penggunaan pelayanan kesehatan Tjiptoherijanto, 1994.
Menurut Department of Health Education and Welfare, USA Lapau, 1997, faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan yaitu:
1. Faktor regional dan residence
regional misalnya ; Jakarta, Jawa Barat,dll. residence misalnya ; Rural dan Urban
2. Faktor dari sistem pelayanan kesehatan yang bersangkutan
a. Tipe dari organisasi, misalnya ; rumah sakit, puskesmas,dll.
b. Kelengkapan program kesehatan.
c. Tersedianya fasilitas dan tenaga medis.
d. Teraturnya pelayanan.
e. Hubungan antara dokter tenaga kesehatan lainnya dengan penderita.
f. Adanya asuransi.
3. Faktor dengan adanya fasilitas kesehatan lainnya.
Alwi Mujahit Hasibuan: Pengaruh Pelayanan Kesehatan, Sarana Dan Prasarana Puskesmas, Serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kota Rantauprapat, 2008.
USU e-Repository © 2008
4. Faktor-faktor dari konsumen yang menggunakan pelayanan kesehatan.
a. Faktor sosio demografis yang meliputi umur, jenis kelamin, status
perkawinan, besar keluarga, kebangsaan, dan suku bangsa, serta agama. b.
Faktor sosio psikologis, yang meliputi sikap persepsi terhadap pelayanan kesehatan secara umum, pengetahuan dan sumber informasi dari pelayanan
kesehatan dan tabiat terhadap pelayanan kesehatan sebelumnya. c.
Faktor ekonomis yang meliputi status sosioekonomis pendidikan dan pekerjaan dan pendapatan.
d. Dapat digunakannya pelayanan kesehatan yang meliputi jarak antara rumah
penderita dengan tempat pelayanan kesehatan. e.
Variabel yang menyangkut kebutuhan need yang meliputi morbidity, gejala penyakit yang dirasakan oleh penderita, status terbatasnya keaktifan yang
kronis, hari-hari di mana tidak dapat melakukan tugas dan diagnosa. Andersen dan Newman 1979 seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo
2003, menyatakan model penggunaan pelayanan kesehatan ini dapat membantu atau memenuhi satu atau lebih dari lima tujuan berikut:
a. Untuk melukiskan hubungan-hubungan kedua belah pihak antara faktor-faktor
penentu determinan dari penggunaan pelayanan kesehatan. b.
Untuk menentukan apakah ada atau tidak adanya pelayanan dari pemakaian pelayanan kesehatan yang berat sebelah.
c. Untuk meringankan dan mengantisipasi kebutuhan masa depan dari pelayanan
kesehatan.
Alwi Mujahit Hasibuan: Pengaruh Pelayanan Kesehatan, Sarana Dan Prasarana Puskesmas, Serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kota Rantauprapat, 2008.
USU e-Repository © 2008
d. Untuk menyarankan cara-cara manipulasi kebijaksanaan yang ada dan
berhubungan dengan variabel-variabel, agar dapat memberikan perubahan perilaku terhadap penggunaan pelayanan kesehatan.
e. Untuk menilai program yang sudah dilakukan, terutama dalam pemeliharaan
perawatan kesehatan yang baru. Andersen dan Anderson membuat 7 kategori model penggunaan pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada tipe-tipe variabel yang digunakan sebagai penentu determinan-determinan penggunaan pelayanan kesehatan. Ketujuh model tersebut
adalah sebagai berikut: 1
Model Demografi Kependudukan Dalam model ini variabel-variabel yang dipakai adalah umur, jenis kelamin,
status perkawinan, dan besarnya keluarga. Variabel ini digunakan sebagai ukuran mutlak atau indikator fisiologis yang berbeda umur dan jenis kelamin, dan juga
siklus hidup status perkawinan dan besarnya keluarga dengan asumsi bahwa penggunaan pelayanan kesehatan sedikit banyaknya berhubungan dengan
variabel di atas. 2
Model-model Struktur Sosial Social Structure Models Dalam model ini variabel-variabel yang dipakai adalah pendidikan, pekerjaan,
dan kebangsaan. Variabel-variabel ini mencerminkan keadaan sosial dari individu atau keluarga di dalam masyarakat. Model ini didasarkan pada asumsi
bahwa orang-orang dengan latar belakang, status sosial tertentu akan menggunakan pelayanan kesehatan dengan cara tertentu pula.
Alwi Mujahit Hasibuan: Pengaruh Pelayanan Kesehatan, Sarana Dan Prasarana Puskesmas, Serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kota Rantauprapat, 2008.
USU e-Repository © 2008
3 Model-model Sosial Psikologis Psychological Social Models
Dalam model ini variabel-variabel yang dipakai adalah pengertian kerentanan terhadap penyakit, pengertian keseluruhan daripada penyakit, keuntungan yang
diharapkan dari pengambilan tindakan menghadapi penyakit, kesiapan tindakan individu. Dalam model ini variabel yang digunakan merupakan ukuran dari sikap
dan keyakinan individu. 4
Model-model Sumber Keluarga Family Resource Models Dalam model ini variabel-variabel yang dipakai adalah pendapatan keluarga,
cakupan asuransi keluarga atau sebagai anggota asuransi kesehatan dan pihak- pihak yang membiayai pelayanan kesehatan keluarga dan sebagainya. Model ini
menggambarkan tingkat ekonomi keluarga dan digunakan untuk mengukur kemampuan membayar individu atau keluarga untuk pelayanan kesehatan
mereka. 5
Model-model Sumber Daya Masyarakat Community Resource Models Dalam model ini variabel-variabel yang dipakai adalah penyediaan pelayanan
kesehatan dan ketercapaian dari pelayanan kesehatan, serta sumber dari masing- masing dalam masyarakat. Model ini selanjutnya menggambarkan suplai
ekonomis yang berfokus pada ketersediaan di masyarakat. 6
Model-model Organisasi Organization Models Dalam model ini variabel yang dipakai adalah gaya hidup style praktek
pengobatan, sifat dari pelayanan tersebut, letak dari pelayanan kesehatan, dan
Alwi Mujahit Hasibuan: Pengaruh Pelayanan Kesehatan, Sarana Dan Prasarana Puskesmas, Serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kota Rantauprapat, 2008.
USU e-Repository © 2008
petugas yang pertama kali kontak dengan pasien. Model ini mencerminkan perbedaan bentuk-bentuk sistem pelayanan kesehatan.
7 Model Sistem Kesehatan Health System Models
Model sistem kesehatan mengintegrasikan ke enam model di atas menjadi satu yang sempurna. Dengan demikian apabila hendak dilakukan analisa terhadap
penggunaan pelayanan kesehatan maka akan diperhitungkan keenam model di atas Notoatmodjo, 2003.
Selanjutnya, kenyataan menunjukkan bahwa problem kesehatan ditandai oleh kegagalan orang atau masyarakat untuk menerima usaha pencegahan dan
penyembuhan penyakit yang dilakanakan oleh provider. Kegagalan ini memunculkan teori yang menjelaskan perilaku pencegahan penyakit preventive
health behavior yang oleh Becker 1974 dikembangkan menjadi model kepercayaan kesehatan health belief model. Notoatmodjo, 2003.
Rendahnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan menurut Depkes RI 1999 dapat disebabkan oleh:
1. Jarak yang jauh faktor geografi
2. Tidak tahu adanya suatu kemampuan fasilitas faktor informasi
3. Biaya yang tidak terjangkau faktor ekonomi
4. Tradisi yang menghambat pemanfaatan fasilitas faktor budaya
Pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh menurut Depkes 1999 dapat dipengaruhi oleh:
Alwi Mujahit Hasibuan: Pengaruh Pelayanan Kesehatan, Sarana Dan Prasarana Puskesmas, Serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kota Rantauprapat, 2008.
USU e-Repository © 2008
1. Keterjangkauan lokasi tempat pelayanan
Tempat pelayanan yang tidak strategis sulit dicapai, menyebabkan berkurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh para ibu hamil.
2. Jenis dan kualitas pelayanan yang tersedia
Jenis dan kualitas pelayanan yang kurang memadai menyebabkan rendahnya akses ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan.
3. Keterjangkauan informasi
Informasi yang kurang menyebabkan rendahnya penggunaan pelayanan kesehatan yang ada.
Dari uraian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan maka dalam penelitian ini akan dibahas lebih
mendetail adalah faktor tenaga kesehatan, sarana dan prasarana serta tarif di Puskesmas.
2.3.1 Tenaga Kesehatan