Latar Belakang Pengaruh Pelayanan Kesehatan, Sarana Dan Prasarana Puskesmas, Serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kota Rantauprapat

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang amat penting di Indonesia. Puskesmas merupakan unit yang strategis dalam mendukung terwujudnya perubahan status kesehatan masyarakat menuju peningkatan derajat kesehatan yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal tentu diperlukan upaya pembangunan sistem pelayanan kesehatan dasar yang mampu memenuhi kebutuhan- kebutuhan masyarakat selaku konsumen dari pelayanan kesehatan dasar tersebut. Puskesmas sebagai unit kesehatan masyarakat terdepan memiliki peranan penting dalam mewujudkan masyarakat sehat menuju Indonesia Sehat, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku yang sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setingi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh dan terpadu dilaksanakan melalui upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan disertai dengan upaya penunjang yang diperlukan. Ketersediaan sumber daya baik dari segi kualitas maupun kuantitas, sangat mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan Depkes RI, 2004. Pada saat ini puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, puskesmas diperkuat dengan puskesmas Alwi Mujahit Hasibuan: Pengaruh Pelayanan Kesehatan, Sarana Dan Prasarana Puskesmas, Serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kota Rantauprapat, 2008. USU e-Repository © 2008 pembantu serta puskesmas keliling. Tercatat pada tahun 2002 jumlah puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.277 unit, puskesmas pembantu 21.587 unit, puskesmas keliling 5.084 unit perahu 716 unit, ambulance 1.302 unit. Sedangkan puskesmas yang telah dilengkapi rawat inap tercatat sebanyak 1.818 unit, sisanya sebanyak 5.459 unit tidak dilengkapi dengan fasilitas rawat inap Depkes RI, 2004. Untuk Propinsi Sumatera Utara sampai tahun 2003 tercatat 343 fasilitas pelayanan kesehatan berupa Puskesmas Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2004 dan di Kabupaten Labuhanbatu sendiri saat ini tercatat 36 Puskesmas yang melayani pelayanan kesehatan dasar untuk masyarakat Labuhanbatu Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu, 2004. Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, Puskesmas belum dimanfaatkan secara maksimal. Keadaan ini dapat dilihat dari data Propinsi Sumatera Utara hasil Susenas tahun 2002 BPS, dari penduduk yang berobat jalan tercatat 15,17 memanfaatkan Puskesmas, 4,79 yang memanfaatkan Puskesmas Pembantu dan hanya 6,62 yang memanfaatkan rawat inap di Puskesmas Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2004. Di Kabupaten Labuhanbatu, kondisi ini juga tidak jauh berbeda. Pemanfaatan Puskesmas sebagai pusat layanan kesehatan dasar di masyarakat ternyata masih sangat minim. Hasil Survei Kesehatan Daerah tahun 2006 menunjukkan bahwa Puskesmas hanya menjadi pilihan ketiga bagi anggota rumah tangga yang mencari pengobatan untuk mengatasi keluhan penyakit. Pilihan utama masyarakat menurut Alwi Mujahit Hasibuan: Pengaruh Pelayanan Kesehatan, Sarana Dan Prasarana Puskesmas, Serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kota Rantauprapat, 2008. USU e-Repository © 2008 survey ini adalah praktek dokter dan pilihan kedua adalah praktek tenaga kesehatan Survei Kesehatan Daerah Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu, 2006. Kondisi ini, memprihatinkan mengingat berbagai upaya yang sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dasar terasa sia-sia melihat minimnya angka pemanfaatan Puskesmas oleh masyarakat. Dari upaya yang dilakukan, baik pembangunan fisik, maupun non fisik selama 5 tahun terakhir, ternyata belum mampu meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas. Dari APBD Kabupaten Labuhanbatu Tahun Anggaran 2002 sampai dengan Tahun Anggaran 2006, tercatat dana yang dialokasikan untuk kesehatan sebagai berikut : Tabel 1.1 Jumlah Alokasi APBD untuk Kesehatan di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2002-2006 Sumber : APBD Kabupaten Labuhanbatu Tahun Anggaran 2002 - 2006 Tahun Anggaran Jumlah Dana 2002 Rp. 3.359.469.000 2003 Rp. 9.170.650.505 2004 Rp. 9.098.177.692 2005 Rp. 9.797.524.331 2006 Rp. 21.260.588.057 Dengan jumlah anggaran yang diuraikan di atas ditambah dengan dana APBN, APBD Propinsi dan pinjaman luar negeri. Pinjaman luar negeri yang diterima oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu untuk Pembangunan Kesehatan dari Bank Dunia dari tahun 2004-2006 terinci sebagai berikut: Alwi Mujahit Hasibuan: Pengaruh Pelayanan Kesehatan, Sarana Dan Prasarana Puskesmas, Serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kota Rantauprapat, 2008. USU e-Repository © 2008 Tabel 1.2 Jumlah Pinjaman Luar Negeri Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu melalui Provincial Health Project II PHP II Tahun Anggaran Jumlah 2004 Rp 4.064.580.000,- 2005 Rp 5.728.801.385,- 2006 Rp 2.984.980.000,- Sumber : Proposal DFA PHP II Tahun 2004, 2005, 2006 Dengan jumlah Anggaran yang begitu besar ternyata selama lima tahun terakhir ini Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu belum mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemanfaatan Puskesmas sebagai pilihan pertama sarana pencarian pengobatan. Hal ini terjadi diperkirakan karena pembangunan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan tidak menyentuh demand permintaan dari masyarakat umum sebagai konsumen dari pelayanan kesehatan dasar tersebut. Penelitian sebelumnya Lubis, 2006, menunjukkan ada pengaruh persepsi tentang pelayanan spesialis terhadap pemanfaatan pelayanan puskesmas. Hal ini sesuai dengan pendapat Buchari yang dikutip Lubis 2006, yang mengatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penggunaan pelayanan kesehatan, yaitu faktor sistem pelayanan kesehatan seperti kelengkapan program, tersedianya pelayanan spesialis, teraturnya pelayanan dan hubungan antara doktertenaga kesehatan lainnya dengan pasien. Demikian juga pendapat Dever yang dikutip oleh Azhari 2002 dalam Lubis 2006, yang menyatakan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh faktor-faktor interaksi konsumen – petugas kesehatan. Alwi Mujahit Hasibuan: Pengaruh Pelayanan Kesehatan, Sarana Dan Prasarana Puskesmas, Serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kota Rantauprapat, 2008. USU e-Repository © 2008 Selanjutnya Lubis 2006 menemukan bahwa; semakin lengkap fasilitas maka semakin tinggi tingkat permanfaatan pelayanan puskesmas. Hal ini sesuai dengan pendapat Lapau 1997 dalam Lubis 2006 yang menyatakan bahwa pelayanan kesehatan di puskesmas dipengaruhi oleh system pelayanan kesehatan yang bersangkutan yang tergambar dalam persepsi masyarakat terhadap tipe organisasi, kelengkapan program kesehatan yang didalamnya tersedia tenaga dan fasilitas pelayanan kesehatan. Dari studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Kota Rantauprapat, bahwa sebagian besar yang memanfaatkan layanan Puskesmas adalah masyarakat kalangan menengah ke bawah dan PNS pengguna ASKES, termasuk ASKESKIN yakni 18.091 jumlah kunjungan dari 28.899 jumlah kunjungan Puskesmas Kota Rantauprapat, 2006. Dari data diatas dapat dilihat bahwa Puskesmas Kota Rantauprapat belum bisa menjaring konsumen dari kalangan menengah ke atas non ASKES karena pelayanan yang diberikan belum bisa memenuhi permintaan yang diharapkan oleh masyarakat kalangan menengah ke atas tersebut. Padahal kondisi objektif yang ada di Kota Rantauprapat bagi masyarakat kalangan menengah ke atas bila merasa ada keluhan sakit, tidak jarang langsung ke Malaysia atau Singapura karena merasa permintaannya akan pelayanan kesehatan terpenuhi di negara tetangga tersebut. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Puskesmas Kota Rantauprapat tentang pengaruh pelayanan tenaga kesehatan, sarana dan prasarana puskesmas, serta tarif, terhadap permintaan Alwi Mujahit Hasibuan: Pengaruh Pelayanan Kesehatan, Sarana Dan Prasarana Puskesmas, Serta Tarif Terhadap Permintaan Masyarakat Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Kota Rantauprapat, 2008. USU e-Repository © 2008 masyarakat non ASKES dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas Kota Rantauprapat. Hal ini perlu dilakukan karena keberadaan Puskesmas Rantauprapat sebagai pusat pelayanan kesehatan dasar di Kota Rantauprapat yang memiliki jumlah penduduk 44.494 jiwa dengan 9.700 Kepala Keluarga dimana 4.025 Kepala Keluarga merupakan keluarga menengah ke atas Puskesmas Kota Rantauprapat, 2006.

1.2 Permasalahan