Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Mc Lanahan Sandefur 1994. 2 Implikasinya, dengan tingginya tingkat deprivasi ekonomi yang dialami anak-anak akan menyebabkan lestarinya kemiskinan ketika mereka dewasa nantinya bdk. Teddy Lesmana, 2008. 3 Kemiskinan anak perlu mendapat perhatian serius. Negara ini tidak mempunyai data yang pasti mengenai populasi anak miskin. Namun jika prosentase penduduk miskin mencapai 39 persen atau sekitar 40 juta dari keseluruhan penduduk artinya jumlah anak-anak miskin akan lebih banyak lagi. Kemiskinan anak terpapar dalam informasi besarnya anak- anak terlantar, anak-anak gelandangan, putus sekolah, gizi buruk, prostitusi anak, anak diperdagangkan dan anak dipekerjakan. Anak-anak yang dipaksa masuk ke dunia kerja, anak jalanan dan mereka yang diperdagangkan adalah potret telanjang anak-anak miskin. Celakanya, negara ini meski mempunyai Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan meratifkasi KHA pada tahun 1990 namun implementasinya cenderung memprihatinkan. Upaya pengentasan kemiskinan belum mampu menyentuh akar permasalahan kemiskinan sehingga anak ikut dibebaskan. Padahal dampak buruk yang diderita anak karena kemiskinan jauh lebih memprihatinkan. 4 Berangkat dari masalah kemiskinan tidak luput pada masalah anak jalanan. Anak jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah dan atau berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat lainnya. 5 Anak jalanan cenderung lepas dari pembinaan keluarga, sekolah dan pemerintah sebagai lembaga yang bertanggung jawab penuh terhadap pertumbuhan dan perkembangan mereka. Tanpa disadari munculnya anak jalanan menimbulkan masalah seperti: 2 Syamsudin.Sriwijaya Post - Senin, 26 Juli 2010 09:39 WIB. h, 1 3 Ibid. h, 1 4 Ibid. h, 1 5 J. Soetomo, Petunjuk Teknis: Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan untuk Pembinaan Kesejahteraan Anak Jalanan di 12 Provinsi, Jakarta: Dep Sos RI, 1999, h. iii 1. Menggangu keamanan dan ketertiban orang lain. 2. Dapat membahayakan keselamatan anak itu sendiri. 3. Memberi peluang untuk terjadinya tindak kekerasan. 4. Memberikan kesan yang kurang menguntungkan pada keberhasilan usaha pembangunan dibidang pada kesejahteraan sosial. 6 Di jalanan mereka berinteraksi dengan nilai dan norma yang jauh berbeda dengan apa yang ada di lingkungan keluarga dan sekolah. Keberadaan yang tidak menentu tersebut pada akhirnya sangat potensial untuk melakukan tindakan kriminal, mengganggu lalu lintas, membuat bising penumpang, mengganggu pemandangan dan keindahan taman. Mereka bekerja apa saja asal menghasilkan uang, seperti pengamen jalanan, tukang koran, ojek payung sampai pada pemulung. Dengan penghasilan jauh dari standar umum minimal, keberadaan mereka telah menimbulkan persoalan lain dalam bentuk tidak adanya tempat tinggal karena biaya kost rumah yang tidak mungkin mereka dapat untuk membayarnya, ini dikarenakan mereka tidak mempunyai skill atau keterampilan serta produktivitas kerja yang tinggi yang dapat diharapkan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup yang layak. Oleh karenanya harus ada keinginan yang kuat untuk mengembangkan sisi positifnya yaitu mereka mempunyai semangat kerja yang tinggi untuk bekerja tetapi produktivitas mereka rendah, maka dengan pembinaan mental, spiritual dan skill atau keterampilan yang pada akhirnya mereka dapat hidup layak walaupun dengan tingkat pendidikan yang rendah tetapi mereka mempunyai motivasi dan produktivitas yang tinggi. Sesuai dengan firman Allah yang dijelasakan dalam Al-Q ur’an bahwa nasib seseorang hakikatnya tergantung pad a orang itu sendiri sesuai dengan do’a dan usahanya. 6 Makmur Sanusi, Anak Jalanan, Permasalahan dan Rencana Penanganannya, Dalam Majalah Penyuluhan Sosial, Jakarta: Edisi Khusus Hari Anak Jalanan, 23 Juli 1997, h. 24 ﻡ ﺳﻓ ﺑ ﱠﻳﻐﻳ ﱠﺗﺣﻡ ﻗﺑ ﱠﻳﻐﻳﻻﷲ ﱠ Artinya: Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. QS. Ar- Ra’d: 11. 7 Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan merabah nasib atau keadaan maka setiap manusia diwajibkan untuk berusaha atau bekerja. Allah SWT telah memrintahkan kepada setiap hamba- Nya untuk selalu berusaha dan berdo’a, karena perubahan nasib seseorang tergantung dengan apa yang mereka usahakan. Motivasi kerja yang tinggi pada akhirnya akan menimbulkan produktivitas kerja yang tinggi adalah kebutuhan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Islam mempertajam, mempersiapkan dan mendorong kemauan manusia ini agar tercapai kebutuhan yang ingin dicapai manusia. ﺓﺪ ﱠﺷ ﻳﻐ ﻡ ﱠﺪ ﺗﺳ ﮫ ﺳ ﻡﻛ ﷲ ﻳﺳﻓ ﻗ ﺗﻡﺗ ﺑﻡ ﱠﺑ ﻳﻓ Artinya: Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. QS. At-Taubah: 105. 8 Dari ayat di atas dapat dijadikan sebagai salah satu dasar dalam motivasi kerja kepada seluruh umat manusia, agar manusia dapat menghasilkan sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkannya karena hanya dengan produktivitas yang tinggi semua keinginan dapat diraih dan menghindari dari sifat bermalas-malasan dan berpangku tangan kepada uluran orang lain. 7 Al- Qur’an dan Terjemah Ayat Pojok Bergaris, Departemen Agama Ri, Th. 1998 h.199 8 Ibid, h. 162 Dalam rangka merealisasikan keinginan di atas perlu adanya lembaga yang menangani dan mempunyai perhatian terhadap masalah tersebut. Dalam hal ini adanya lembaga –lembaga yang dapat menanganinya adalah lembaga swadaya masyarkat atau lebih dikenal dengan nama LSM. Pada umumnya LSM mempunyai konsep dalam hal pemberdayaan anak jalanan. Konsep tersebut secara tidak langsung adalah merupakan konsep pengembangan masyarakat yang pada prinsipnya adalah merupakan suatu gerakan yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup keseluruhan komunitas melalui partisipasi aktif dan jika memungkinkan berdasarkan inisiatif masyarakat. Hal ini meliputi berbagai kegiatan pembangunan ditingkat distrik, baik dilakukan pemerintah atau lembaga-lembaga non pemerintah, pengembangan masyarakat harus dilakukan melalui gerakan-gerakan yang kooperatif dan harus berhubungan dengan pemerintah lokal terdekat. 9 Dalam upaya pemberdayaan masyarakat dalam hal ini anak jalanan yang diarahkan pada produktivitas kerja Didik J Rachbini mengemukakan bahwa “dalam pandangan mengenai sumber daya manusia, konteks yang diberday akan bukan soal kuantitatifnya”. 10 Senada dengan hal tersebut, Honson dan Myers mengemukakan bahwa, pemberdayaan adalah suatu proses peningkatan pengetahuan manusia, keahlian dan keterampilan dan semua orang yang berada dalam lingkungan masyarakat. 11 Berbicara masalah pemberdayaan anak jalanan, Yayasan Annur Muhiyam YAM adalah salah satu dari sekian banyak LSM atau lembaga sosial yang berperan mempunyai konsep atau orientasi program dalam hal pemberdayaan ekonomi anak jalanan, khususnya untuk meningkatkan produktifitas kerja yang mengarah pada peningkatan taraf ekonomi mereka. Hal tersebut dapat meringankan beban hidup mereka sehingga bisa hidup mandiri. 9 Isbandi Rukminto Adi, Pembangunan Masyarakat dan Intervensi Komunitas Pengantar Pada Pemikiran dan Pendidikan Praktis. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2001, Cet ke 1, h. 135 10 Didik J. Rachbini, Pengembangan Ekonomi dan Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Grafindo, 2001, Cet ke 1 h. 131 11 Soekidjo Noto Atmojo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta, 1998 cet ke 2 h. 1 Hal ini sejalan dengan GBHN 1988 yang menjelaskan bahwa pembangunan didaerah perlu didorong peningkatan partisipasi masyarakat, termasuk peranan LSM. 12 Adapun yang menjadi alasan penulis memilih tempat ini untuk diteliti yaitu untuk mengetahui peran Yayasan Annur Muhiyam dalam pemberdayaan ekonomi anak jalanan, baik proses pelaksanaannya maupun hasil dari proses pemberdayaannya tersebut. Maka dari itu masalah yang akan dibahas pada pembahasan skripsi ini berjudul “Peran Yayasan Annur Muhiyam Dalam Pemberdayaan Ekonomi Anak Jalanan Di Jl. Kel. Bukit Duri Kec. Tebet Jakarta Selatan”. 12 Drs. Sudjatmo, Semangat Kerkasama dan Keterbukaan Itu Perlu, LP3S: Prisma no. 4, 1998, h. 57

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dilihat dari pemberdayaan Yayasan Annur Muhiyam sangatlah luas pembahasannya. Oleh karena itu penulis hanya membatasi masalah pada peran Yayasan Annur Muhiyam dalam pemberdayaan ekonomi anak jalanan. Adapun perumusan masalahnya adalah : 1. Bagaimanakah peran Yayasan Annur Muhiyam dalam pemberdayaan ekonomi anak jalanan? 2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat peran Yayasan Annur Muhiyam dalam pemberdayaan ekonomi anak jalanan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pembatasan dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis peran Yayasan Annur Muhiyam dalam pemberdayaan ekonomi anak jalanan? . 2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor apa saja yang mendukung dan penghambat peran Yayasan Annur Muhiyam dalam pemberdayaan ekonomi anak jalanan?

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan diharapkan penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi dan peningkatan wawasan akademis dalam bidang pengembangan masyarakat islam serta kesejahteraan social khususnya yang terkait dengan pemberdayaan anak jalanan. 2. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan masukan bagi LSM ata Yayasan, khususnya Yayasan Annur Muhiyam dalam merancang dan melaksanakan program- program kesejahteran sosial anak dalam upaya peningkatan ekonomi anak jalanan yang sedang berjalan untuk kedepan yang lebih baik. 3. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat diketahui masyarakat umum, baik masyarakat yang ada di sekitar Yayasan Annur Muhiyam ataupun berbagai kalangan praktisi yang tertarik dan peduli terhadap anak jalanan guna memberikan kontribusi baik moril maupun materil guna terlaksananya program kesejahteraan sosial anak jalanan. E. Tinjauan Pustaka Untuk lebih memudahkan penulisan ini, penulis menggunakan teknik penulisan yang didasarkan pada buku ”Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi”, yang diterbitkan oleh CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, cetakan tahun 2007 dan 2009. Selain itu, penulis juga menggunakan buku ”Metodologi Penelitian Kualitatif” oleh Dr. Lexy J. Moleong, M. A, yang diterbitkan oleh PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000. Adapun penulis juga mempelajari skripsi tahun 2009 tentang Pendidikan Non Formal Dalam Upaya Peningkatan Ekonomi Anak Jalanan Oleh yayasan Pesantren Islami BSC Al- Futuwwah Di Daerah Cipete Utara. Mursalih Nim 101054022778. Adapun penulis mempelajari skripsi diatas hanya memahami tentang bagaimana upaya peningkatan perekonomian melalui Pendidikan Non Formal sedangkan skripsi yang dibahas penulis