Indikator Keberdayaan Pemberdayaan Masyarakat

kesempatan untuk memperoleh akses aset-aset produktif dan kepemilikan rumah tangga - Akses terhadap pasar - Penurunan beban dalam pekerjaan domestik, termasuk perawatan anak - Kesadaran mengenal dan akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi - Ketersediaan pelayanan kesejahteraan publik politik dan kebudayaan - Kemampuan menghilangkan hambatan formal yang merintangi akses terhadap proses hukum, politik dan kebudayaan Kekuasaan atas:  Perubahan pada hambatan –hambatan sumber dan kekuasaan pada tingkat rumah tangga, masyarakat dan makro  Kekuasaan atau tindakan individu untuk menghadapi hambatan- hambatan tersebut - Kontrol atas penggunaan pinjaman dan tabungan serta keuntungan yang dihasilkannya - Kontrol atas pendapatan aktivitas produktif keluarga yang lainnya - Kontrol atas aset produktif dan kepemilikan keluarga - Kontrol atas alokasi tenaga kerja keluarga - Tindakan individu menghadapi diskriminasi atas akses terhadap sumber dan pasar - Kontrol atas ukuran konsumsi keluarga dan aspek bernilai lainnya dari pembuatan keputusan keluarga termasuk keputusan keluarga berencana - Aksi individu untuk mempertakank an diri dari kekerasan keluarga dan masyarakat - Aksi individu dalam menghadapi dan mengubah persepsi budaya, kapasitas dan hak wanita pada tingkat keluarga dan masyarakat - Keterlibatan individu dan pengambilan peran dalam proses budaya, hukum dan politik Kekuasaan dengan: Meningkatnya solidaritas atau tindakan bersama dengan orang lain untuk menghadapi - Bertindak sebagai model peranan bagi orang lain terutama dalam pekerjaan publik dan - Penghargaan tinggi terhadap dan peningkatan pengeluaran untuk anggota keluarga - Peningkatan jaringan untuk memperoleh dukungan pada saat krisis - Tindakan bersama untuk hambatan- hambatan sumber dan kekuasaan pada tingkat rumahtangga, masyarakat dan makro modern - Mampu memberi gaji terhadap orang lain - Tindakan bersama menghadapi diskriminasi pada akses terhadap sumber termasuk hak tanah, pasar dan diskriminasi jender pada konteks ekonomi makro. - Tindakan bersama untuk meningkatkan kesejahteraan publik membela orang lain menghadapi perlakuan salah dalam keluarga dan masyarakat - Partisipasi dalam gerakan- gerakan menghadapi subordinasi jender yang bersifat kultural, politis, hukum pada tingkat masyarakat dan makro Adapun penjelasan tabel indikator keberdayaan di atas, terangkum dalam pemaparan berikut. 1. Kebebasan mobilitas: kemampuan individu untuk pergi ke luar rumah atau wilayah tempat tinggalnya, seperti ke pasar, fasilitas medis, bioskop, rumah ibadah, ke rumah tetangga. Tingkat mobilitas ini dianggap tinggi jika individu mampu pergi sendirian. 2. Kemampuan membeli komoditas „kecil’: kemampuan individu untuk membeli barang-barang kebutuhan keluarga sehari-hari beras, minyak tanah, minyak goreng, bumbu; kebutuhan dirinya minyak rambut, sabun mandi, rokok, bedak, sampo. Individu dianggap mampu melakukan kegiatan ini terutama jika ia dapat membuat keputusan sendiri tanpa meminta ijin pasangannya; terlebih jika ia dapat membeli barang-barang tersebut dengan menggunakan uangnya sendiri. 3. Kemampuan membeli komoditas „besar’: kemampuan individu untuk membeli barang-barang sekunder atau tersier, seperti lemari pakaian, TV, radio, koran, majalah, pakaian keluarga. Seperti halnya indikator di atas, poin tinggi diberikan terhadap individu yang dapat membuat keputusan sendiri tanpa meminta ijin pasangannya; terlebih jika ia dapat membeli barang-barang tersebut dengan menggunakan uangnya sendiri. 4. Terlibat dalam pembuatan keputusan-keputuan rumah tangga: mampu membuat keputusan secara sendiri mapun bersama suamiistri mengenai keputusan-keputusan keluarga, misalnya mengenai renovasi rumah, pembelian kambing untuk diternak, memperoleh kredit usaha. 5. Kebebasan relatif dari dominasi keluarga: responden ditanya mengenai apakah dalam satu tahun terakhir ada seseorang suami, istri, anak-anak, mertua yang mengambil uang, tanah, perhiasan dari dia tanpa ijinnya; yang melarang mempunyai anak; atau melarang bekerja di luar rumah. 6. Kesadaran hukum dan politik: mengetahui nama salah seorang pegawai pemerintah desakelurahan; seorang anggota DPRD setempat; nama presiden; mengetahui pentingnya memiliki surat nikah dan hukum-hukum waris. 7. Keterlibatan dalam kampanye dan protes-protes: seseorang dianggap „berdaya’ jika ia pernah terlibat dalam kampanye atau bersama orang lain melakukan protes, misalnya, terhadap suami yang memukul istri; istri yang mengabaikan suami dan keluarganya; gaji yang tidak adil; penyalahgunaan bantuan sosial; atau penyalahgunaan kekuasaan polisi dan pegawai pemerintah. 8. Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga: memiliki rumah, tanah, asset produktif, tabungan. Seseorang dianggap memiliki poin tinggi jika ia memiliki aspek- aspek tersebut secara sendiri atau terpisah dari pasangannya. 21 Keberhasilan pemberdayaan keluarga miskin dapat dilihat dari keberdayaan mereka yang menyangkut kemampuan ekonomi, kemampuan mengakses manfaat kesejahteraan, dan 21 Edi suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h.64-66 kemampuan kultural dan politis jenis. Ketiga aspek tersebut dikaitkan dengan empat dimensi kekuasaan, yaitu: „kekuasaan di dalam’ power within, „kekuasaan untuk’ power to, „kekuasaan atas’ power over, dan „kekuasaan dengan’ power with. 22

4. Tahapan Pemberdayaan

Menurut Isbandi Rukminto Adi, pemberdayaan masyarakat memiliki tujuh tahapan pemberdayaan, yaitu sebagai berikut. a. Tahap Persiapan Pada tahap ini ada dua tahapan yang harus dikerjakan, yaitu : pertama, penyiapan petugas. Yaitu tenaga pemberdayaan masyarakat yang bisa dilakukan oleh community worker, dan kedua, penyiapan lapangan yang pada dasarnya diusahakan dilakukan secara non-direktif. b.Tahap Pengkajian Assessment Pada tahap ini yaitu proses pengkajian dapat dilakukan secara individual melalui tokoh-tokoh masyarakat key person, tetapi juga dapat melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat. Dalam hal ini petugas harus berusaha mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan felt needs dan juga sumber daya yang dimiliki klien. c. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan Pada tahap ini petugas sebagai agen perubah exchange agent secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam konteks ini masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat dilakukan. d.Tahap Pemformulasi Rencana Aksi Pada tahap ini agen perubah membantu masing-masing kelompok untuk merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang akan mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Disamping itu juga petugas membantu untuk memformulasikan gagasan mereka ke dalam bentuk tertulis, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal kepada penyandang dana. e. Tahap Pelaksanaan Implementasi Program atau Kegiatan Dalam upaya pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat peran masyarakat sebagai kader diharapkan dapat menjaga keberlangsungan program yang telah dikembangkan. Kerjasama antara petugas dan masyarakat merupakan hal penting dalam tahap ini karena terkadang sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik melenceng saat dilapangan. f. Tahap Evaluasi Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga tersebut diharapkan dalam jangka waktu pendek bisa terbentuk suatu sistem komunitas untuk pengawasan secara 22 Edi suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h.64-66 internal dan untuk jangka panjang dapat membangun komunitas masyarakat yang lebih mandiri dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. g.Tahap Terminasi Tahap terminasi merupakan tahapan pemutusan hubungan secara formal dengan komunitas sasaran. Dalam tahap ini diharapakan proyek harus segera berhenti. Petugas harus tetap melakukan kontak meskipun tidak secara rutin. Kemudian secara perlahan-lahan mengurangi kontak dengan komunitas sasaran. 23 Adapun bagan dari model tahapan pemberdayaan yang telah dijelaskan di atas adalah sebagai berikut. Bagan 1 Tahapan Pemberdayaan Masyarakat