Pengertian Lembaga Swadaya Masyarakat

kaitannya dalam mengatasi persoalan yang dihadapi, sehingga LSM mempunyai kesadaran penuh dalam membentuk masa depan mereka. Dibandingkan dengan istilah ORNOP yang diterjemahkan oleh pemerintah sebagai organisasi yang anti pemerintah. Definisi Lembaga Swadaya LSM menurut Instruksi Mentri Dalam Negeri No. 8 tahun 1990 tentang Pembinaan Lembaga Swadaya Masyarakat adalah sebagai berikut : Lembaga Masyarakat dalam instruksi ini adalah organisasi lembaga yang dibentuk oleh anggota masyarakat warga Negara Republik Indonesia secara suka rela atas kehendak sendiri dan berniat serta bergerak dibidang kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh lembaga sebagai wujud partisipasi mayarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat yang menitik beratkan pada pengabdian secara swadaya. 30 Dari pengertian diatas dapat diuraian bahwa Lembaga Swadaya Masyarakat ini bersifat secara swadaya, jadi tidak dibayar dan bekerja sesuai dengan keinginannya sendiri tanpa adanya paksaan dari oeranglain. Karena bergerak dibiang sosial, anggota masyarakat tersebut benar-benar menginginkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang membutuhkan. Selain pengertian Lembaga Swadaya Masyarakat yang terdapat dalam Instruksi Mentri Dlam Negeri sebagaimana yang tertera diatas, almarhum Surino Mangun Pranoto seorang tokoh Taman Siswa yang semasa hidupnya beliau banyak berkecimpung dalam organisasi kemasyarakatan menyatakan bahwa : Lembaga Swadaya Masyarakat bukan hanya sebuah organisasi, melainkan lebiih bercermin pada gerakan kemanusiaan yang membina swadaya masyarakat dengan pola dasar membangun sumber daya manusianya. 31 Kalau Surino Mangun Pranoto berpendapat bahwa Lembaga Swadayya Masyarakat bukan hanya sebuah organisasi sosial, melainkan lebih bercermin pada gerakan kemanusiaan, 30 Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 8 tahun 1990. Tentang Pembinaan Lembaga Swadaya Masyarakat. 31 Abdullah Syarwani, LSM, Partisipasi Rakyat dan Usaha Menumbuhkan Keswadayaan, Jakarta : LP3S, 1992, Cet ke 1, h. 69 lain halnya dengan pendapat Soetjipto Wirosarjono tentang defines Lembaga Swadaya Masyarakat. Beliau menyatakan sebagai berikut : Lembaga Swadaya Masyarakat LSM sebagai organisasi kemasyarakatan yang bergerak atas motivasi dan swadaya yang bangkit dari solidaritas sosial. 32 Menurut Arief Budiman seperti yang dikutip David Korten mengidentifikasikan LSM secara umum yaitu : Organisasi non pemerintah dapat didefinisikan dalam pengertian segala macam organisasi yang bukan milik pemerintah dan bertujuan bukan mencari keuntungan. 33 Dari pengertian-pengertian Lembaga Swadaya Masyarakat diatas, maka ditarik kesimpulan bahwa LSM merupakan : 1 Lembaga yang bergerak menangani masalah-masalah sosial yang berkembang di masyarakat dan mendapat perhatian khusus. 2 Lembaga ini bersifat sosial, tidak mencari keuntungan, jadi tanpa ada pemungutan biaya, oleh karena itu diharapkan keterlibatan masyarakat untuk berperan secara aktif turu serta ambil bagian dalam rangka memajukan kehidupannya.

2. Sejarah Lahirnya LSM Indonesia

Di Indonesia pergerakan NGO atau LSM dapat dilihat dari kemunculan Boedi Oetomo yang merupakan organisasi pertama, yang lahir dari tangan-tangan terpelajaran khususnya kaum terpelajar muda dari rantau, memberikan sumbangan yang penting dlam merumuskan cita-cita kemauan bangsa. 34 Perkembangan LSM yang begitu pesat terlihat dalam kurun waktu 1970-an terdapat perhatian yang meningkat dalam usaha pengembangan masyarakat Community 32 Soejipto Wirosarjono, Apa Yang Dapat Dilakukan LSM DIBIDANG Kependudukan, Jakarta, LP3S, 1990, Cet ke 1, h. 139 33 David Korten, Menuju abad 21, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2001, Cet ke 1, h. vvii 34 Zamroni, Pendidikan Untuk Demokrasi Masyarakat, Yogyakarta, Tiara acana Yogya, 1995, Cet ke 1, h. 37 Development olah NGO, sebagai bagian dari kritik terhadap ketidak merataan pembangunan dan mencari strategi alternatif atau kebutuhan pokok yang dapat menguntungkan secara lebih langsung mayoritas kaum miskin. 35 LSM atau NGO Indonesia juga mengalami perkembangan yang pesat sejak era 1970- an, hal ini dapat dijelaskan seiring dengn dijalankannya pembangunan berencana oleh pemerintah orde baru dengan maksud ikut serta melaksanakan pembangunan diluar sektor Negara. Pada era tersebut LSM lebih memilih untuk bekerja menggunakan teori pertumbuhan ekonomi sesuai dengan kebijakan pemerintah orde baru yang pada saat itu menjadikan ekonomi sebagai “panglima” dan tidak satupun LSM ditahun 1970-an tersebut yang benar – benar menolak konsepdasar dan gagasan pembangunan yang diterapkan orde baru, karena anggapan atau persepsi dasar LSM yang lebih berorientasi menjaga keberlangsungan organisasinya dengan berlindung terhadap penguasa orde baru dari pada benar-benar sebagai organisasi sukarela yang berpihak pada masyarakat. Perkembangan LSM yang begitu pesat terlihat pada tahun 1985 yakni jumlah masih sekitar 3.225 organisasi. Tahun 1990 jumlah LSM meningkat menjadi 8.720 organisasi yang tercatat sebagai LSM, itu baru yang tercatat dan terdaftar, smentara LSM yang tidak mau mendaftarkan dirinya juga tidak sedikit. 36 Tumbuh menjamurnya puluhan ribu LSM di era reformasi merupakan fenomena yang menarik untuk dicermati. Pertumbuhan LSM itu disatu sisi dianggap simbol kebangkitan masyarakat didalam memperjuangkan hak-haknya. Masyarakat mulai kritis dan mapu menampilkan wacana tandingan terhadap kebijakan yang disodorkan pemerintah. 37 35 Jhon Clark, NGO dan Pengembangan Masyarakat, Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya, 1995, Cet ke 1, h. 37 36 Info Bisnis, Bisnis Miliaran LSM. Edisi 96 September 2001 37 Hamid Abidin, Kritik dan Otokritik LSM Membongkar Kejujuran dan Keterbukaan LSM Indonesia , Jakarta : Piramedia, 2004, Cet ke 1, h. 3