Masalah Pokok Dalam Perkeonomian Masalah Kekurangan Penanggulangan Masalah Ekonomi

KUPEDES, KURK, BKK, KCK, 4 peningkatan sarana produksi pertanian, khususnya insfrastruktur irigasi, 5 pengembangan beberapa program pengembangan wilayah. 48 Dibalik itu masih ada beberapa persoalan yang masih perlu mendapat perhatian. Pengangguran, anak jalanan, dan rendahnya kualitas hidup belum mengalami perubahan yang berarti. Tanpa mengurangi arti penting upaya penanggulanan kemiskinan telah dan sedang dilakukan adalah penting untuk memikirkan alternatif pendekatan yang mungkin dapat membentu keberhasilan penerapan kebijakan yang telah ada selam ini. Upaya yang perlu dipikirkan pertama –tama adalah berusaha merumuskan kebijakan yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi mereka dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia disekitar mereka. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memperkuat kemampuan masyarakat dan individu self-consciousness dengan meningkatkan kemampuan ekonomi juga diikuti upaya meningkatkan kesadaran politik, sosial dan hukum lewat menimbulkan kesadaran tentang hak-hak mereka. 49 48 Tadjuddin Noer Effendi, Sumber Daya Manusia Peluang Kerja dan Kemiskinan, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, Cet. Ke II, h. 265 49 Ibid, h. 266 Selain itu ada kebijakan relokasi dana yang dapat merangsang pertumbuhan ekonomi regional, merangsang peningkatan pendapatan dan perluas peluang kerja aktivitas kerja. Untuk mencapai sasaran itu perlu ada upaya mendekatkan penduduk miskin pada akses pasar dan pelayanan sarana keuangan. Hal ini dapt dilakukan dengan pendekatan yang lebih menekankan pada peningkatan akses dan kemudahan paa pasar. Artinya, kendala-kendala yang dapatmenghalangi perluasan pasar, seperti sistem monopoli perlu dihapuskan. Promosi pembangunan dipusatkan pada pengembangan ekonomi rakyat.

4. Mengembangan Perekonomian Berbasis Kerakyatan

Salah atu persoalan serius yang dihadapi bangsa ini adalah tingkat kesenjangan ekonomi yang terlampau lebar, serta tingkat kemiskinan yang semakin tinggi. Krisis ekonomi yang berkepanjangan saat ini telah dengan sukses mengantar berbangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa miskin di dunia. Untuk itu, upaya-upaya pengembangan dan pemberdayaan ekonomi rakyat menjadi hal yang mendesak dan tidak bisa ditunda-tunda lagi. Menurut Goenawan Sumadiningrat Membangun Perekonomian Rkayat, 1998, kalau dilihat dari segi penyebabnya, kesenjangan dan kemiskinan dapat dibedakan menjadi kesenjangan dan kemiskinan natural, kesenjangan dan kemiskinan kultural serta kesenjangan kemiskinan struktural. Dengan demikian, upaya pengembangan dan pemberdayaan perekonomian rakyat, perlu diarahkan untuk mendorong terjadinya perubahan struktural. Hal itu bisa dlakukan dengan cara memperkuat kedudukan dan peran ekonomi rakyat dalam konsentrasi perekonomian nasional. Perubahan struktural ini bisa meliputi proses perubahan dari pola ekonomi tradisional ke arah ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke ekonomi tangguh, dari ekonomi subtansial ke ekonomi pasar, dari ketergantungan kepada kemandirian, dari konglongmerat ke rakyat. 50 Berkaitan dengan langkah-langkah di atas maka pilihan kebijakan hendaklah dilaksanakan dalam beberapa langkah strategis berikut : 1 Pemberian peluang atau akses yang lebih besar kepada asset produksi. Di antara asset produksi yang paling mendasar adalah akses kepada sumber dana. 2 Memperkuat posisi transaksi dan kemitraan usaha ekonomi rakyat. 3 Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan dan dalam upaya menciptakan sumber daya menusia yang kuat dan tangguh. 4 Kebajikan ketenagakerjaan yang men dorong munculnya tenaga kerja yang termpil, mengusasi keterampilan dan keahlian hidup. Serta tenaga kerja mandiri dengan bekal keahlian wirausaha. 5 Pemerintah pembangunan antar daerah. Untuk itu pemerintah harus seraca proaktif memberikan sejumlah kemudahan, seperti bantuan kredit lunak pengusaha kecil, mengadakan penyuluhan dan pelatihan. 51 50 Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Syafe’I, Pengembangan Masyarakat Islam dari Ideologi Strategi sampai Tradisi, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001, Cet ke 1 h. 70 51 Ibid, h. 266