d. Struktur organisasi
Stuktur organisasi di lembaga MTs El-Syarief Tangerang Banteng ini yang dipimpin oleh kepala sekolah yang berkordinasi dengan komete, juga terdapat bendahara,
tata usaha, kurikulum, kesiswaan, BP atau BK, humas, yang masing-masing mempunyai peran dan fungsinya yang satu sama lain saling berkordinasi untuk meningkatkan
organisasi lembaga tempat ia bekerja, serta dilanjutkan dengan wali kelas , osis dan siswa.
6
MTs El-Syarief Tangerang Banten dipimpin oleh kepala sekolah yang bernama Drs. Hules, Hy, ia berkordinasi dengan komete yang bernama Drs. Buang Yusuf, S.H,
M.H. Dilanjutkan dengan garis komando dari kepala sekolah ke bendahara yang bernama Rumyati, S.E. Muhtadi. S. Pd.I menjabat sebagai urusan tata usaha yang bertugas
meliputi kepala tata usaha, kepegawaian, administrasi, kesiswaan, perlengkapan, persuratan, rumah Tangga, semua ini diemban oleh satu orang saja sedangkan tugasnya
begitu banyak dikhawatirkan akan meningkatkan stres kerja pada diri karyawan sehingga menyebabkan kinerja karyawan menurun. Garis komando selanjutnya terdapat emat
wakil kepala sekolah yang meliputi kurikulum yang bernama Hasyim, S. Pd. I, kesiswaan yang bernama Muhaedi, BKBP terdapat tiga orang yang bernama
Edi, Mu‟in, dan Rafiudin, ini semua terlalu banyak untuk mengurusi siswa karena satu orang guru BP
hanya mengampu maksimal 150 orang siswa, sedangkan di MTs El-Syarief ini jumlah siswa keseluruhan hanya 153. Sedangkan dalam humas ini sudah dipilih oleh kepala
sekolah dalam satu tim, seluruhnya itu berkaitan satu sama lain. dilanjutkan dengan masing-masing wali kelas yang terdiri dari kelas VII yang bernama Muin S.Pd.I, kelas
VIII yang bernama Rafiudin, Ry, kelas IX yang bernama Facrudin A.MA.Pd, dilanjutkan dengan osis dan siswa
B. Analisis Data
Untuk memudahkan menganalisis data penelitian, maka setiap data yang dikumpulkan melalui angket diolah kedalam distribusi frekuensi prosentase. Setiap item
pertanyaan dibuat sesuai dengan tehnik analisis data sehingga dapat ditarik kesimpulan. Untuk lebih jelasnya dapat diliat pada tabel angket berikut ini.
6
Lihat lampiran struktural
Tabel 1.6
Kemampuan menyusun perencanaan sekolah dengan baik 1
Dari tabel di atas dapat diketahui responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 2 responden 10, yang menjawab setuju 8 responden 40, dan yang
menjawab ragu-ragu 2 responden 10, serta yang menjawab tidak setuju 8 responden 40 dan sangat tidak setuju 0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepala
sekolah mampu dalam menyusun perencanaan sekolah yang ia pimpin dengan baik.Hal itu sangat baik sekali karena menurut Jhon Teriy terdapat empat fungsi manajemen dan
planning atau rencana merupakan kegiatan pertama yang dilakukan oleh organisasi sebelum bertindak untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
Tabel 1.7
Kemampuan mengembangkan organisasi yang dipimpinnya
No Alternatif jawaban
Frekuensi Presentase
1. 2.
3. 4.
5. Sangat setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak setuju Sangat tidak setuju
4 12
2 2
20 60
10 10
Jumlah 20
100
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 4 20, adapun yang menjawab setuju sebanyak 12 60, dan yang
No Alternatif jawaban
Frekuensi Presentase
1. 2.
3. 4.
5. Sangat setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak setuju Sangat tidak setuju
2 8
2 8
10 40
10 40
Jumlah 20
100
menjawab ragu-ragu sebanyak 2 10, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 2 responden 10, sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju 0 0.
Penulis melihat dari hasil jawaban para guru dan staf sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah kurang mampu secara maksimal mengembangkan organisasi
yang ia pimpin. Sehingga proses pengembangan organisasi di sekolah kurang berjalan dengan baik dalam mencapai sekolah yang berkualitas secara manajerial
keorganisasiannya.
Tabel 1.8
Kemampuan memimpinan bawahan dengan baik
No Alternatif jawaban
Frekuensi Presentase
1. 2.
3. 4.
5. Sangat setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak setuju Sangat tidak setuju
6 10
3 1
30 50
15 5
Jumlah 20
100
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 6 30, adapun yang menjawab setuju sebanyak 10 50, dan yang
menjawab ragu-ragu sebanyak 3 15, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 1 responden 5, sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju tidak ada 0 0.
Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah kurang mampu memimpin bawahan dengan baik. Jika kepala sekolah tidak mampu menjalankan peran pemimpin
dalam mengorganisir dan membina bawahannya, maka kualitas kerja bawahan tidak akan berjalan dengan baik sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini karena
Kepala sekolah adalah seorang pemimpin yang seharusnya memimpin bawahan dengan baik agar roda organisasi berjalan dengan baik dan dinamis.
Tabel 1.9
Kemampuaan memimpin sesuai dengan harapan sehingga memberi contoh pada bawahan
No Alternatif jawaban
Frekuensi Presentase
1. 2.
3. 4.
5. Sangat setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak setuju Sangat tidak setuju
1 2
3 11
3 5
10 15
55 15
Jumlah 20
100
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 1 5, adapun yang menjawab setuju sebanyak 2 10, dan yang
menjawab ragu-ragu sebanyak 3 15, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 11 responden 55, sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 15.
Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah kurang dapat memimpin bawahan dengan baik, sehingga kepala sekolah tidak dapat memberikan contoh yang baik pada bawahan.
Kepala sekolah selain sebagai pimpinan di sekolah, kepala sekolah juga sebagai suri tauladan bagi para bawahannya. Pemimpin yang baik akan menjadikan bawahannya
baik pula, hal ini menunjukkan bahwa pemimpin memiliki peran ganda dalam memimpin organisasi. Jika pemimpin sudah tidak bisa lagi menjadi contoh yang baik
bagi bawahannya, maka akan terjadi ketidakharmonisan hubungan anatar pimpinan dengan bawahan, sehingga bawahan tidak dapat mengikuti kebaikan yang dicontohkan
oleh kepala sekolah.
Tabel 2.0
Kemampuan bekerja sama dengan baik kepada bawahan
No Alternatif jawaban
Frekuensi Presentase
1. 2.
3. 4.
Sangat setuju Setuju
Ragu-ragu Tidak setuju
6 10
2 2
30 50
10 10
5. Sangat tidak setuju
Jumlah 20
100
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 6 30, adapun yang menjawab setuju sebanyak 10 50, dan yang
menjawab ragu-ragu sebanyak 2 10, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 2 responden 10, sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju 0 0. Hal ini
menunjukkan bahwa kepala sekolah kurang mampu bekerja sama dengan baik kepada bawahan yang ia pimpin, sehingga menyebabkan ketidak jelasan pada bawahan tentang
tujuan yang akan dicapai bersama. Kerjasama dalam sebuah organisasi merupakan suatu hal yang sangat prinsipil
dalam menjalankan roda organisasi menuju tercapainya tujuan dan visi organisasi. Pimpinan organisasi dan bawahan walaupun secara struktural memiliki fungsi dan
kedudukan yang berbeda, namun secara fungsional semuanya harus saling bekerja sama. Bekerjasama anatar pimpinan dan bawahan akan menciptakan iklim organisasi
yang kondusif dan hubungan yang egaliter antar sesama. Panulis dari jawaban konstituen diatas menyimpilkan terjadi ketidakmampuan kepala sekolah dalam
membangun kerjasama yang baik dengan para guru dan karyawan lainnya.
Tabel 2.1
Kemampuan menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif
No Alternatif jawaban
Frekuensi Presentase
1. 2.
3. 4.
5. Sangat setuju
Setuju Ragu-ragu
Tidak setuju Sangat tidak setuju
3 3
11 3
15 15
55 15
Jumlah 20
100
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju 0 0, adapun yang menjawab setuju sebanyak 3 15, dan yang menjawab
ragu-ragu sebanyak 3 15, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 11