Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah

2. Indikator Persepsi

Persepsi akan menjadi jelas untuk dipahami apabila kita hubungkan dengan hubungan timbal balik antara manusia atau individu dengan linkungannya. Manusia adalah organisme yang senantiasa bersikap sesuai dengan lingkungannya dalam situasi dimana ia berada. Dan kalau situasi ini telah menjadi lingkungan pengamatannya persersi dan dngan demikian berarti sudah tercipta suatu schema situasi tersebut. Sebagai contoh: apabila dalam sebuah pertandingan beberapa penonton tiba-tiba menjeritkan teriakan –teriakan yang gemuruh, maka penonton- penonton lainnya tidak akan mempertalikan teriakan –teriakan itu dengan suatu demonstrasi yang liar, melainkan ia mengenalinya teriakan –teriakan itu berkaitan dengan mislnya suatu gol yang jitu. Dalam persepsi ada yang disebut “organizing tendency” yaitu sifat pengamatan persepsi kita yang cenderung menganut atau menyusun. Sarlito W. Sarwono mengemukakan organisasi dalam persepsi mengikiti beberapa prinsip yaitu: a. Wujud dan Latar Obyek-obyek yang kita amati di sekitar kita selalu muncul sebagai wujud figur dengan hal-hal lainnya sebagai latar ground misalnya: kalau kita melihat sbuah meja dalam kamar, maka meja itu akan tampil sebagai wujud dan benda- benda lainnya di kamar itu akan menjadi latar. b. Pola Pengelompokan Hal-hal tertentu cendrung kita kelompok-kelompokkan dalam persepsi kita, dan bagaimana cara kita mengelompokkan itu akan menentukan bagai mana kita mengamati hal-hal tersebut. 6 Karena adanya organisasi di atas, dan karena manusia belajar dari pengalaman, maka lambat laun tersusunlah pola pengamatan yang mantap dalam diri kita masing-masing. Oleh sebab itu ada beberarapa pola pengamatan yang mantap antara lain sebagai berikut: 6 Sarlito W. Sarwono, Pengantar Umum Psikologi..., h. 39-40 1. Ketetapan Warna Sesuatu yang hitam tetap akan diamati sebagai hitam, baik di bawah sinar terang maupun di tempat yang agak gelap. 2. Ketetapan Bentuk Sebuah pintu, misalnya, tetap kita amati sebagai benda yang berbentuk empat persegi panjang, sekalipun kadang-kadang dari sudut pandang tertentu pintu itu dapat nampak sebagai trapesium atau jajaran-genjang. 3. Ketetapan Ukuran Pohon setinggi dua meter, kalu dilihat dari jauh mungkin akan tampak kecil, tetapi kita tetap mempersepsikan sebagai benda yang tinggi dan besar. 4. Ketetapan Letak Dalam kendaraan yang berjalan, kita akan meihat pohon-pohon dan tiang- tiang listrik bergerak, tetapi dalam persepsi kita, pohon dan tiang listrik itu tetap saja ditempatnya masing-masing tidak bergerak. 7 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan persepsi adalah, suatu pemahaman sekelompok orang yang terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama terhadap suatu yang ada dilingkungannya masyarakat dan dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni; sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan, pengetahuan hasil proses belajar sebelumnya dan aktifitas serta pendalaman terhadap sesuatu atau stimulus yang dihadapi kepadanya masyarakat.

3. Faktor–fakror Yang Mempengaruhi Persepsi

Karena persepsi lebih bersifat psikologis dari pada merupakn proses pengindraan saja maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Menurut Abdul Rahman Shaleh faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi diantaranya: 8 7 Sarlito W. Sarwono, Pengantar Umum Psikologi..., h. 41-42 8 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Persepektif Islam, Jakarta: Kencana, 2008, h.128-129