Peran dan Fungsi Kepala Sekolah

Kepala sekolah juga memiliki tugas pokok melakukan supervisi terhadap pelaksanaan kerja guru dan staf. Tujuannya adalah untuk menjamin agar guru dan staf bekerja dengan baik serta menjaga mutu proses maupun hasil pendidikan di sekolah. Dalam tugas supervisi ini tercakup kegiatan-kegiatan: 1 Merencanakan program supervisi 2 Melaksanakan program supervisi 3 Menindaklanjuti program supervisi. 23 Kepala sekolah sebagai supervisor dapat dilakukan secara efektif antara lain melalui diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran. Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat di lakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran. e Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Leader Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, serta meningkatkan motivasi kerja tenaga kependidikan. Adapun kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian, seperti: pengetahuan terhadap kependidikan misalnya: memahami kondisi tenaga kependidikan, memahami kondisi siswa, menyusun program tenaga kependidikan, menerima masukan, saran dan kritikan dari berbagai pihak untuk meningkatkan kepemimpinannya. Menganalisis visi dan misi sekolah, seperti: melaksanakan program untuk mewujudkan visi dan misi kedalam tindakan. Kemampuan mengambil keputusan, seperti: mengambil keputusan untuk kepentingan internal dan eksternal sekolah. Dan kemampuan 23 Surya Dharma, Penilaian Kinerja...,h.9 berkomunikasi, seperti: berkomunikasi secara lisan dengan tenaga kependidikan di sekolah dan orang tua serta masyarakat lingkungan sekolah. 24 f Kepala Sekolah Sebagai Inovator Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai inovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberi teladan kepada seluruh tenaga kependidikan disekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif. Kepala sekolah sebagai inovator akan tercermin dari cara-cara ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional dan objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptabel dan fleksibel. Dan kepala sekolah sebagai inovator harus mampu mencari, menemukan, dan melaksanakan, berbagai pembaharuan disekolah. 25 g Kepala Sekolah Sebagai Motivator Kepala sekolah sebagai motivator, harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar PSB. 26 Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subyek yang penting bagi manajer, karena menurut definisi manajer harus bekerja dengan dan melalui orang lain. 27 h Kepala Sekolah Sebagai Pencipta Iklim Kerja Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai usaha untuk meningkatkan kompetensinya. Oleh karena itu, dalam upaya 24 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah…, h. 115-116. 25 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah …, h. 118-119 26 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah …, h. 120. 27 T. Hani Handoko, Manajemen...h.251 menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif, kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : 1 para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukannya menarik dan menyenangkan, 2 tujuan kegiatan perlu disusun dengan dengan jelas dan diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui tujuan dia bekerja, para guru juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut, 3 para guru harus selalu diberitahu tentang dari setiap pekerjaannya, 4 pemberian hadiah lebih baik dari hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan, 5 usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru, sehingga memperoleh kepuasan. 28

3. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah

Kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi, seperti berkomunikasi secara lisan dengan tenaga kependidikan di sekolah dan orang tua serta masyarakat lingkungan sekolah. Berkenaan komunikasi kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan aktivitas penyampaian pesan, informasi, dan tugas secara verbal ataupun non verbal melalui media tertentu yang di lakukan oleh seorang pemimpin kepada bawahannya dengan tujuan tertentu. Terkait dengan komunikasi verbal yang merupakan komunikasi yang menggunakan simbol-simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun secara tulisan. Dan komunikasi nonverbal yang melalui pertukaran dan penciptaan pesan dengan tidak menggunakan kata-kata. 29 Kepala Sekolah mempunyai peranan yang sangat berpengaruh di lingkungan sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Tugas kepala sekolah selaku pimpinan adalah membantu para guru mengembangkan kesanggupan mereka secara maksimal dan menciptakan suasana hidup sekolah yang sehat, mendorong guru-guru, pegawai tata usaha, murid-murid dan orang tua untuk 28 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah ,…h. 121-122. 29 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, h. 95130. mempersatukan kehendak pikiran dan tindakan dalam kegiatan kerjasama yang efektif bagi tercapainya tujuan-tujuan sekolah. Kepala sekolah sebagai orang yang pertama yang mengemban tugas dan memiliki kewajiban yang berat, karena merupakan penyelenggara dan penanggung jawab utama. Kepala sekolah harus dapat mengarahkan dan mencurahkan segala kemampuannya untuk kelancaran kegiatan belajar mengajar. Di samping itu, kepala sekolah harus dapat membangkitkan suasana yang menyenangkan, aman dan penuh semangat. Kepala sekolah juga harus mampu mengembangkan guru dan yang lainnya untuk tumbuh dalam kepemimpinannya. Kepala sekolah bukan hanya berfungsi sebagai kepala, tetapi juga sebagai seorang pemimpin. Kemampuan kepemimpinan kepala sekolah merupakan faktor penentu utama pemberdayaan bawahan dan peningkatan mutu. Kepala sekolah adalah orang yang bertanggung jawab apakah guru dan staf sekolah dapat bekerja secara optimal. Kultur sekolah dan kultur pembelajaran juga di bangun oleh gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam berinteraksi dengan komunitasnya Kepala sekolah, guru, dan staf. Besarnya tanggung jawab kepala sekolah di gambarkan oleh Sergiovani, Burlingame, Coombs, dan Thurston 1987 dalam Danim 2003:197, bahwa kepala sekolah untuk jenjang dan jenis sekolah apapun, merupakan orang yang memiliki tanggung jawab utama, yaitu apakah guru dan staf dapat bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Tugas-tugas kepala sekolah bersifat ganda, yang satu sama lain memiliki kaitan erat, baik langsung atau tidak langsung. Tugas-tugas yang di maksud adalah mengkoordinasi, mengarahkan, dan mendukung hal-hal yang berkaitan dengan tugas pokoknya yang sangat kompleks, yaitu: 1. Merumuskan tujuan dan sasaran-sasaran sekolah. 2. Mengevaluasi kinerja guru. 3. Mengevaluasi kinerja staf sekolah. 4. Menata dan menyediakan sumber-sumber organisasi sekolah. 5. Membangun dan menciptakan iklim psikologis yang baik antar komunitas sekolah. 6. Menjalin hubungan dan ketersentuhan kepedulian terhadap masyarakat. 7. Membuat perencanaan bersama staf dan komunitas sekolah. 8. Menyusun penjadwalan kerja. 9. Mengatur masalah-masalah pembukuan. 10. Melakukan negosiasi dengan pihak eksternal. 11. Memecahkan konflik antarsesama guru dan antarpihak pada komunitas sekolah. 12. Merima referal dari guru-guru dan staf sekolah untuk persoalan-persoalan yang tidak dapat mereka selesaikan. 13. Memotivasi guru dan karyawan untuk tampil optimal. 14. Melakukan fungsi supervisi pembelajaran atau pembinaan profesional. 15. Melaksanakan kegiatan lain yang mendukung operasi sekolah. 30

4. Kualifikasi dan Kompetensi Kepala Sekolah

a. Kualifikasi Kepala Sekolah

Sebagai kepala sekolah yang propesional diharapkan mempunyai syarat khusus guna menjalankan roda organisasi yang ia pimpin kepala sekolah adalah ujung tombak pendidikan, baik buruknya lembaga pendidikan yang ia pimpin bergantung pada seberapa banyak sikap kepemimpinan yang ia miliki. Sesuai dengan the personal qualities theory of leadership yang telah dibicarakan oleh para ahli yang sudah mengadakan penyelidikan dalam bidang ini. Ada yang mengemukakan empat, enam, delapan, sepuluh, dua belas, empat belas dan ada juga dua ratus sifat yang harus dimiliki oleh seorang pimpinan. Hasil penyelidikan tead yang dikutip oleh Soekarto Indrafachudi dalam bukunya yang berjudul Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif, diantaranya sebagai berikut: a. Memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang baik 30 Dodo Suwanda, Peranan dan Tugas Kepala Sekolah dan Guru, http:dossuwanda . wordpress.com. 7 April 2009 b. Berpegang teguh pada tujuan yang hendak dicapai c. Bersemangat d. Jujur e. Cakap dalam memberi bimbingan f. Cepat serta bijaksanadalam mengambil keputusan g. Cerdas h. Cakap dalam hal mengajar dan menaruh kepercayaan kepada yang baik dan berusaha mencapainya. 31 Dari uraian di atas, maka seorang pemimpin pendidikan haruslah memiliki sifat-sifat yang telah ada agar lembaga yang ia pimpin berjalan sesuai yang diharapkan bersama. Ada dua kualifikasi kepala sekolah atau madrasa yaitu kualifikasi umum dan kualifikasi khusus yang terdapat didalam lampiran peraturan menteri pendidikan nasional no.13 tahun 2007 tanggal 17 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah atau madrasah antara lain: 1 Kualifikasi Umum Kepala SekolahMadrasah adalah sebagai berikut: a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana S1 atau diploma empat D-IV kependidikan atau nonkependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi; b. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56 tahun; c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 lima tahun menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-kanak Raudhatul Athfal TKRA memiliki pengalaman mengajar sekurang- kurangnya 3 tiga tahun di TKRA; dan d. Memiliki pangkat serendah-rendahnya IIIc bagi pegawai negeri sipil PNS dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang. 31 R.Suekarto Indrafachudi, BagaiMana Memimpin Sekolah Yang Efektif. Bogor: Ghalia Indonesia 2006 , edisi ke-2. h 22 2 Kualifikasi Khusus Kepala SekolahMadrasah meliputi: a. Kepala Taman Kanak-kanakRaudhatul Athfal TKRA adalah sebagai berikut: 1 Berstatus sebagai guru TKRA; 2 Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru TKRA; dan 3 Memiliki sertifikat kepala TKRA yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah. b. Kepala Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah SDMI adalah sebagai berikut: 1 Berstatus sebagai guru SDMI; 2 Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SDMI; dan 3 Memiliki sertifikat kepala SDMI yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah. c. Kepala Sekolah Menengah Pertama Madrasah Tsanawiyah SMPMTs adalah sebagai berikut: 1 Berstatus sebagai guru SMPMTs; 2 Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMPMTs; dan 3 Memiliki sertifikat kepala SMPMTs yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah. 32 Selain kualifikasi umum untuk menjadi kepala sekolah sebagaimana ditetapkan pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Permendiknas, pemerintah juga menetapkan kualifikasi khusus sebagai aturan tambahan untuk menjadi kepala sekolah. Kualifikasi khusus dimaksudkan pemerintah agar kepala sekolah yang menjalankan aktivitas kepemimpinan pendidikan di sekolah merupakan orang yang benar-benar mengerti kondisi satuan pendidikan dimana dia berada. Kualifikasi khusus kepala sekolah dari mulai TKRA, SDMI, hingga SMPMTs, yang tercantum dalam Permendiknas, semuanya mensyaratkan status guru masing-masing satuan pendidikan. Hal ini mengindikasikan bahwa modal 32 Bambang Sudibyo, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia.Jakarta: Menteri pendidikan Nasional 2007, h. 3-4