Analisis Data HASIL PENELITIAN

5. Sangat tidak setuju Jumlah 20 100 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 6 30, adapun yang menjawab setuju sebanyak 10 50, dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 2 10, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 2 responden 10, sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju 0 0. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah kurang mampu bekerja sama dengan baik kepada bawahan yang ia pimpin, sehingga menyebabkan ketidak jelasan pada bawahan tentang tujuan yang akan dicapai bersama. Kerjasama dalam sebuah organisasi merupakan suatu hal yang sangat prinsipil dalam menjalankan roda organisasi menuju tercapainya tujuan dan visi organisasi. Pimpinan organisasi dan bawahan walaupun secara struktural memiliki fungsi dan kedudukan yang berbeda, namun secara fungsional semuanya harus saling bekerja sama. Bekerjasama anatar pimpinan dan bawahan akan menciptakan iklim organisasi yang kondusif dan hubungan yang egaliter antar sesama. Panulis dari jawaban konstituen diatas menyimpilkan terjadi ketidakmampuan kepala sekolah dalam membangun kerjasama yang baik dengan para guru dan karyawan lainnya. Tabel 2.1 Kemampuan menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1. 2. 3. 4. 5. Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju 3 3 11 3 15 15 55 15 Jumlah 20 100 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju 0 0, adapun yang menjawab setuju sebanyak 3 15, dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 3 15, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 11 responden 55, sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 15. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah belum dapat menciptakan budaya dan iklim sekoalah yang kondusif dan inovatif, sehingga menyebabkan suasanan di sekolah menjadi tidak terkendali, terlebih lagi prestasi yang dicapai tidak terlalu banyak ini semua disebabkan karena kurangnya inovatif pada pemimpin. Tabel 2.2 Kemampuan menggerakkan bawahan untuk mencapai tujuan sekolah No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1. 2. 3. 4. 5. Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju 1 2 3 10 4 5 10 15 50 20 Jumlah 20 100 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 1 5, adapun yang menjawab setuju sebanyak 2 10, dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 3 15, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 10 responden 50, sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4 20. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah belum mampu menggerakkan bawahan untuk mencapai tujuan sekolah yang ia pimpin. Seharusnya sebagai kepala sekolah mampu menggerakkan bawahan agar tercapai segala sesuatu yang diharapkan. Tabel 2.3 Ketidak mampuan merekrut guru sesuai dengan kopetensi mengajar No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1. 2. 3. 4. 5. Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju 4 13 1 2 20 65 5 10 Jumlah 20 100 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 4 20, adapun yang menjawab setuju sebanyak 13 65, dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 1 5, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 2 responden 10, sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju tidak ada 0 0. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah merekrut guru yang tidak sesuai dengan kompetensi mengajar. Ini bisa kita lihat dari data guru-guru yang saya dapatkan bahwa kompetensi guru-guru di MTs El-Syarief tidak sesuai dengan pemberian mata pelajaran yang diberikan kepada siswa, hal ini bisa menyebabkan terhambatnya proses belajar mengajar di MTs El-Syarief. Oleh sebab itu sebaiknya setiap guru harus diberikan tanggung jawab sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh guru-guru tersebut. Tabel 2.4 Kemampuan mengelolah guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1. 2. 3. 4. 5. Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju 4 4 4 6 2 15 20 20 30 15 Jumlah 20 100 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 4 20, adapun yang menjawab setuju sebanyak 4 20, dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 4 20, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 6 responden 30, sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2 10. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah mampu mengelola guru dan staf guna mendayagunakan sumber daya manusia secara optimal, hal ini diketahui bahwa ketika adanya pelatihan kepala sekolah mengutus beberapa guru untuk mengikuti suatu pelatihan baik yang diadakan oleh pemerintah maupun lembaga yang mengadakan pelatihan. Tabel 2.5 Kemampuan berkomunikasi dengan baik terhadap para bawahan No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1. 2. 3. 4. 5. Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju 1 3 1 10 5 5 15 5 50 25 Jumlah 20 100 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 1 5, adapun yang menjawab setuju sebanyak 3 15, dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 1 5, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 10 responden 50, sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 5 25. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah belum mampu berkomunikasi dengan baik terhadap para bawahan yang ia pimpin dikarnakan kurang hadirnya beliau kesekolah namun ketika beliau hadir makan beliau segara berkomunikasi kepada bawahan apakah ada masalah yang harus diselesaikan, namun ini semua menghambat pekerja yang harus diselesaikan walaupun ketika kepala sekolah hadir langsung menyelesaikan masalah yang ada. Alangkah baiknya seharusnya sebagai kepala sekolah harus stenbay di sekolah tersebut guna menjalankan kepemimpinan yang ia pimpin. Tabel 2.6 Kemampuan mengatur bawahan dengan baik sesui dengan tujuan yang diharapkan No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1. 2. 3. 4. 5. Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju 1 3 3 9 4 5 15 15 45 20 Jumlah 20 100 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 1 5, adapun yang menjawab setuju sebanyak 3 15, dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 3 15, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 9 responden 45, sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4 20. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah kurang mampu mengatur bawahan dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan bersama, ini menyebabkan kurang berjalannya roda organisasi yang beliau pimpin, sehingga tidak adanya perubahan yang siknifikan untuk memajukan organisasi yang ia pimpin. Sebagai kepala sekolah harus bisa mengatur bawahannya dengan baik karena peran kepala sekolah sangat berpengaruh bagi bawahan atau guru-guru di sekolah yang ia pimpin, bagai mana organisasi yang ia pimpin dianggap baik kala saja kepala sekolah masih belum mampu mengatur bawahan dengan baik. Tabel 2.7 Kemampuan memberikan arahan kepada bawahan terhadap metode pembelajaran No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1. 2. 3. 4. 5. Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju 1 3 13 3 5 15 65 15 Jumlah 20 100 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 1 5, adapun yang menjawab setuju sebanyak 3 15, dan yang menjawab ragu-ragu 0 0, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 13 responden 65, sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 15. Metode pembelajaran yang baik yang digunakan oleh guru sangat menentukan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu kemampuan guru dalam menggunakan metode yang kreatif harus menjadi perhatian bagi kepala sekolah, agar guru selalu mengalami peningkatan dalam mengelola pembelajaran dengan metode yang baik. Dari data kuesioner yang penulis kumpulkan diatas, hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah belum mampu memberikan arahan kepada para bawahannya mengenai metode pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada muridnya, oleh sebab itu guru hanya menjalankan proses belajar mengajar seperti biasa tidak ada metode yang didapatkan oleh guru selain guru tersebut mengikuti pelatihan. Tabel 2.8 Kemampuan memberikan kebebasan kepada bawahan untuk mengembangkan metode pembelajaran No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1. 2. 3. 4. 5. Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju 6 10 3 1 30 50 10 5 Jumlah 20 100 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 6 30, adapun yang menjawab setuju sebanyak 10 50, dan yang menjawab ragu-ragu 0 0, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 3 responden 15, sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 5. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah memberikan keleluasaan kepada guru untuk mengembangkan metode pembelajaran yang akan diberikan oleh murid-muridnya. Banyak guru yang menggunakan metode yang biasa digunakan guru-guru lain, ada baiknya kalau kepala sekolah memberikan kebebasan kepada guru untuk mengembangkan metode yang digunakan, namun kalau guru tersebut hanya memiliki metode yang sama dengan guru lainnya makan tidak ada perbedaan guru yang satu dengan guru yang lainnya, lambat laun siswa akan merasa jenuh dengan metode yang digunakan oleh guru-guru. Oleh sebab itu adakanlah pelatihan untuk pengembangan metode guru-guru agar siswa tidak akan merasa jenuh apa lagi stres. Tabel 2.9 Kemampuan memberikan atau menyediakan fasilitas pembelajaran yang dibutuhkan guru No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1. 2. 3. 4. 5. Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju 1 2 5 10 2 5 10 25 50 10 Jumlah 20 100 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 1 5, adapun yang menjawab setuju sebanyak 2 10, dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 5 25, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 10 responden 50, sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju 2 10. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah kurang menyediakan fasilitas pembelajaran yang dibutuhkan oleh guru. Selama fasilitas yang dibutuhkan oleh guru dan staf dimiliki oleh sekolah kepala sekolah selalu menyediakan untuk keperluan mereka, namun apabila sekolah tidak memiliki fasilitas yang dibutuhkan oleh para guru dan staf kepala sekolah akan menilai apakah fasilitas tersebut penting untuk diadakan maka kepala sekolah akan berusaha, namun apabila tidak terlalu penting maka kepala sekolah akan memprioritaskan fisilitas yang lain yang dianggap sangat penting Tabel 3.0 Peduli dengan kelengkapan sarana kegiatan belajar mengajar No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1. 2. 3. 4. 5. Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju 6 10 2 2 30 50 10 10 Jumlah 20 100 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 6 30, adapun yang menjawab setuju sebanyak 10 50, dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 2 10, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 2 responden 10, sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju tidak ada 0 0. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah kurang peduli dengan kelengkapan sarana kegiatan belajar mengajar di sekolah yang ia pimpin. Merujuk pada undang-undang republik indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 45 ayat 1 tentang sarana dan prasarana pendidikan bahwa sekolah berkewajiban menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, soaial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. Tabel 3.1 Kemampuan memberikan atau menyediakan sumber baca di sekolah No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1. 2. 3. 4. 5. Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju 1 2 3 11 3 5 10 15 55 15 Jumlah 20 100 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 1 5, adapun yang menjawab setuju sebanyak 2 10, dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 3 15, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 11 responden 55, sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju 3 15. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah kurang memberikan atau menyediakan sumber baca di sekolah yang ia pimpin. Ini berarti tidak sesuai dengan PP RI No 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan BAB 7 pasal 42 ayat 1 bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber baca lainnya yang menunjang proses belajar yang teratur dan berkelanjutan. Tabel 3.2 Ketidak pedulian terhadap kelengkapan sarana sekolah No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1. 2. 3. 4. 5. Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju 2 11 3 4 10 55 15 20 Jumlah 20 100 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju 2 10, adapun yang menjawab setuju sebanyak 11 55, dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 3 15, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 4 responden 20, sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju 0 0. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah kurang peduli terhadap kekurang sarana di sekolah ini padahal didalam undang-undang republik indonesia nomor 20 tahun 2003 pasal 45 ayat 1 menekankan bahwa setiapa satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kewajiban peserta didik. Tabel 3.3 Kemampuan kerjasama yang baik antara pihak sekolah dangan masyarakat No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1. 2. 3. 4. 5. Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju 1 8 2 7 2 5 40 10 35 10 Jumlah 20 100 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 1 5, adapun yang menjawab setuju sebanyak 8 40, dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 2 10, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 7 responden 35, sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju tidak ada 2 10. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah mampu bekerja sama dengan baik antara pihak sekolah dengan masyarakat di lingkungan sekolah yang ia pimpin, ini semua sesuai dengan undang-undang republik indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional BAB XV pasal 54 ayat 1 dan 2 bahwa peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan, serta masyarakat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan. Tabel 3.4 Kemampuan mengelolah peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penetapan serta pengembangan kapasitas peserta didik No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1. 2. 3. 4. 5. Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju 1 4 1 10 4 5 20 5 50 20 Jumlah 20 100 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 1 5, adapun yang menjawab setuju sebanyak 4 20, dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 1 5, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 10 responden 50, sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju tidak ada 4 20. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah belum dapat mengelolah peserta didik secara optimal dalam rangka penerimaan peserta didik baru dan penetapan serta pengembangan kapasitas peserta didik. Kepala sekolah ikut andil dalam pengelolaaan dan pengembangan kapasitas peserta didik, namun yang terjadi kepala sekolah hanya sebatasnya saja mengoptimalkan pengembangan kapasistas peserta didik, sekolah masih terpaku pada penilaian intelektualnya saja belum dapat mengembangkan bakat dan skil yang dimiliki peserta didik.seharusnya sekolah harus mengembangkan skil peserta didik hingga ahkirnya peserta didik terbiasa untuk merperan aktif didalam masyarakat sekitar. Tabel 3.5 Kemampuan memperhatikan kualitas lulusan No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1. 2. 3. 4. 5. Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju 1 3 2 8 6 5 15 10 40 30 Jumlah 20 100 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 1 5, adapun yang menjawab setuju sebanyak 3 15, dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 2 10, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 8 responden 40, sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 6 30. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah kurang memperhatikan kualitas lulusan secara optimal. Ini berarti tidak sesuai dengan PP RI No 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan BAB V pasal 26 ayat 2 bahwa standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasa, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut, ini benyebabkan kurang produktifnya lulusan dari sekolah yang ia pimpin. Tabel 3.6 Kurang mampu memberdayagunakan lulusan untuk kemajuan sekolah No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1. 2. 3. Sangat setuju Setuju Ragu-ragu 5 9 3 25 45 15 4. 5. Tidak setuju Sangat tidak setuju 2 1 10 5 Jumlah 20 100 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 5 25, adapun yang menjawab setuju sebanyak 9 45, dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 3 15, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 2 responden 10, sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 5. Selain input dan proses pendidikan, output juga merupakan bagian penting yang harus diperhatikan dengan baik, karena sebuah lembaga pendidikan akan dinilai sukses dan maju ketika lulusannya mampu menjawab kebutuhan pangsa pasar, serta mampu memberikan timbal balik secara konstruktif terhadap pengembangan sekolah secara internal dan eksternal. Dari data diatas menunjukkan bahwa kepala sekolah kurang mampu memberdayagunakan lulusan untuk kemajuan sekolah yang ia pimpin, hanya beberapa lulusan saja yang dapat diberdayakan oleh kepala sekolah itupun masih sangat kurang kalau kita liat dengan siswa yang sudah lulus. Tabel 3.7 Kemampuan mengelolah unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran serta kegiatan peserta didik di sekolah No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1. 2. 3. 4. 5. Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju 1 3 11 5 5 15 55 25 Jumlah 20 100 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 1 5, adapun yang menjawab setuju sebanyak 3 15, dan yang menjawab ragu-ragu 0 0, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 11 responden 55, sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 5 25. Kepala sekolah hanya menunjuk beberapa orang guru untuk menindaklanjuti permasalahan yang terjadi pada siswa yang bermasalah dan berpretasi dalam hal intrakulikuler dan ekstrakulikuler, hinga ahkirnya gurupun beranggapan bahwa kepala sekolah belum dapat mengelolah unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran serta kegiatan perta didik di sekolah. Tabel 3.8 Kemampuan mengelolah sistem informasi di sekolah dalam menyusun program dan pengambilan keputusan No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1. 2. 3. 4. 5. Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju 1 3 3 10 3 5 15 15 50 15 Jumlah 20 100 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 1 5, adapun yang menjawab setuju sebanyak 3 15, dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 3 15, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 10 responden 50, sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 15. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah kurang mampu mengelola sistem informasi di sekolah dalam menyusun program dan pengambilan keputusan. Dijaman teknologi informasi sekarang ini majut semakin pesan namun entah kenapa kepala sekolah belum dapat memaksimalkan pengunaan informasi untuk menyusun program dan pengambilan keputusan, namun kepala sekolah El-Syarief hanya mengunakan tehtologi hanya sebatasnya saja karena masih minimnya tehnologi di sekolah tersebut. Tabel 3.9 Kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1. 2. 3. 4. 5. Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju 5 10 2 3 25 50 10 15 Jumlah 20 100 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 5 25, adapun yang menjawab setuju sebanyak 10 50, dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 2 10, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 3 responden 15, sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju 0 0. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah belum mampu memanfaatkan kemajuaan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran, ini semua menyebabakan terhambatnya proses pembelajaran. Di sekolah tersebut proses pembelajaran sedikit menoton, serta tidak ada perubahan pada peserta didik. Tabel 4.0 Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjut No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase 1. 2. 3. 4. 5. Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju 1 3 2 10 4 5 15 10 50 20 Jumlah 20 100 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 1 10, adapun yang menjawab setuju sebanyak 3 15, dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 2 10, adapun yang menjawab tidak setuju sebanyak 10 responden 50, sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4 20. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah kurang melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dalam prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjut. Ini berarti tidak sesuai dengan undang-undang republik indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional BAB XVI pasal 57 ayat 1 dan 2 tentang evaluasi, akreditasi, dan setifikasi, dan di dalam fungsi manajemenput kepala sekolah berkewajiban untuk mengkontrol atau superpisi dan mengadakan evaluasi terhadap kinerja yang sudah dilaksanakan maupun yang belum dilaksanakan serta memberi laporan kepada pihaak-pihak terkait diantaranya guru-guru serta pihak yayasan tersebut.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Untuk menentukan prosentase, digunakan perhitungan dengan langkah-lakah sebagai berikut 1. Menentukan nilai harapan NH. Nilai ini dapat diketehui dangan mengalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi. 2. Mengetahui nilai skor NS. Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnyayang diperoleh dari hasil penelitian. 3. Mengetahui katagori, yaitu dengan menggunakan rumus : 7 NS X 100 N Berdasarkan skor penelitian yang ada, maka dapat dijadikan analisis deskriptif secara terperinci sesuai dengan indikator, dengan demikian dapat dilihat pada tabel di bawah ini sebagai berikut: 7 Ridwan Munandar, Tingkat Kecintaan Guru Terhadap profesi Keguruan, Studi Kasus di SMK Nusantara, Jakarta: UIN 2009 H.50 Tabel 4.1 Nilai rata-rata skor penelitian berdasarkan aspek-aspeknya Dimensi Indikator Nilai Harapan NH Nilai Skor NS NS x 100 NH Kategori Pesepsi Guru Terhadap Kinerja Kepala MTs El- Syarief Tangerang Banten Manajerial Aspek Perencanaan 1x5 = 5 64:20 = 3,2 3,2 x 100 5 = 64 Baik Dalam perencanaan kepala sekolah menyusun perencanaan sekolah dengan beberapa orang guru, dia tidak melibatkan seluruh guru oleh sebab itu delapan orng guru menganggap kepala sekolah tidah membuiat perencanaan denga baik karena tidak melibatkan seluruh guru MTs El- Syarief, maka persepsi guru terhadap kinerja kepala sekolah berkatagori baik. Seharusnya sebagai kepala sekolah yang baik ia dapat melibatkan seluruh guru untuk mengadakan perencanaan sekolah agar seluruh guru paham apa yang akan diinginkan dan dilaksanakan oleh oleh seluruh komponen masyarakat sekolah. Pengorganisasian 1x5 = 5 42:20 = 2,1 2,1 x 100 5 = 42 Cukup Dari hasil obserfasi dan angket maka peneliti mendapatkan persepsi guru terhadap kinerja kepala sekolah dalam hal pengorganisasian mendapat katagoro cukup, ini sebabkan kepala sekolah kurang mengorganisir seluruh komponen yang ada di lingkungan sekolah. Seharusnya sebagai kepala sekolah ia dapat mengorganisir seluh komonen yang ada mulai dari guru atau staf, dan siswa agar berjalan yang telah direncanakan secara optimal. Kepemimpinan 3x5 = 15 126:20 = 6,3 6,3 x 100 15 = 42 Cukup Kepala sekolah adalah seoreang pemimpin pendidikan yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sumber daya yang ada, namun kenyataannya kepala sekolah di MTs El-Syarief belum dapat menjalankan tugas dan tanggung jawaabnya sebagai pemimpin. Oleh sebab itu persepsi gutu terhadap kinerja kepala sekolah dalam kepemimpinan menadapat katagori cukup, hal ini menyebabkan kurang berjalannya organisasi yang ia pimpin terlebih lagi guru kurang menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik. Budaya dan Iklim 1x5 = 5 46:20 = 2,3 2,3 x 100 5 = 46 Cukup Sebagai kepala sekolah hendaknya memciptakan budaya dan iklim sekolah dengan baik agar sekolah berjalan dengan baik dan kondusif, namun kenyataannya kepala MTs El-Syarief belum dapat menciptakan budaya dan iklim sesuai dangan harapan sekolah tersebut, karena belum dapat menciptakan budaya dan iklim tersebut maka persepsi guru terhadap kinerja kepala MTs El-Syarief mendapak kategori cukup. Pengelolaan Guru dan Staf 7x5 = 35 364:20 = 18,2 18,2 x 100 35 = 52 Cukup Pada dasaranya setiap kepala sekolah harus dapat mengelolah bawahan agar tujuan yang diinginkan bersama dapat berjalan secara optimal. Ternya kepala MTs El-Syarief belum dapat mengelolah bawahannya secara optimal ini bisa menyebabkan organisasi yang dipimpinya mengalami suatu kemunduran bahkan lebih buruk dari itu. Oleh sebab itu sebagai orang yang diberi tanggung jawab harus dapat menjalankan atau menggerakkan bawahan secara maksimal agar tujuan yang diingikan pada organisasi tersebut berjalan dengan baik dan lebih maju lagi. Sarana dan Prasarana 4x5 = 20 186:20 = 9,3 9,3 x 100 20 = 46,5 Cukup Dari hasil angket, dan dokumentasi tentang persepsi kinerja kepala MTs El-Syarief dalam hal sarana dan prasarana mendapat kategori cukup, hal ini disebabkan kepala sekolah belum dapat memenuhi kebutuhan para guru atau staf dan siswa, namun kenayataannya kepala sekolahpun mengakui bahwa ia masih menimbang apakah sarana yang dibutuhkan oleh guru atau staf dan siswa itu benar-benar harus diadakan atau tidak, apa bila harus segera diadakan maka ia akan berusaha secara maksimal untukmengadakan sarana tersebut, namun apa bila tidak terlalu penting maka ia memprioritaskan sarana yang lain. Hubungan Sekolah 1x5 = 5 59:20 = 2,95 2,95 x 100 5 = 59 Cukup Sebagai kepala sekolah ia selalu berhubungan dengan banyak orang baik oleh guru atau staf dan masyarakat, ia sangat aktif berhubungan dengan masyarakat, namun yang terjadi guru menganggap kepala sekolah belum bisa berhubungan dengan baik kepada para bawahan ini semua disebabkan kurang hadirnya kepala sekolah, oleh sebab itu persepsi guru terhadapa kinerja kepala MTs El-Syarief dalam hal hubungan sekolah berkategori cukup. Seharusnya kepala sekolahpun berusaha agar tidak terlalu sibuk diluar sampai meupakan kewajibannya sebagai seorang pemimpin di dalam institusi pendidikan yang ia pimpin. Pengelolaan Peserta Didik 3x5 = 15 138:20 = 6,9 6,9 x 100 15 = 46 Cukup Kepala sekolah ikut andil dalam pengelolaaan dan pengembangan kapasitas peserta didik, namun yang terjadi kepala sekolah hanya sebatasnya saja mengoptimalkan pengembangan kapasistas peserta didik, sekolah masih terpaku pada penilaian intelektualnya saja belum dapat mengembangkan bakat dan skil yang dimiliki peserta didik. Seharusnya sekolah harus mengembangkan skil peserta didik hingga ahkirnya peserta didik terbiasa untuk berperan aktif didalam masyarakat sekitar. Oleh sebab itu persepsi guru terhadap kinerja kepal MTs El-Syarief mendapat kategori cukup. Unit Layanan Khusus 1x5 = 5 44:20 = 2,2 2,2 x 100 5 = 44 Cukup Layanan khusus diberikan kepada, siswa ini diharapkan agar guru mengetahui bakat dan permasalahan yang terjadi pada siswa, oleh sebab itu peran kepala sekolahlah yang dibutuh oleh guru guna mengadakan unit layanan khusus dan menunjuk guru untuk menanganinya. Namun kenyataannya kepala sekolah belum dapat mengadakan unit layanan khusus untuk siswa yang mempunyai bakat dan masalah sarta terlalu banyaknya guru yang diberi tanggung jawab untuk menanganinya padahal siswa yang berada dilingkungan tersebut hanya 153 orang saja, padahal satu orangpun cukup. Oleh sebab itu persepsi guru tehadap kinerja kepala sekolah pada aspek pengelolaan unit layanan khusus berkategori cukup. Sistem Informasi 2x5 = 10 92:20 = 4,6 4,6 x 100 10 = 46 Cukup Dijaman teknologi informasi sekarang ini majut semakin pesan namun entah kenapa kepala sekolah belum dapat memaksimalkan pengunaan informasi untuk menyusun program dan pengambilan keputusan, namun kepala sekolah El-Syarief hanya mengunakan tehtologi hanya sebatasnya saja karena masih minimnya tehnologi di sekolah tersebut. Oleh sebab itu persepsi guru terhadap kinerja kepal MTs El-Syairef dalam hal penggunaan sistem informasi berkategori cukup. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan 1x5 = 5 47:20 = 2,35 2,35 x 100 5 = 47 Cukup undang-undang republik indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional BAB XVI pasal 57 ayat 1 dan 2 tentang evaluasi, akreditasi, dan setifikasi. Di dalam fungsi manajemenput kepala sekolah berkewajiban untuk mengkontol atau superpisi dan mengadakan evaluasi terhadap kinerja yang sudah dilaksanakan maupun yang belum dilaksanakan serta