PATHWAYS, Yang dimaksud dengan Pathways adalah jaringan jalan

Gambar 4.2.1.3 : Istana Maimoon Medan sebagai Landmark Kawasan Kajian

5. PATHWAYS, Yang dimaksud dengan Pathways adalah jaringan jalan

penghubung atau jaringan pergerakan dari dan kelokasi Kawasan Kajian untuk menghubungkan suatu tempat dan tempat lainnya. 6. NODES, Yang dimaksud dengan Nodes dalam hal ini adalah titik temu antara jalur simpang perempatan jalan dan simpang pertigaan jalan. Dalam hal ini yang menjadi Nodes pada kawasan Istana Maimoon adalah Simpang tiga antara Jalan Brigjen Katamso Medan dengan Jalan Mesjid Raya Medan 7. EDGES, Yang dimaksud dengan Edges dalam hal ini adalah batas wilayah yang membedakan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain. Adapun Edges pada Kawasan kajian Istana Maimoon ini adalah Franz D.Lumbantoruan : Pedestrianisasi Kawasan Pusat Kota Medan Studi Kasus: Jalan Brigjen Katamso Depan Istana Maimoon Medan, 2008 USU Repository © 2008 Pertokoan disebelah Utara, sebelah Timur Perkantoran, perdagangan, sebelah Barat berbatasan dengan sungai deli, sebelah selatan berbatasan dengan daerah perdagangan dan pertokoan. 8. DISTRIC, Yang dimaksud dengan Distric dalam hal ini adalah wilayah atau distrik yang berbeda dari wilayah lainnya. Dalam hal ini yang menjadi Distrik dalam kawasan kajian ini adalah Distrik Istana Maimoon itu sendiri, yang tampak berbeda dari wilayah lainnya pada kawasan kajian. Franz D.Lumbantoruan : Pedestrianisasi Kawasan Pusat Kota Medan Studi Kasus: Jalan Brigjen Katamso Depan Istana Maimoon Medan, 2008 USU Repository © 2008 Gambar 4.2.1.4. : Peta C itra Kota Kawasan Kajian

4.2.2. Infrastruktur Kawasan Kajian

Adapun kondisi Infrastruktur yang ada pada kawasan kajian cukup baik, terutama jaringan jalan, jaringan instalalsi listrik, jaringan telepon, saluran airparit, Instalasi Air Bersih dan Gas. Termasuk penataan Penghijauan yang ada pada lokasi kawasan sudah terlihat baik walaupun masih ada kekurangan terutama penataan penghujauan dan taman pada lokasi Istana Maimoon. Dengan lengkapnya infrastruktur pendukung pada kawasan Franz D.Lumbantoruan : Pedestrianisasi Kawasan Pusat Kota Medan Studi Kasus: Jalan Brigjen Katamso Depan Istana Maimoon Medan, 2008 USU Repository © 2008 ini akan diharapkan akan menjadi modal dasar untuk pengembangan kawasan Pedestrianisasi kawasan Maimoon ini.

4.2.3. Aktivitas Kawasan Kajian

Aktivitas yang ada pada kawasan kajian sangat padat, terutama kegiatan perkantoran dan perdagangan dan jasa, pusat perbelanjaan,. Aktivitas yang padat ini terutama terjadi antara pagi waktu pergi bekerja maupun untuk pergi kesekolah, termasuk pada siang dan sore hari. Padatnya kenderaan baik roda dua dan roda empat semakin membuat jalur lalu lintas pada kawasan ini menjadi macet. Dapat dilihat aktivitas kawasan kajian ini seperti gambar foto dibawah. Gambar 4.2.3.1 : Foto Eksisting para wisatawan sedang berada pada Areal Plaza Istana Maimoon Franz D.Lumbantoruan : Pedestrianisasi Kawasan Pusat Kota Medan Studi Kasus: Jalan Brigjen Katamso Depan Istana Maimoon Medan, 2008 USU Repository © 2008 Gambar 4.2.3.2 : Foto Eksisting Tempat Pameran Tanaman Hias yang kurang teratur dan parkir Kenderaan bermotor kurang terintegrasi Gambar 4.2.3.3 : Foto Eksisting Tempat Makan dan Minum Kurang penataan termasuk daerah Parkir Franz D.Lumbantoruan : Pedestrianisasi Kawasan Pusat Kota Medan Studi Kasus: Jalan Brigjen Katamso Depan Istana Maimoon Medan, 2008 USU Repository © 2008 Gambar 4.2.3.4 : Foto Eksisting Jalur Pedestrian Depan Perpustakaan Umum Sumatera Utara Gambar 4.2.3.5 : Foto Eksisting Gedung Perpustakaan Umum Sumatera Utara, dan Suasana Ruang Terbuka Franz D.Lumbantoruan : Pedestrianisasi Kawasan Pusat Kota Medan Studi Kasus: Jalan Brigjen Katamso Depan Istana Maimoon Medan, 2008 USU Repository © 2008 Tetapi pada malam hari aktivitas pada kawasan kajian ini terutama pada jalan Brigjen Katamso depan Istana Maimoon Medan kelihatan sepi, bertolak belakang dengan jalan Mesjid Raya, aktivitas pada kawasan ini selalu ramai dikunjungi terutama karena adanya even harian yaitu berupa tempat sembahyang dan tempat wisata bagi para pengunjung maupun wisatawan. Dimana pengunjung pada hari biasa tidak banyak, akan tetapi pada even mingguan berupa sembahyang Jumatan, Mesjid Raya ini dipenuhi oleh warga yang datang dari luar kota. Sehingga kondisi pedestrian yang ada pada kawasan luar kajian ini tidak berfungsi sama sekali karena berubah fungsi menjadi tempat parkir kenderaan bermotor baik roda dua maupun roda empat termasuk pedagang kaki lima yang memanfaatkan kesempatan even mingguan tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat foto dibawah ini. Gambar 4.2.3.6 : Foto Suasana Sholat Jumat di Mesjid Raya Medan Franz D.Lumbantoruan : Pedestrianisasi Kawasan Pusat Kota Medan Studi Kasus: Jalan Brigjen Katamso Depan Istana Maimoon Medan, 2008 USU Repository © 2008 Gambar 4.2.3.7 : Parkir Kenderaan Bermotor yang mengganggu Jalur Pedestrian Mesjid Raya Medan Gambar 4.2.3.8 : Foto Suasana Setelah Selesai Sholat Jumatan di Mesjid Raya Medan Franz D.Lumbantoruan : Pedestrianisasi Kawasan Pusat Kota Medan Studi Kasus: Jalan Brigjen Katamso Depan Istana Maimoon Medan, 2008 USU Repository © 2008 Gambar 4.2.3.9 : Foto Suasana Selesai Sholat Jumatan pada area Pedestrian Mesjid Raya Medan, parkir Kenderaan yang kurang terintegrasi Gambar 4.2.3.10 : Foto Eksisting Jalur Pedestrian yang berubah Fungsi menjadi Tempat Pedagang Kaki Lima Franz D.Lumbantoruan : Pedestrianisasi Kawasan Pusat Kota Medan Studi Kasus: Jalan Brigjen Katamso Depan Istana Maimoon Medan, 2008 USU Repository © 2008 Gambar 4.2.3.11 : Foto Eksisting Ruang Terbuka dan Air Mancur Di lokasi Mesjid Raya Medan Selain itu even tahunan yang ada pada jalan Mesjid Raya ini adalah acara Ramadhan Fair yang diadakan dilokasi Kolam Sri Deli Medan dirangkaian dengan pameran seni dan budaya, pameran produk dan makanan dan minuman yang dilaksanakan selama satu bulan penuh dalam menyambut bulan paling suci dan penuh berkah bagi umat muslim, sehingga banyak menarik minat para warga kota termasuk wisatawan domestik dan manca negara untuk menikmati acara yang diadakan sambil memilih makanan dan minuman yang sesuai dengan selera kita. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Foto Eksisting Kolam Sri Deli Medan dibawah ini: Franz D.Lumbantoruan : Pedestrianisasi Kawasan Pusat Kota Medan Studi Kasus: Jalan Brigjen Katamso Depan Istana Maimoon Medan, 2008 USU Repository © 2008 Gambar 4.2.3.12 : Foto Eksisting Kolam Sri Deli Sebagai Tempat Even Tahunan Ramadhan Fair Gambar 4.2.3.13 : Foto Eksisting Tempat Jajanan Siang dan Malam Di lokasi Kolam Sri Deli Medan Franz D.Lumbantoruan : Pedestrianisasi Kawasan Pusat Kota Medan Studi Kasus: Jalan Brigjen Katamso Depan Istana Maimoon Medan, 2008 USU Repository © 2008 Gambar 4.2.3.14 : Foto Eksisting Jalur Pedestrian pada Perempatan Jalan Mesjid Raya dan Jalan Mahkamah Franz D.Lumbantoruan : Pedestrianisasi Kawasan Pusat Kota Medan Studi Kasus: Jalan Brigjen Katamso Depan Istana Maimoon Medan, 2008 USU Repository © 2008

4.2.4. Linkaged jaringan jalan penghubung Pada Kawasan Kajian

Adapun jaringan sirkulasi penghubung Linkaged yang ada pada kawasan kajian dan diluar kawasan kajian Istana Maimoon ini terhubung dengan baik terutama untuk mencapai pusat pusat aktivitas kegiatan pada kawasan kajian dan luar kawasan kajian, antara lain meliputi: 1. Ke Perpustakaan Umum Sumatera Utara 50 meter 2. Ke Mesjid Raya, Kolam Sri Deli, Yuki Simpang Raya, dan Hotel Madani berjarak kurang lebih 200 meter dapat ditempuh dengan berjalan kaki dan kenderaan bermotor. 3. Termasuk Aktivitas Pendukung lainnya yang terdapat pada kawasan kajian dan luar kawasan kajian. Franz D.Lumbantoruan : Pedestrianisasi Kawasan Pusat Kota Medan Studi Kasus: Jalan Brigjen Katamso Depan Istana Maimoon Medan, 2008 USU Repository © 2008 Gambar 4.2.4. : Peta Linkaged Penghubung Kawasan Kajian Franz D.Lumbantoruan : Pedestrianisasi Kawasan Pusat Kota Medan Studi Kasus: Jalan Brigjen Katamso Depan Istana Maimoon Medan, 2008 USU Repository © 2008 Franz D.Lumbantoruan : Pedestrianisasi Kawasan Pusat Kota Medan Studi Kasus: Jalan Brigjen Katamso Depan Istana Maimoon Medan, 2008 USU Repository © 2008

4.2.5. Alasan Memilih Lokasi Kajian Kawasan Istana Maimoon Medan

Adapun yang menjadi dasar pertimbangan peneliti memilih Kawasan Istana Maimoon menjadi objek penelitian dalam hal ini tentu dengan beberapa pertimbangan antara lain sebagai berikut: 1. Bahwa Potensi Kawasan Istana Maimoon sebagai satu-satunya Istana Peninggalan Kesultanan Deli di Medan perlu dikembangkan menjadi daerah Tujuan Wisata Budaya dan sejarah maupun rekreasi bagi para warga masyarakat dan wisatawan manca negara. 2. Bahwa Posisi Strategis Kawasan Istana Maimoon yang berada di Pusat Kota Medan perlu diupayakan pengembangannya khususnya masalah Pedestrian atau pejalan kaki agar dapat menjadi segitiga emas dengan daerah jalan Mesjid Raya, seperti pada masa kejayaan Kesultanan Deli. 4.3. Kompilasi Data Kuesioner Setelah semua kuesioner dirangkum dan didata, maka hasil perolehan data untuk setiap kajian fasilitas maupun kesan kawasan pusat Kota Medan adalah sebagai berikut:

1. Transportasi yang Digunakan: