d. 18 menyatakan agar pemadaman dari PLN berkurang
Perlengkapan lampu penerangan Trotoar harus diletakkan pada zona perabotan jalan dan tidak boleh menggangu zona laluan bebas
pedestrian.
5.3.1.2 PepohonanTanaman Pelindung
Dari hasil kuesioner diperoleh bahwa permasalahan utama dari
pepohonan maupun tanaman pelindung adalah:
a. 45 menyatakan tanamanpohon pelindung di kawasan pusat kota
khususnya di trotoar masih kurang. Hal ini mengakibatkan suasana yang sangat panas pada siang hari khususnya di Jalan Brigjen
Katamso Daerah Istana Maimoon Medan. b.
30 menyatakan tanamanpohon pelindung yang ada kurang terpilihara, kurangnya kesadaran masyarakat sekitar untuk turut
memelihara tanaman tersebut. c.
21 menyatakan tanamanpohon yang ada sering mengganggu jalur pejalan kaki atau trotoar
d. 4 abstein.
Franz D.Lumbantoruan : Pedestrianisasi Kawasan Pusat Kota Medan Studi Kasus: Jalan Brigjen Katamso Depan Istana Maimoon Medan, 2008
USU Repository © 2008
Gambar 5.3.1.2 : Perabotan Jalan yang mengganggu jalur pejalan kaki dikawasan Jalan Brigjen
Katamso Medan
Beberapa saran dari rensponden menyangkut masalah pepohonan tanaman yaitu:
a. 50 menyatakan agar pepohonan di kawasan kajian ditambah
b. 25 menyarankan agar ditingkatkan pemeliharaan dan
memperhatikan jenis tanaman yang ditanam, agar lebih bermanfaat dan memiliki nilai estetika
Penanaman pohon pada koridor trotoar harus ditempatkan dizona perabotan jalan furningshing zone.
5.3.1.3 Tempat Sampah, Telepon Umum, KMToilet Umum
Dari hasil kuesioner diperoleh data bahwa permasalahan utama elemen tempat sampah, telepon umum, toilet umum, adalah fasilitas yang
Franz D.Lumbantoruan : Pedestrianisasi Kawasan Pusat Kota Medan Studi Kasus: Jalan Brigjen Katamso Depan Istana Maimoon Medan, 2008
USU Repository © 2008
kurang maupun belum ada. Hal ini dapat dilihat dari kawasan kajian misalnya, tidak di jumpai telepon box di jalur pedestrian. Fasilitas
telepon yang ada hanya berupa wartel. Fasilitas-fasilitas tersebut diperlukan untuk menunjang keberadaan suatu jalur pedestrian yang
bersahabat bagi penjalan kaki. Seluruh elemen ini harus ditempatkan
pada zona perabotan jalan pada trotoar. 5.3.1.4
Tempat MakanMinum
Permasalahan tempat makan dan minum pada kawasan kajian, diperoleh data kuesioner sebagai berikut:
a. 30 menyatakan tempat makan dan minum dikawasan pusat kota
terlalu formal, kurang cocok untuk tempat berkumpul, maupun ngobrol.
b. 27 menyatakan kurang teratur penataan adan penempatannya
c. 20 menyatakan kebersihan kurang
d. 15 menyatakan harga mahal
Berdasarkan hasil data Kuesioner terhadap permasalahan tempat makan dan minum yang ada pada kawasan kajian, maka didapat saran
dari responden a.
35 menyatakan perlu diadakan penataan tempat makan dan minum tersebut agar kelihatan menarik dan teratur.
b. 30 menyatakan kebersihan perlu ditingkatkan
Franz D.Lumbantoruan : Pedestrianisasi Kawasan Pusat Kota Medan Studi Kasus: Jalan Brigjen Katamso Depan Istana Maimoon Medan, 2008
USU Repository © 2008
c. 21 menyatakan agar harga murah meriah, tidak mahal
d. 14 abstein.
Pada saat ini pusat jajanan malam yang ada dikawasan kajian adalah pada lokasi Kolam Sri Deli, termasuk pusat jajanan formal yang ada
seperti Restauran dan restauran Cepat saji lainnya, yang setiap harinya banyak dikunjungi oleh Masyarakat.
Gambar 5.3.1.4 : Foto Eksisting Tempat Jajanan Siang Malam Dilokasi Taman Sri Deli Medan
5.3.1.5
Ruang Terbuka Open Space
Sesuai hasil kuesioner yang didapat bahwa Ruang Terbuka yang sering dikunjungi oleh masyarakat antara lain:
Franz D.Lumbantoruan : Pedestrianisasi Kawasan Pusat Kota Medan Studi Kasus: Jalan Brigjen Katamso Depan Istana Maimoon Medan, 2008
USU Repository © 2008
a. 40 menyatakan Ruang Terbuka yang sering dikunjungi adalah
Istana Maimoon Medan b.
29 menyatakan Ruang Terbuka yang sering dikunjungi adalah Mesjid Raya Medan
c. 21 menyatakan bahwa Ruang Terbuka yang sering dikunjungi
adalah Kolam Sri Deli Medan d.
10 menyatakan bahwa Ruang Terbuka yang sering dikunjungi adalah Perpustakaan Umum Sumatera Utara.
Dari segi aktivitas; Lebih banyak terlihat kegiatan di Lapangan Ruang Terbuka Istana Maimoon terutama karena adanya kegiatan
olah raga, Pameran Tanaman hias, pengunjung Istana Maimoon, maupun bagi para wisatawan terutama pada pagi hari dan siang
hari, sedangkan pada sore dan malam hari sudah mulai berkurang dan sepi.
Dari segi fisik dan fasilitas: Ruang Terbuka Kolam Sri Deli lebih baik penataannya dibandingkan Ruang Terbuka Istana Maimoon,
Ruang Terbuka Mesjid Raya dan Perpustakaan Umum Sumatera Utara, sehingga Ruang Terbuka Istana Maimoon Medan dan
Ruang Terbuka Mesjid Raya dan Perpustakaan Umum Sumatera Utara Medan perlu dibenahi agar dapat menjadi tujuan pedestrian
yang nyaman dan bersahabat bagi pejalan kaki.
Franz D.Lumbantoruan : Pedestrianisasi Kawasan Pusat Kota Medan Studi Kasus: Jalan Brigjen Katamso Depan Istana Maimoon Medan, 2008
USU Repository © 2008
5.3.1.6 Fasilitas Pertokoan