Terbukti nilai persentase dalam indikator ini masuk dalam kriteria tidak puas dan berada dalam persentase terendah yaitu 21,15.
Spontanitas konselor merupakan salah satu syarat yang harus ada dalam kepribadian seorang konselor. Layanan bimbingan dan konseling bukanlah
sesuatu yang kaku yang membuat perubahan sifat dan perilaku. Konselor harus dengan segera merespon pernyataan siswa terutama yang berkaitan dengan pikiran
dan perilakunya. Sebagaimana dijelaskan oleh Latipun 2011: 38 bahwa “konselor tidak dapat membuat rencana A,B,C dan seterusnya, tetapi perlu
kesiapan untuk berinteraksi dan secara spontan merespon apa yang diperolehnya sepanjang hubungan konseling”. Respon juga harus didasari dengan pemikiran
yang matang untuk bertindak, bukan malah sebaliknya. Berdasarkan hasil penelitian bahwa indikator Daya Tanggap memiliki
persentase 21,15 yang termasuk dalam kriteria “Tidak Puas”. Hasil kriteria tidak puas ini berarti harapan siswa akan kesediaan pihak sekolah ataupun pihak
konselor, kecepatan layanan konselor, dan spontanitas pihak sekolah maupun konselor dalam melayani siswa di kelas pasca layanan peminatan yang didapatkan
oleh siswa di kelas masih sangat rendah.
4.1.5 Tingkat Kepuasan Siswa pada Indikator Jaminan Kepastian
Jaminan kepastian assurance yaitu mencakup pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk menimbulan kepercayaan
dan keyakinan sehingga bebas dari bahaya, resiko, ataupun keraguan. Seperti ketika penyedia layanan bersikap ramah dalam melayani pelanggan, mempunyai
pengetahuan yang luas dan keamanan yang dirasakan penerima layanan. Jaminan
kepastian merupakan gabungan dari aspek-aspek; a kompetensi, yaitu ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh para karyawan untuk melakukan
pelayanan b kesopanan, yaitu meliputi keramahan, perhatian, dan sikap para penyedia layanan c kredibilitas, meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
kepercayaan kepada penyedia layanan, seperti reputasi, prestasi, dan sebagainya Tjiptono,2004: 26.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat didefiisikan bahwa puhak konselor seharusnya mampu menumbuhkan rasa kepercayaan, keyakinan, dan bersikap
ramah terhadap siswa dalam proses pemberian layanan di sekolah kepada siswa. Konselor harus memiliki kompetensi dan ketrampilan dalam memberikan
pelayanan, mempunyai sikap ramah, sopan dan perhatian, serta memiliki kredibilitas tinggi seperti reputasi, prestasi dan sebagainya dalam memberikan
layanan kepada siswa di sekolah. Jaminan kepastian meliputi beberapa aspek yaitu merasa senang terhadap
jaminan kepastian yang didapatkan, percaya dengan jaminan kepastian yang diberikan, dan bersikap positif terhadap jaminan kepastian yang diberikan oleh
konselor. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, jaminan kepastian pemberi layanan mampu memberikan kepuasan kepada siswa. Hal ini dibuktikan dengan
hasil penelitian pada indikator jaminan pelayanan atau jaminan kepastian memiliki persentase kepastian sebesar 67,04 yang bisa disimpulkan masuk
dalam kriteria “Puas”. Konselor sekolah mampu memberikan layanan dengan sikap yang ramah, memiliki kompetensi yang tinggi dalam memberikan layanan,
serta memiliki kredibilitas dan prestasi yang baik dalam proses pemberian layanan di sekolah.
Jaminan kepastian dalam layanan bimbingan dan konseling menurut konselor untuk mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan
siswa dalam hal ini adalah layanan yang diterima siswa setelah mendapatkan hasil layanan peminatan di kelas XI. Selain itu konselor juga diharapkan mampu
merahasiakan segala hal yang telah disepakatinya dengan siswa atau dalam dunia bimbingan dan konseling sering disebut sebagai asas kerahasiaan. Dengan asas
kerahasiaan maka akan mendorong keyakinan dan kepercayaan siswa terhadap layanan konselor di sekolah. Konselor juga harus mampu memberikan sikap
positif di mata siswa dengan cara mampu berinteraksi dengan baik terhadap siapapun siswa yang dilayani. Sebagaimana yang dijelaskan Rogers dalam
Latipun 2011: 35 bahwa salah satu kondisi konseling yang fsilitatif adalah unconditional positive regards yaitu penghargaan positif tanpa syarat.
Pengahargaan yang dberikan konselor hanyalah semata-mata memandang siswa dengan segenap kekurangan dan kelebihannya sebagai seorang manusia. Pada
intinya, konselor menerima siswa apa adanya. Jika siswa yang dilayani adalah siswa yang terkenal memiliki sikap yang tidak sesuai dengan peraturan di sekolah
tersebut, timbul persepsi yang bermacam-macam meskipun hanya dalam pikiran. Konselor sebaiknya harus menghindari hal seperti ini. Dengan begitu siswa akan
dapat merasakan manfaat dari layanan bimbingan dan konseling yang diterimanya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di lapangan didapatkan
hasil bahwa indikator jaminan kepastian memiliki persentase 67,04 yang termasuk dalam k
riteria “Puas”.
4.1.6 Tingkat Kepuasan Siswa pada Indikator Empati