4. Orang Tua
Sebagai pihak yang sangat berkepentingan dengan kesuksesan dan kebahagiaan anak, maka orang tua berusaha memperoleh informasi dan
berkonsultasi tentang bakatminat kecenderungan peserta didik serta kemungkinan kecocokan pada aspek-aspek pilihan yang ada pada program pendidikan yang
dijalani peserta didik, baik dari kepala satuan pendidikan maupun dari guru BK atau konselor dan pihak-pihak lain seperti wali kelas dan guru mata pelajaran.
5. Peserta Didik
Sebagai pihak yang paling berkepentingan dengan arah dan hasil layanan peminatan studi, peserta didik:
a. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan instrumentasikegiatan pengumpulan
data tentang diri pribadi peserta didik oleh guru BK atau konselor. b.
Berpartisipasi aktif dalam kegiatan pelayanan peminatan yang menyangkut pilihan jalur peminatan, pilihan mata pelajaran, pilihan pekerjaankarir,
dan pilihan pendidikan lanjutan yang diselenggarakan oleh guru BK atau konselor, guru mata pelajaran dan wali kelas.
c. Berkonsultasi dengan orang tua tentang berbagai aspek pilihan yang perlu
dilakukan pada satuan pendidikan tempat belajar. d.
Menjalani hasil pelayanan peminatan dengan sebaik-baiknya dan setiap kali berkonsultasi dengan guru BK atau konselor.
2.3 Kerangka Berfikir
Kepuasan adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri yang berhubungan dengan aktifitas yang melibatkan aspek-aspek seperti
perasaan senang, keseuaian bakat dengan kebutuhan, dan kemampuan beradaptasi dengan cepat terhadap lingkungannya. Seseorang akan merasa puas apabila aspek-
aspek yang dibutuhkan tersebut dan aspek-aspek dalam dirinya dapat aling menyokong dengan baik, namun sebaliknya jika aspek-aspek tersbut tidak saling
menyokong maka seseorang akan cenderung merasakan ketidakpuasan dalam aktifitasnya.
Seseorang akan merasa puas atau tidak puas juga tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan atau tidak atas suatu situasi. Perasaan equity dan
inequity atas suatu situasi diperoleh seseorang dengan cara membandingkan dirinya dengan orang lain yang sekelas, sekantor, maupun ditempat lain.
Dalam hal ini kepuasan siswa dalam peminata merupakan penilaian siswa tentang perasaan baik atau cukup baik pada apa yang secara nyata diterima
disekolah dengan apa yang diharapkan, diinginkan, dan dipikirkannya tentang kualitas dan mutu pelayanan proses belajar mengajar yang diterimanya.
Tingkat kepuasan siswa dalam peminatan di sekolah adalah salah satu aspek yang mencerminkan perasaan siswa terhadap pelaksanaan peminatan yang
berhubungan dengan penyesuaian diri siswa di sekolah. Siswa akan merasa puas apabia ada kesesuaian antara harapan dan kenyataan yang diterimanya dalam
peminatan. Sebaliknya, siswa akan merasa tidak puas apabila terdapat ketidakcocokan antara harapan dan kenyataan yang diterimanya dalam peminatan
di sekolah. Kepuasan siswa dalam peminatan peserta didik adalah salah satu sikap yang diperlihatkan oleh siswa atas apa yang telah diterima dalam pemintan di
sekolah.
Kepuasan siswa dalam menyesuaikan diri saat peminatan merupakan salah satu aspek yang mencerminkan perasaan siswa terhadap arah peminatan yang
dilakukan oleh sekolah. Siswa akan merasa puas apabila terdapat kesesuaian antara kemampuan, ketrampilan, dan harapannya dengan peminatan yang ada di
sekolah. Kepuasan siswa adalah penilaian siswa tentang perasaan baik atau cukup baik terhadap apa yang secara nyata diterima di sekolah dengan apa yang
diharapkan, diinginkan, dan dipikirkan tentang kualitas dan pelayanan proses belajar mengajar yang diterimanya.
43
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Pada penelitian ini, peneliti bermaksud ingin mengetahui bagaimana
hubungan antara tingkat kepuasan dalam peminatan program studi pada siswa di kelas XI IPA SMA Negeri 5 Semarang tahun ajaran 20152016. Jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Azwar 2007: 7 “Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan
secara sistemik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu”. Sedangkan Sinangrimbun 2011: 4-5 “menjelaskan
bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu, peneliti mengembangkan konsep dan menghimpun fakta
tetapi tidak melakuk an pengujian hipotesa”.
Dalam proses analisis data, penelitian ini menggunakan data-data numerik atau angka yang diolah dengan metode statistik, setelah diperoleh hasilnya
kemudian dideskripsikan dengan menguraikan kesimpulan yang didasari oleh angka dengan metode statistik tersebut. Penelitian korelasional bertujuan untuk
menentukan ada tidaknya hubungan variabel yang satu dengan yang lain, dan apabila ada seberaoa erat hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu
Arikunto, 2006: 270.