Pembuatan Mikropartikel Uji Penentuan Faktor Perolehan Kembali

26 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Formulasi Mikropartikel

Pada penelitian ini diformulasi mikropartikel menggunakan metode semprot kering spray drying dengan menggunakan polimer poli vinil pirolidon K30 dan model obat gentamisin sulfat. Mikropartikel yang didapatkan diharapkan dapat memberikan pelepasan diperpanjang. Pada proses pembuatan mikropartikel dibuat dalam 3 formula dengan perbandingan obat dengan polimer 1:10, 1:15, 1:20. Konsentrasi polimer diambil berdasarkan rentang penggunaan PVP sebagai pembawa zat obat di mana dalam rentang 10-25 Rowe, 2006. Alasan pemilihan pelarut aquadest didasarkan pada sifat air yang netral, tidak toksik, kelarutan polimer yang digunakan serta kemampuan alat semprot kering spray drying yang tidak memungkinkan menggunakan pelarut organik Kasih, 2014. Obat dan polimer yang digunakan memiliki kelarutan yang baik dalam akuades dan juga stabil dalam pemanasan Rowe, 2006 dan Rosidah, 2010. Viskositas larutan akan semakin meningkat seiring dengan penambahan konsentrasi polimer. Hasil viskositas dari tiap formula menunjukkan nilai yang berbeda-beda yaitu berkisar antara 13-36 cps seperti yang terlihat pada Tabel 4.1. Hal ini sesuai dengan uji pendahuluan yang dilakukan Kasih, 2014, bahwa dengan viskositas di bawah 100 cps dapat mengalirkan larutan di dalam selang alat semprot kering spray drying. Tabel 4.1 Viskostas Formula Mikropartikel Gentamisin Sulfat Formula Viskositas cps FI 13 FII 25 FIII 36 27 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kondisi yang dipilih untuk pembuatan mikropartikel gentamisin sulfat menggunakan polimer PVP K30 yaitu suhu inlet 155-160°C, suhu outlet 95-97°C, blower 0,35-0,45, dan atomizing 3x10 Kpa. Jika suhu inlet yang dipilih lebih rendah maka proses pengeringan kurang sempurna hingga tertinggal pada kamar pengering dan mikropartikel yang dihasilkan lembab kemudian membentuk agregat. Jika suhu terlalu tinggi dikhawatirkan mikropartikel yang dihasilkan tidak stabil Rosidah, 2010. Mikropartikel yang dihasilkan berupa serbuk halus berwarna putih dan bersifat higroskopis.

4.2 Hasil Perolehan Kembali

Tabel 4.2 Hasil Uji Perolehan Kembali Formula Perolehan Kembali FI 47,913 FII 41,815 FIII 40,390 Setelah mikropartikel gentamisin sulfat terbentuk, selanjutnya dihitung nilai perolehan kembali PK. Nilai PK merupakan faktor yang penting untuk mengetahui metode yang digunakan sudah baik atau tidak Rosidah, 2010. Nilai PK dari formulasi mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya perbandingan polimer PVP yang digunakan, dimana nilai PK pada FIII lebih kecil dari FII dan FI, dan FII lebih kecil dari FI. Hasil persentase nilai PK yang turun seiring meningkatnya konsentrasi polimer PVP dapat disebabkan oleh peningkatan viskositas larutan. Peningkatan viskositas dapat mengakibatkan aliran yang tidak lancar sehingga suhu outlet semakin terus naik hingga batas wajar alat yaitu 100°C. Aliran yang tidak lancar dapat disiasati dengan meningkatkan tekanan pompa sehingga laju alir meningkat. Laju alir tidak boleh terlalu tinggi untuk larutan dengan viskositas rendah karena akan mengakibatkan pengeringan tidak berjalan sempurna sehinga mikropartikel yang