Metode Ekstraksi dengan Fluida Superkritis

12 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pelarut organik. 2. Obat akan berdifusi kedalam fase kontinyu selama emulsifikasi, menghasilkan kehilangan obat yang besar. Menurut Muhaimin 20130, empat alternatif metode telah dirancang dan dapat membuat mungkin untuk enkapsulasi obat hidrofilik, yaitu : 1. Emulsi ganda WOW : larutan air dari obat hidrofilik diemulsifikasi dengan fase organik emulsi WO, emulsi ini kemudian didispersikan kedalam larutan air kedua untuk membentu emulsi kedua emulsi ganda WOW 2. Metode kosolven OW : ketika obat tidak larut dalam pelarut organik utama, pelarut kedua yang disebut kosolven dibutuhkan untuk melarutkan obat. 3. Metode dispersi OW : obat didispersikan untuk membentuk bubuk padatan pada larutan polimer dan pelarut organik. 4. Metode penguapan pelarut non air OO : fase air diganti dengan minyak seperti minyak mineral Proses emulsi ganda biasanya digunakan untuk obat yang tidak larut dalam pelarut organik. Sebuah proses emulsi padatan dalam minyak dalam air SOW dapat digunakan untuk enkapsulasi obat yang diinginkan dalam ukuran kecil. Ukuran dari kristal obat harus lebih kecil dibandingkan ukuran diameter mikropartikel yang diinginkan untuk menghindari ledakan besar dikaitkan dengan disolusi kristal besar. Kristal yang lebih kecil akan terdistribusi homogen dalam droplet organik membentuk emulsi. Muhaimin, 2013. Masalah dalam enkapsulasi obat hidrofilik adalah kehilangan obat kedalam fase air eksternal selama pembentukan mikropartikel. Bersamaan dengan kehilangan obat dalam fase air eksternal, obat yang tersisa berpindah menuju permukaan droplet sebelum mengeras. Untuk meminimalisir masalah ini, droplet organik harus dikeraskan menjadi mikropartikel secepat dan semaksimal mungkin. Hal ini diperoleh menggunakan larutan organik kental dari polimer dan obat dan volume terbesar kedua dari air dapat menarik larutan organik kedalam fase air dengan segera, kemudian meninggalkan mikropartikel dengan obat enkapsulasi. Fase dispersi kental 13 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta meminimalisir volume pelarut organik, memberikan penghilangan yang cepat pada droplet dan jugqa membuat lebih sulit untuk partikel obat padatan kristal untuk berpindah menuju permukaan, menghasilkan distribusi yang lebih homogen dari obat dengan partikel Muhaimin, 2013. Alternatif lain untuk enkapsulasi obat hidrofilik adalah dengan proses emulsi air dalam minyak dalam air WOW. Sebuah larutan air dari obat ditambahkan kedalam fase organik yang mengandung polimer dan pelarut organik dengan pengadukan konstan untuk membentuk emulsi pertama WO. Emulsi ini kemudian didispersikan dalam fase air lainnya yang mengandung surfaktan untuk membentuk emulsi WOW. Masalah dalam tipe emulsi ini terjadi ketika emulsi pertama tidak cukup stabil, sehingga menghasilkan kehilangan droplet air yang mengandung obat kedalam fase air kedua Muhaimin, 2013. Pemilihan surfaktan yang dapat digunakan untuk menstabilkan emulsi pertama terbatas pada bahan yang dapat melarut dalam pelarut organik. Biasanya, ester asam lemak dari polioksietilen atau sorbitan biasa digunakan karena kelarutan tinggi dalam pelarut organik, dan biokompatibilitas yang baik Muhaimin, 2013.

2.3 Evaluasi Mikropartikel

2.3.1 Perolehan Kembali

Faktor perolehan kembali ditentukan dengan membandingkan total mikropartikel yang diperoleh terhadap total obat dengan polimer yang digunakan pada mikropartikel. Untuk menentukan faktor perolehan kembali digunakan rumus Kumar et al., 2011: Keterangan : PK = faktor perolehan kembali , Wm = bobot mikropartikel yang diperoleh g, Wt = bobot bahan pembentuk mikropartikel g