32
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.5 Hasil Kurva Kalibrasi Gentamisin Sulfat
4.5.1 Penentuan Panjang Gelombang Gentamisin Sulfat
Penentuan panjang gelombang maksimum gentamisin sulfat dibuat dalam larutan dengan konsentrasi 40 ppm pada medium akuades dan dapar
fosfat pH 7,4 dengan metode spektrofotometri Uv-Vis. Berdasarkan literatur, gentamisin sulfat memiliki panjang gelombang 320-350 nm
Prior, Gander, Lecaroz, Irache, dan Gamazo, 2004. Dalam penelitian lain, panjang gelombang gentamisin sulfat yaitu 332 nm Phromsopha dan
Baimark, 2010; Aquino et al., 2013 Gentamisin sulfat tidak dapat menyerap ultraviolet ataupun sinar tampak, oleh karena itu digunakan
metode tidak langsung untuk analisa spektrofotometri terhadap obat ini. O- phthaldialdehyde digunakan sebagai agen derivatisasi. Reagen ini bereaksi
dengan gugus amina gentamisin untuk mengikat gugus kromofor. Isopropanol ditambahkan untuk menghindari presipitasi dari produk yang
terbentuk Phromsopha dan Baimark, 2010. Berdasarkan hasil analisa spektrofotometri, panjang gelombang
maksimum gentamisin sulfat dalam medium akuades dan dapar posfat pH 7,4 menunjukan hasil yang sama yaitu terletak pada 332 nm.
4.5.2 Kurva Kalibrasi Gentamisin Sulfat Standar
Kurva kalibrasi gentamisin sulfat dibuat dalam medium akuades. Kurva kalibrasi dalam medium akuades akan digunakan untuk pengukuran
kadar dan pelepasan obat in vitro disolusi. Panjang gelombang maksimum dalam medium akuades dan dapar pH 7,4 sama, dan serapan
pada 10 ppm dalam dua medium tersebut menunjukan hasil yang sama, maka dapat diwakilkan oleh satu kurva kalibrasi. Data persamaan regresi
linier yang diperoleh yaitu y= 0,0089x + 0,0049 dengan nilai r sebesar 0,999. Hasil kurva kalibrasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2,
3, dan 4.
33
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.6 Hasil Kadar Obat dalam Mikropartikel
Tabel 4.8 Kadar Obat dalam Mikropartikel Gentamisin Sulfat
Formula Kadar Obat Teori
Kadar Obat FI
10,000 8,629
FII 6,667
5,511 FIII
5,000 2,899
Tujuan dilakukannya pengukuran kadar obat yaitu untuk mengetahui jumlah obat yang terkandung dalam mikropartikel gentamisin sulfat yang
dihasilkan. Gentamisin sulfat dan polimer dapat dipisahkan dengan metanol. Sifat polimer PVP yang larut dalam metanol dan gentamisin
sulfat yang tidak larut oleh metanol sehingga gentamisin akan mengendap ketika di sentrifugasi. Pemilihan akuades didasarkan karena gentamisin
sulfat mudah larut dalam akuades, sehingga akuades dapat melarutkan seluruh gentamisin yang terdapat dalam mikropartikel.
Hasil evaluasi ini menunjukkan bahwa semakin tinggi perbandingan polimer yang digunakan maka semakin kecil kadar zat aktif didalamnya,
hasil tersebut dapat terlihat pada tabel 4.8. Hal ini disebabkan karena perbandingan zat aktif dan polimer yang cukup jauh yaitu 1:10-1:20, dan
kadar obat tidak terperoleh semua karena kemungkinan tertinggal dalam alat.
4.7 Hasil Disolusi
Uji disolusi merupakan proses di mana suatu zat padat akan masuk ke dalam pelarut menghasilkan suatu larutan. Laju pelarutan obat dalam
carian saluran cerna merupakan satu tahapan penentu rate limiting step absorpsi sistemik obat Sutriyo,2005 dalam Kasih, 2014. Hasil disolusi
dan profil disolusi dapat terlihat pada tabel 4.9 dan gambar 4.2. Untuk dapat membandingkan persen terdisolusi dari tiap formula dibutuhkan
jumlah kandungan zat aktif yang sama dalam formula yang akan dilakukan disolusi. Faktor pembagi yang berbeda menyebabkan hitungan yang