33
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.6 Hasil Kadar Obat dalam Mikropartikel
Tabel 4.8 Kadar Obat dalam Mikropartikel Gentamisin Sulfat
Formula Kadar Obat Teori
Kadar Obat FI
10,000 8,629
FII 6,667
5,511 FIII
5,000 2,899
Tujuan dilakukannya pengukuran kadar obat yaitu untuk mengetahui jumlah obat yang terkandung dalam mikropartikel gentamisin sulfat yang
dihasilkan. Gentamisin sulfat dan polimer dapat dipisahkan dengan metanol. Sifat polimer PVP yang larut dalam metanol dan gentamisin
sulfat yang tidak larut oleh metanol sehingga gentamisin akan mengendap ketika di sentrifugasi. Pemilihan akuades didasarkan karena gentamisin
sulfat mudah larut dalam akuades, sehingga akuades dapat melarutkan seluruh gentamisin yang terdapat dalam mikropartikel.
Hasil evaluasi ini menunjukkan bahwa semakin tinggi perbandingan polimer yang digunakan maka semakin kecil kadar zat aktif didalamnya,
hasil tersebut dapat terlihat pada tabel 4.8. Hal ini disebabkan karena perbandingan zat aktif dan polimer yang cukup jauh yaitu 1:10-1:20, dan
kadar obat tidak terperoleh semua karena kemungkinan tertinggal dalam alat.
4.7 Hasil Disolusi
Uji disolusi merupakan proses di mana suatu zat padat akan masuk ke dalam pelarut menghasilkan suatu larutan. Laju pelarutan obat dalam
carian saluran cerna merupakan satu tahapan penentu rate limiting step absorpsi sistemik obat Sutriyo,2005 dalam Kasih, 2014. Hasil disolusi
dan profil disolusi dapat terlihat pada tabel 4.9 dan gambar 4.2. Untuk dapat membandingkan persen terdisolusi dari tiap formula dibutuhkan
jumlah kandungan zat aktif yang sama dalam formula yang akan dilakukan disolusi. Faktor pembagi yang berbeda menyebabkan hitungan yang
34
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
berbeda dalam menghitung persen terdisolusi, oleh karena itu hanya akan dibandingkan terhadap bobot terdisolusi.
Pada profil bobot terdisolusi dari ketiga formula menunjukan pelepasan obat di awal yang tertinggi hingga terrendah yaitu pada FI
diikuti FII dan FIII. Hal ini disebabkan karena jumlah obat yang berbeda tiap formula sehingga pola pelepasan juga berbeda. Pada FI mengandung
jumlah obat 12,944 mg, FII 8,267 mg, sementara FIII 4,348 mg. Pada FI dan FII bobot terdisolusi naik hingga menit ke 45, namun pada FI
kenaikan lebih konstan. Sementara untuk FIII mengalami peningkatan hingga menit ke 45 yang melebihi jumlah obat yang diperkirakan. Hal ini
dapat disebabkan karena reaksi derivatisasi yang tidak stabil. Berdasarkan optimasi, kadar terdisolusi semakin menurun setelah
menit ke 45. Hasil tersebut dapat disebabkan karena jumlah obat yang terlepas telah mencapai kadar maksimal. Dalam penelitian Manna et al
2006, ketoprofen yang memiliki kelarutan buruk diimpregnasi kedalam PVP K-30 dapat melepas sempurna dalam waktu 40-120 menit. Dispersi
padat loratadin dalam PVP K-30 juga melepas sempurna dalam waktu 3 jam Frizon, Eloy, Donaduzzi, Mitsui dan Marchetti, 2013. Hal ini dapat
menjadi acuan bahwa PVP dapat melepaskan obat dalam waktu yang singkat dan pelepasan yang lebih cepat didukung oleh sifat gentamisin
sulfat yang sangat hidrofil. Dalam penelitian lain, formula yang ditambahkan dengan PVP memberikan pelepasan yang lebih lama
dibandingkan formula lain yang tidak mengadung PVP. Oleh karena itu, PVP dapat meningkatkan pelepasan obat jika digunakan sebagai tambahan
kedalam formula yang telah mengandung polimer lainnya Rasyid, et al., 2009 dan Saeio, Pongpaibul, Viernstein, dan Okonogi, 2007.
35
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.9 Bobot Terdisolusi Mikroparitikel Gentamisin Sulfat
Menit Bobot terdisolusi mg
FI FII
FIII
5 1,459
1,184 0,889
15 2,927
2,138 1,958
30 4,433
2,539 2,223
45 8,129
5,235 5,309
Gambar 4.2 Profil Disolusi Mikropartikel
1 2
3 4
5 6
7 8
9
5 15
30 45
Bob ot
T e
r d
iso lu
si
Menit ke-
FI FII
FIII
36
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pada FI nilai PK 47,913, kadar air 13,12, diameter rata-rata 5,917 µm,
kadar obat 8,629, dan hasil bobot terdisolusi selama 45 menit yaitu 8,129 mg, sementara pada FII nilai PK 41,815, kadar air 13,17,
diameter rata-rata 6,257 µm, kadar obat 5,511, dan hasil bobot terdisolusi selama 45 menit yaitu 5,843 mg dan pada FIII nilai PK
40,390, kadar air 11,03, diameter rata-rata 7,847 µm, kadar obat
2,899, dan hasil presentase terdisolusi selama 45 menit yaitu 5,309 mg.
2. Seiring dengan kenaikan konsentrasi polimer dari 10 hingga 20 persen
maka viskositas larutan akan semakin meningkat, sementara PK, kadar obat dan bobot terdisolusi akan semakin menurun.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan pengecekan efisiensi penjerapan untuk memastikan kadar
obat yang terjerap dalam mikropartikel.
2. Dilakukan kombinasi terhadap polimer poli vinil pirolidon dengan polimer
lain untuk memberikan pelepasan yang diperpanjang.
3. Mengganti polimer poli vinil pirolidon dengan polimer lain yang dapat
melepaskan obat lebih lambat.
4. Perlu dikembangkan metode analisa untuk gentamisin sulfat agar lebih
stabil. 5.
Perlu dilakukan penyetaraan kandungan zat aktif terhadap formula yang akan dilakukan disolusi.
6. Pembuatan mikropartikel dengan metode lain, misalnya gelasi ionik,
semprot kering, koaservasi, atau ekstraksi cairan superkritis.