14
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.3.2 Pemeriksaan Bentuk dan Morfologi Mikropartikel
Pemeriksaan bentuk dan morfologi permukaan mikropartikel dengan Scanning Electron Microscopy SEM untuk mengetahui karakteristik
permukaan dan adanya pori-pori pada permukaan mikropartikel. Mikropartikel disalut dengan logam emas menggunakan coater di bawah
vakum dan sampel diuji dengan SEM Sutriyo, 2004.
2.3.3 Evaluasi Distribusi Ukuran Partikel
Karakterisasi ukuran partikel merupakan hal yang penting untuk diketahui apakah ukuran partikel mikropartikel tersebut berada dalam
rentang yang optimal. Menurut Kasih 2014, ada beberapa metode yang digunakan misalnya :
2.3.3.1 Mikroskopi
Menggunakan alat mikroskopi optik untuk pengukuran ukuran partikel yang berkisar 0,2 µm sampai kira-kira 100 µm.
2.3.3.2 Pengayakan
Pada metode ini menggunakan suatu seri ayakan standar yang dikalibrasi oleh The National Standars. Ayakan umumnya digunakan untuk
memilih partikel-partikel yang lebih besar, tetapi jika digunakan sangat hati- hati, ayakan-ayakan tersebut dapat digunakan untuk mengayak bahan
sampai 44 µm. Untuk menguji kehalusan serbuk suatu sampel tertentu ditaruh suatu ayakan yang cocok dan digoyangkan selama waktu tertentu
dan bahan yang melalui suatu ayakan ditahan oleh ayakan berikutnya yang lebih halus kemudian dikumpulkan dan ditimbang.
2.3.3.3 Sedimentasi Metode Andreason Pipette
Penggunaan ultrasentrifugasi untuk penentuan berat molekul dari polimer yang tinggi. Sampel ditarik dari bawah menggunakan pipet, dan
sejumlah padatan ditentukan dengan pegeringan dan penimbangan.
15
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.3.4 Penentuan Kandungan Zat Aktif dalam Mikropartikel dan Efisiensi
Penjerapan
Penentuan kandungan obat mikropartikel dilakukan untuk mengetahui banyaknya zat aktif yang dapat terkapsulasi dan efiseiensi metode yang
digunakan. Mikropartikel dapat mengandung bahan inti sampai 99 dihitung terhadap berat mikropartikel. Metode yang digunakan tergantung
dari kelarutan bahan penyalut dan bahan inti, salah satu metodenya yaitu dengan spektrofotometri UV-Vis Kasih, 2014.
Jika bahan inti dan bahan penyalut larut dalam pelarut bukan air, maka penentuan kandungan mikropartikel dilakukan dengan melarutkan
mikropartikel dalam pelarut organik yang sesuai dan kadar obat kemudian ditentukan dengan metode analisa yang sesuai. Jika hanya bahan inti saja
yang larut dalam air, sedangkan bahan penyalutnya tidak larut makan dapat dilakukan pelarutan mikropartikel dalam air dengan pengadukan kecepatan
tinggi, sehingga bahan penyalut akan terlarut atau dapat pula dilakukan penggerusan mikropartikel sehingga penyalut pecah dan inti dapat terlarut
dalam pelarut yang sesuai. Setelah itu dilakukan penyaringan untuk menghilangkan fragmen polimer yang tidak larut. Bahan inti selanjutnya
ditentukan kadarnya dengan metode analisa yang sesuai Lachamn, 1994. Kandungan obat fraksi zat aktif dalam mikropartikel dan efisiensi
penjerapan ditentukan dengan menggunakan rumus Kumar et al., 2011 :
Keterangan : Fp = Efisiensi penjerapan ,
Fm = Fraksi zat aktif dalam mikropartikel g,
Ft = Fraksi zat aktif dalam teori g