Presipitasi dengan Penambahan Non-Solvent koaservasi

9 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kristalisasi dari senyawa sebelum proses dijalankan. Selama fase ini kristal dapat berkembang menjadi ukuran yang tidak terkontrol. Ketika tekanan mekanis digunakan untuk mengurangi ukuran kristal, partikel biasanya membentuk lapisan dan menjadi lebih kohesif. Kekurangan lain dengan kristalisasi yaitu : proses ini memakan banyak waktu dan biaya, distribusi partikel yang dihasilkan dalam rentang ukuran yang luas, dalam proses kristalisasi digunakan pelarut organik toksik dan residu pelarut dalam rekristalisasi obat dapat meningkat melebihi tingkat yang diizinkan Muhaimin, 2013. Penggunaan fluida superkritis sebagai media ekstraksi merupakan alternatif yang menjanjikan untuk pembentukan mikrotpartikel dari obat dan eksipien farmasi. Penelitian terdahulu dalam memproduksi mikropartikel dengan polimer biodegradabel menggunakan metode fluida superkritis yang berbeda telah dilaporkan dalam literatur. Ada dua alasan utama menggunakan teknik ini, pertama, pemilihan kemampuan larut dari pelarut membuat mungkin untuk memisahkan komponen partikular dari campuran multikomponen. Kedua, keuntungan transfer masa bebas dan tingginya solubilitas pelarut dalam fluida superkritis membuat pengeringan mikropartikel cepat dan efisien dengan sedikit residu pelarut sesuai dengan yang diizinkan Muhaimin, 2013.

2.2.5 Metode Penguapan Pelarut

Metode ini telah digunakan secara luas untuk membuat mikropartikel yang mengandung obat berbeda. Beberapa variabel telah diidentifikasi dimana dapat mempengaruhi sifat mikropartikel yaitu kelarutan obat, morfologi, tipe pelarut, laju difusi, suhu, komposisi polimer dan viskositas, dan muatan obat. Keefektifan dari metode penguapan pelarut adalah untuk menghasilkan mikrosfer bergantung pada keberhasilan zat aktif terperangkap dalam partikel dan proses ini lebih sering berhasil pada obat yang tidak larut atau kelarutan buruk dalam medium air dimana berperan dalam fase kontinyu. Banyak tipe obat dengan perbedaan sifat fisika dan kimia diformulasi menjadi sistem polimerik, termasuk obat antikanker, agen 10 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta narkotik, anastetik lokal, steroid, agen pengontrol fertilitas. Ada beberapa perbedaan pembuatan mikropartikel dengan metode penguapan pelarut. Pemilihan dari metode ini dapat memberikan peningkatan efisiensi enkapsulasi obat, bergantung dari sifat obat yang hidrofilik ada hidrofobik Muhaimin, 2013.

2.2.5.1 Proses Emulsi Tunggal

Proses ini melibatkan emulsi minyak dalam air. Sistem emulsi yang mengandung fase organik terdiri dari pelarut mudah menguap dengan dilarutkan polimer dan obat yang akan dienkapsulasi, kemudian diemulsifikasi dalam fase air yang mengandung surfaktan terlarut. Untuk obat yang tidak larut dan kelarutan buruk dalam air metode ini banyak digunakan. Metode ini merupakan metode paling sederhana diantara metode lain dalam penguapan pelarut ini Muhaimin, 2013. Kebanyakan sistem menggunakan emulsi minyak dalam air untuk membentuk mikropartikel, dimana pada fase organik mengandung pelarut mudah menguap yang terdapat polimer terlarut dan obat untuk dienkapsulasi sementara pada fase air mengandung surfaktan terlarut. Sebuah surfaktan dimasukan kedalam fase air untuk mencegah droplet organik dari koalesen ketika droplet tersebut tebentuk. Larutan obat-polimer-pelarut diemulsifikasi dengan pengadukan dan kondisi temperatur yang sesuai untuk membentuk emulsi OW. Emulsi dibuat dengan menggunakan pengaduk propeller atau batang magnetik untuk mencampur fase organik dan fase air. Surfaktan digunakan untuk menstabilkan droplet yang terbentuk pada fase dispersi selama emulsifikasi dan mencegah koalesen. PVA salah satu surfaktan yang dugunakan luas dalam memproduksi mikropartiel polimerik biodegradabel maupun non-biodegradabel. Ketika emulsi terbentuk, selanjutnya terfokus pada penghilangan pelarut, dengan penguapan maupun proses ekstraksi untuk mengambil droplet mikropartikel. Dalam kasus penghilangan pelarut dengan penguapan, emulsi dijaga pada tekanan rendah atau tekanan atmosfer dan laju pengadukan dikurangi untuk membiarkan pelarut ini menguap Muhaimin, 2013.