Pemeriksaan Bentuk dan Morfologi Mikropartikel Penentuan Kandungan Zat Aktif dalam Mikropartikel dan Efisiensi

18 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kadar obat dalam darah pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal adalah suatu kebutuhan agar keamanan dan efikasi terapi tercapai. Hal ini juga penting karena profil dosis dan kadar gentamisin dalam darah sukar di prediksi, terutama kadar puncak obat dan waktu paruh eliminasi. McEvoy, Miller, dan Litvak, 2005 dalam Rolanda, 2012 dan Malani, 2000 Gambar 2.3 Struktur Gentamisin Sulfat Gentamisin sulfat merupakan antibiotik aminoglikosida spektrum luas yang menunjukan terapi efisien untuk infeksi bakteri pada manusia. Antibiotik ini aktif melawan infeksi yang disebabkan Staphylococus, Pseudomonas, Klebsiella, Enterobacter, dan Seratia. Efek terapetik dan farmakologi dari gentamsin yaitu dala, mengobati meningitis, endokarditis, infeksi saluran kemih, infeksi ocular dan otitis, infeksi pada luka kulit, dan tersedia dalam bentuk krim, bubuk ataupun tetes mata Malani, 2000. Gentamisin merupakan antibiotik aminoglikosida spektrum luas dimana berperan dalam mengikat subunit ribosom 30s pada bakteri, menyebabkan kesalahakn pembacaan tRNA sehingga bakteri gagal mensintesis protein yang penting untuk pertumbuhannya Malani, 2000.

2.6 Derivatisasi Gentamisin Sulfat

Antibiotik aminoglikosida memiliki absorbansi yang rendah dalam rentang UV-Vis, penentuan langsung dengan spektrofotometri UV-Vis tidak dapat memastikan deteksi yang cukup dan batasan kuantitasi, sehingga membuat pengukuran langsung tidak memungkinkan. Gentamisin sulfat dapat dilakukan derivatisasi dengan penambahan reagen o-phthaldialdehyde dan isopropanol untuk menghindari presipitasi. O- phthaldialdehyde secara esensial non-flouresen hingga bereaksi dengan 19 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta amina primer pada gentamisin dengan kehadiran sulfihidril seperti 2- merkaproetanol untuk mengikat flouresen yang kemudian absorbansi dapat diukur pada panjang gelombag maksimum gentamisin El-Gendy, Abdelbary, El-Komy, Saafan, 2009 dan Ramos, Campana, Barrero, Sendra, 2005.

2.7 Poli Vinil Pirolidon PVP

Gambar 2.4 Struktur Poli Vinil Pirolidon Poli vinil pirolidon PVP atau disebut juga povidon memiliki rumus molekul C 6 H 9 NOn dengan berat molekul 2500-3000000. Biasa digunakan sebagai disintegran, peningkat disolusi, agen pensuspensi dan pengikat pada tablet. Aplikasi dalam farmasi : povidon banyak digunakan dalam berbagai formulasi dalam farmasi, biasanya digunakan dalam sediaan padat. Dalam tablet larutan povidon digunakan sebagai pengikat dalam proses granulasi basah. Povidon juga ditambahkan kedalam campuran padatan dalam bentuk sediaan kering dan dapat menggranul jika ditambahkan larutan air, alkohol, atau hidroalkoholik. Povidon digunakan sebagai solubilizer dalam sediaan oral dan parenteral dan telah terbukti meningkatkan disolusi dari obat yang sulit larut dalam sediaan padat. Larutan povidon dapat digunakan sebagai agen pelapis dan pengikat Rowe, 2009. Povidon biasanya ditambahkan sebagai agen pensuspensi, stabilisasi dan peningkat viskositas dalam sediaan topikal dan suspensi dan larutan oral. Kelarutan obat yang tidak larut dapat ditingkatkan dengan mencampur povidon. Konsentrasi penggunaan povidon sebagai pembawa dalam obat sekitar 10-25 Rowe, 2009. 20 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Povidon tersedia dalam bentuk halus, berwarna putih hingga putih krem, tidak berbau atau hampir tiak berbau, bubuk higroskopis. Povidon dengan nilai K sama dengan atau dibawah 30 dibuat dengan semprot kering dan berbentuk sperik Rowe, 2009. Povidon memiliki titik leleh pada 150 C, dan sangat higroskopis. Povidon mudah larut dalam asam, kloroform, etanol 95, keton, metanol, hidrokarbon, dan minyak mineral. Viskositas larutan air povidon bergantung pada konsentrasi dan berat molekul dari polimer tesebut. Povidon dapat berubah warna ketika dipanaskan pada 150 C dengan reduksi kelarutan dalam air. Stabil dalam siklus pendek dari pemanasan 110-130 C, larutan berair dapat dosimpan dalam kondisi biasa tanpa mengalami dekomposisi dan degradasi. Karena bubuk higroskopis harus disimpan dalam wadah kedap udara, sejuk dan tempat kering Rowe, 2009. Inkompatibel dengan garam inorganik, natural, dan resis sintetis, dan bahan kimia lain. Membentuk molekular adduct dalam larutan dengan sulfatiazol, sodium salisilat masam salisilat, fenobarbital, tanin dan komponen lain. Efikasi dengan beberapa pengawet sepeti timerosal, dapat memberikan efek balik dari pembentukan kompleks dengan povidon. Povidon digunakan dalam formulasi farmasi untuk beberapa tahun, pertama kali digunakan pada 1940 sebagai pelebaran plasma, namun sekarang telah digantikan oleh dekstran Rowe, 2009.