Analisis Statistik Deskriptif HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran dari fenomena atau karakteristik dari data Jogiyanto, 2004:163. Untuk melihat statistik secara umum, peneliti menggunakan sub menu descriptive untuk variabel yang diukur dengan skala rasio dan frequencies untuk variabel yang diukur dalam skala nominal Situmorang dan Lufti, 2012:20. Penelitian ini menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel penelitian. Berdasarkan kriteria sampel, terdapat 44 perusahaan setiap tahun dengan jumlah tahun pengamatan 3 tahun sehingga jumlah sampel 132 data. Data yang digunakan diperoleh dari laporan keuangan dan laporan auditor independen yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia. Berikut data statistik untuk variabel dengan skala rasio: Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Penelitian Sumber: hasil pengolahan SPSS Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation KONDISIKEUANGAN 132 -46.3624 20,4285 -.723125 6.8471749 UKURANPERUSAHAAN 132 22 33 27.16 2.046 AUDITLAG 132 48 204 90,82 25.389 Valid N listwise 132 Dari Tabel 4.1 dapat dideskripsikan beberapa hal sebagai berikut: 1. Jumlah seluruh sampel adalah 132 N yang diperoleh dari 44 perusahaan pertahun dikali dengan 3 tahun pengamatan. Dari tabel dapat dilihat bahwa Universitas Sumatera Utara terdapat 3 variabel independen yang menggunakan skala rasio yaitu variabel kondisi keuangan, ukuran perusahaan, dan audit lag. 2. Variabel independen pertama adalah kondisi keuangan, memiliki nilai minimum sebesar -46,3624 dan nilai maksimum sebesar 20,4285 dengan nilai rata-rata sebesar -0,723125. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel rata-rata memiliki kondisi keuangan yang negatif artinya perusahaan dalam keadaan kesulitan keuangan. Nilai standar deviasi sebesar 6,8471749 yang nilainya lebih besar daripada nilai rata- rata, artinya data tersebar luas menjauhi nilai rata-rata. 3. Variabel independen kedua adalah ukuran perusahaan, memiliki nilai minimum sebesar 22 dan nilai maksimum sebesar 33 dengan nilai rata-rata sebesar 27,16. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel rata-rata memiliki jumlah aset berkisar 27. Nilai standar deviasi sebesar 2,046 yang nilainya lebih kecil daripada nilai rata-rata, artinya data tersebar di sekitar nilai rata-rata. 4. Variabel independen ketiga adalah audit lag, memiliki nilai minimum sebesar 48 hari dan nilai maksimum sebesar 204 hari dengan nilai rata-rata sebesar 90,82 hari. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel rata-rata memiliki jangka waktu penyelesaian audit dari berakhirnya tanggal laporan keuangan sampai ditandatanganinya laporan audit selama 91 hari, dimana nilai ini di atas 90 hari dari batas yang ditetapkan oleh Bapepam. Nilai standar deviasi sebesar 25,389 yang Universitas Sumatera Utara nilainya lebih kecil dari rata-rata, artinya data tersebar disekitar nilai rata- rata. Tabel 4.2 Frequencies Penelitian Sumber: hasil pengolahan SPSS Tabel 4.2 menunjukkan deskripsi untuk variabel nominal yang terdiri dari opini audit dan debt default. Dari data tabel tersebut dapat dideskripsikan bahwa data yang valid sah untuk diproses adalah 132 data dan missing hilang adalah nol. Hal ini berarti semua data telah diproses. Tabel 4.3 Frequencies Debt Default Sumber: hasil pengolahan SPSS Tabel 4.3 dapat dideskripsikan bahwa variabel independen keempat yaitu debt default diukur dengan menggunakan skala nominal yaitu variabel dummy, dimana perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo default diberi kode “1” dan perusahaan yang mampu memenuhi Statistics OPINIAUDITGOING CONCERN DEBTDEFAULT N Valid 132 132 Missing DEBTDEFAULT Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 75 56.8 56.8 56.8 1 57 43.2 43.2 100,0 Total 132 100,0 100,0 Universitas Sumatera Utara kewajibannya pada saat jatuh tempo non default diberi kode “0”, memiliki nilai valid karena semua data diproses. Perusahaan yang dalam keadaan non default sebanyak 75 perusahaan atau sebesar 56,8 sedangkan perusahaan yang dalam keadaaan default sebanyak 57 perusahaan atau sebesar 43,2. Tabel 4.4 Frequencies Opini Audit Going Concern Sumber: hasil pengolahan SPSS Tabel 4.4 dapat dideskripsikan bahwa variabel dependen yaitu opini going concern diukur dengan skala nominal yaitu variabel dummy, dimana perusahaan yang mendapatkan opini going concern diberi kode “1” dan perusahaan yang tidak mendapatkan opini going concern diberi kode “0”, memiliki nilai valid karena semua data diproses. Perusahaan yang tidak mendapat opini going concern sebanyak 69 perusahaan atau sebesar 52,3 sedangkan perusahaan yang mendapat opini going concern sebanyak 63 perusahaan atau sebesar 47,7. 4.2 Pengujian Data 4.2.1 Uji Multikolinearitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 156 65

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 56 106

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Kepemilikan Institusional Debt Default Dan Audit Report Lag Terhadap Pemberian Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

0 44 88

Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 74 78

PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DEBT DEFAULT DAN UKURAN KAP TERHADAP PEMBERIAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

2 27 22

Pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap pemberian opini audit going concern oleh auditor

1 12 117

Pengaruh model prediksi kebangkrutan, pertumbuhan perusahaan dan debt default terhadap penerimaan opini audit going concern: studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia Tahun 2008 - 2012

0 17 102

PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, DEBT DEFAULT, DAN OPINI AUDIT GOING CONCERN TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN DI INDONESIA

0 25 54

PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DEBT DEFAULT DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

0 6 25

Pengaruh Kondisi Keuangan, Ukuran Perusahaan, Audit Lag, dan Debt Default Terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10