Ukuran Perusahaan Audit Lag

1. X1 = modal kerjatotal aset Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan modal kerja bersih dari keseluruhan total aset yang dimilikinya. Modal kerja bersih diperoleh dengan cara aset lancar dikurangi dengan hutang lancar. 2. X2 = laba ditahantotal aset Saldo laba merupakan jumlah laba yang ditanam kembali dan atau kerugian yang dialami perusahaan dari seluruh aktivitasnya. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba ditahan dari total aset perusahaan. 3. X3 = laba sebelum bunga dan pajaktotal aset Rasio ini merupakan ukuran produktivitas sebenarnya dari aset perusahaan terlepas dari pengaruh pajak atau pengaruh bunga. 4. X4 = harga pasar sahamnilai buku total hutang Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak aktiva perusahaan dapat turun nilainya sebelum jumlah utang lebih besar dari pada aktivanya dan perusahaan menjadi pailit. Nilai pasar ekuitas adalah jumlah saham perusahaan dikalikan dengan harga pasar per lembar sahamnya. 5. X5 = penjualantotal aset Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melakukan penjualan dari jumlah aset yang dimiliki perusahaan.

2.1.6 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan suatu skala yang dapat mengklasifikasikan perusahaan menjadi perusahaan besar, menengah, dan kecil. Perusahaan besar biasanya berkembang dan beroperasi dengan baik serta relatif lebih stabil. Ukuran perusahaan diukur dengan aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Sun, 2008. Ketika perusahaan memiliki jumalah aset yang tinggi maka perusahaan tersebut dikategorikan perusahaan besar dan begitu juga sebaliknya. Perusahaan dengan total aset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan karena dalam tahap ini arus kas sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang lebih baik dalam jangka waktu yang relatif panjang Wibisono, 2013. Universitas Sumatera Utara

2.1.7 Audit Lag

Audit lag menurut Lennox 2002 adalah adalah jumlah hari antara akhir periode akuntansi sampai dikeluarkannya laporan audit. Ashton, et al. 1987 menyatakan bahwa perusahaan yang menerima opini going concern membutuhkan waktu audit yang lebih lama dibandingkan perusahaan yang menerima opini tanpa kualifikasi. Lennox 2002 memiliki beberapa alasan mengenai keterlambatan pelaporan auditor yaitu: pertama, auditor mungkin saja menemukan beberapa permasalahan ketika mereka melakukan kembali beberapa pengujian audit tambahan. Kedua, auditor mungkin saja menguji ulang beberapa pengujian jika menemui permasalahan tentang going concern perusahaan. Ketiga, manajer dan auditor mungkin telah melakukan diskusi pendahuluan ketika terdapat ketidakpastian mengenai going concern perusahaan. Auditor memiliki waktu penyelesaian audit sebelum batas waktu yang telah ditetapkan oleh Bapepam dan LK. Berdasarkan keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor 346BL2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik, dalam lampirannya Peraturan Nomor X.K.2, disebutkan bahwa laporan keuangan tahunan wajib disertai dengan laporan akuntan dalam rangka audit atas laporan keuangan. Laporan keuangan tahunan wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK dan diumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan bapepam.go.id.

2.1.8 Debt Default

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 156 65

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 56 106

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Kepemilikan Institusional Debt Default Dan Audit Report Lag Terhadap Pemberian Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

0 44 88

Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 74 78

PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DEBT DEFAULT DAN UKURAN KAP TERHADAP PEMBERIAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

2 27 22

Pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap pemberian opini audit going concern oleh auditor

1 12 117

Pengaruh model prediksi kebangkrutan, pertumbuhan perusahaan dan debt default terhadap penerimaan opini audit going concern: studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia Tahun 2008 - 2012

0 17 102

PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, DEBT DEFAULT, DAN OPINI AUDIT GOING CONCERN TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN DI INDONESIA

0 25 54

PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DEBT DEFAULT DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

0 6 25

Pengaruh Kondisi Keuangan, Ukuran Perusahaan, Audit Lag, dan Debt Default Terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10