Hubungan antara Keterbukaan Diri dengan Penyesuaian Diri Mahasiswa

90

3. Hubungan antara Keterbukaan Diri dengan Penyesuaian Diri Mahasiswa

Riau di Yogyakarta Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara keterbukaan diri dengan penyesuaian diri mahasiswa Riau di Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai r hitung lebih besar dari r tabel 0.2670.2108 dan nilai siginfikan sebesar 0.014 yang berarti kurang dari 0.05 0.0140.05. Dalam hal ini apabila r hitung lebih besar dari r tabel maka terdapat hubungan signifikan, sebaliknya apabila r hitung lebih kecil dari r tabel maka tidak terdapat hubungan yang signifikan Sugiyono, 2009: 230. Besarnya sumbangan keterbukaan diri untuk penyesuaian diri mahasiswa Riau di Yogyakarta sebesar 7.1 , sisanya berasal dari faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori yang diungkap oleh Woodworth dalam Gerungan, 2004: 59 pada dasarnya terdapat empat jenis hubungan antara individu dengan lingkungannya, individu dapat bertentangan dengan lingkungan, individu dapat menggunakan lingkungannya, individu dapat berpartisipasi dengan lingkungannya, dan individu dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya. Tentunya dibutuhkan interaksi antara individu dengan lingkungan baru untuk mendapatkan kenyamanan dalam beradaptasi dengan lingkungan baru, kenyamanan dapat diciptakan dari individu bergaul dengan individu yang lain dalam lingkungan baru. Dalam pergaulan individu sangat membutuhkan keterbukaan diri terhadap lawan bicara agar terjalin keakraban. Teori yang lebih jelas dikemukakan oleh Arif Romdhon dan Hepi Wahyuningsih 2013: 143 keterbukaan diri merupakan salah satu ketrampilan komunikasi yang penting bagi individu ketika berhubungan dan menjalin interaksi dengan individu lainnya. 91 Berbeda dengan penelitian sebelumnya menurut Anissa Rahmadhaningrum 2013: 8 hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara keterbukaan diri dengan interaksi sosial remaja di SMA Negeri 3 Bantul di karenakan responden merupakan siswa kelas X yang notabene masih merasa asing dilingkungan sekolah dan menganggap bahwa mereka merupakan warga baru di SMA Negeri 3 Bantul yang belum saling mengenal dengan baik sehingga siswa belum berani menunjukkan eksistensi dan kepercayaan dirinya. Dengan kondisi demikian antara siswa yang satu dengan yang lainnya akan sulit berinteraksi dengan baik. Terlebih jika responden merupakan siswa yang sejak dari awal tidak memiliki kepercayaan diri yang baik sehingga siswa akan cenderung menutup diri. Dalam penelitian ini bahwa keterbukaan diri sangat penting dalam penyesuaian diri mahasiswa Riau yang berada di Yogyakarta karena mereka adalah mahasiswa pendatang sehingga dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan salah satunya dengan cara terbuka terhadap orang yang baru dikenal agar terjalin keakraban. Selain itu juga terdapat faktor-faktor penyesuaian diri menurut Schneiders Noviakarisma Wijaya, 20017: 22 faktor tersebut antara lain perkembangan dan kematangan ketika seseorang meninggalkan tingkah laku yang infatil dalam merespon lingkungan maka akan mempengaruhi keterbukaan diri dalam berinteraksi dengan lingkungan, keadaan psikologis seseorang yang sehat merupakan syarat bagi tercapainya penyesuaian diri, ketika keadaan mental tidak baik seperti frustasi maka akan mempengaruhi penyesuaian diri dan keterbukaan diri seseorang tersebut. keadaan lingkungan yang baik dan tentram mempengaruhi keterbukaan diri dan penyesuaian diri karena ketika keadaan 92 lingkungan menerima individu dengan baik maka individu tersebut akan membuka diri dan dapat menyesuaiakan dengan lingkungan. Seperti halnya penelitian Ginau Anissa Rahmadhaningrum, 2013: 8 menyebutkan bahwa keterbukaan diri sangat penting dalam hubungan sosial dengan orang lain. Individu yang mampu dalam keterbukaan diri akan dapat mengungkapkan diri secara tepat, terbukti mampu menyesuaikan diri, lebih percaya diri sendiri, lebih kompeten, dapat diandalkan, lebih mampu bersikap positif, percaya terhadap orang lain, lebih objektif dan terbuka. Sebaliknya individu yang kurang mampu dalam keterbukaan diri terbukti tidak mampu menyesuaikan diri, kurang percaya diri, timbul perasaan takut, cemas, merasa rendah diri dan tertutup. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara keterbukaan diri dengan penyesuaian diri. Hal ini ditegaskan bahwa semakin tinggi tingkat keterbukaan diri seseorang maka penyesuaian diri juga semakin tinggi, sedangkan semakin rendah keterbukaan diri seseorang maka semakin rendah pula penyesuaian diri.

C. Keterbatasan Penelitian