12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Keterbukaan Diri
1. Pengertian Keterbukaan Diri
Keterebukaan diri merupakan salah satu ketrampilan komunikasi yang penting bagi individu ketika berhubungan dan menjalin interaksi dengan
individu lainnya. Menurut Morton dalam Dayaksini 2009: 81 keterbukaan diri merupakan kegiatan membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan
orang lain. Informasi dalam keterbukaan diri bersifat deskriptif dan evaluatif. Deskriptif artinya individu melukiskan berbagai fakta mengenai diri sendiri
yang mungkin untuk diketahui oleh orang lain, misalnya seperti pekerjaan, alamat, dan usia. Sedangkan evaluatif artinya individu mengemukakan
perasaan pribadinya lebih mendalam kepada orang lain, misalnya seperti tipe orang yang disukai, hal-hal yang disukai maupun hal-hal yang tidak
disukainya. Pendapat tersebut memfokuskan keterbukaan diri sebagai bagian dari menggambarkan dan menilai orang lain.
Lebih jauh, Supratiknya 1996: 61 mengartikan keterbukaan diri sebagai pengungkapan reaksi individu terhadap situasi yang dihadapinya kepada orang
lain dan memberikan informasi tentang masa lalu yang kiranya bermanfaat untuk memahami reaksi individu di masa sekarang. Supraktiknya juga
menambahkan bahwa informasi dalam keterbukaan diri dapat berupa topik seperti informasi perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi dan ide yang
sesuai dan terdapat didalam diri orang yang bersangkutan. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa keterbukaan diri merupakan pengungkapan apa yang
13 dihadapi oleh individu dan memberikan informasi yang terdapat dalam diri
orang yang bersangkutan. Berdasarkan uraian beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa keterbukaan
diri merupakan
kemampuan individu
untuk mengungkapkan informasi tentang diri individu tersebut yang bersifat
deskriptif dan evaluatif seperti sikap, perilaku perasaan, keinginan yang terdapat dalam diri yang bersangkutan agar dapat di informasikan kepada
orang lain agar terjalin keakraban.
2. Dimensi Keterbukaan Diri