Keterbatasan Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

92 lingkungan menerima individu dengan baik maka individu tersebut akan membuka diri dan dapat menyesuaiakan dengan lingkungan. Seperti halnya penelitian Ginau Anissa Rahmadhaningrum, 2013: 8 menyebutkan bahwa keterbukaan diri sangat penting dalam hubungan sosial dengan orang lain. Individu yang mampu dalam keterbukaan diri akan dapat mengungkapkan diri secara tepat, terbukti mampu menyesuaikan diri, lebih percaya diri sendiri, lebih kompeten, dapat diandalkan, lebih mampu bersikap positif, percaya terhadap orang lain, lebih objektif dan terbuka. Sebaliknya individu yang kurang mampu dalam keterbukaan diri terbukti tidak mampu menyesuaikan diri, kurang percaya diri, timbul perasaan takut, cemas, merasa rendah diri dan tertutup. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara keterbukaan diri dengan penyesuaian diri. Hal ini ditegaskan bahwa semakin tinggi tingkat keterbukaan diri seseorang maka penyesuaian diri juga semakin tinggi, sedangkan semakin rendah keterbukaan diri seseorang maka semakin rendah pula penyesuaian diri.

C. Keterbatasan Penelitian

Terdapat dua keterbatasan dalam peneltian ini. Pertama, jumlah subyek penelitian ini 85 mahasiswa sehingga tidak semua mahasiswa Riau yang di Yogyakarta dijadikan subyek oleh peneliti. Kedua, teknik penentuan subyek yang digunakan dalam dalam penelitian ini yakni teknik cluster quota random sampling sehingga subyek yang berada pada semester atas semester 5, 7, 9, 11 dan 13 termasuk menjadi subyek penelitian. Apabila ditinjau dari masa studi, penelitian ini 93 melibatkan mahasiswa semester atas sehingga akan mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan tersebut dapat diindikasikan mempengaruhi hasil penelitian ini. Sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan karakteristik subyek penelitian dan teknik penentuan subyek yang sesuai dengan tujuan penelitian. 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa. 1. Mahasiswa Riau di Yogyakarta yang memiliki keterbukaan diri dengan kategori tinggi sebanyak 7 mahasiswa 8.2, kategori sedang sebanyak 78 mahasiswa 91.8, dan kategori rendah tidak ada. Jadi Subyek dalam penelitian ini sebagian besar memiliki keterbukaan diri sedang sebanyak 78 mahasiswa 91.8. 2. Mahasiswa Riau di Yogyakarta yang memiliki penyesuaian diri dengan kategori tinggi tidak ada, kategori sedang sebanyak 79 mahasiswa 92.9, dan pada kategori rendah sebanyak 6 mahasiswa 7.1. Jadi subjek dalam penelitian ini sebagian besar memiliki penyesuaian diri sedang sebanyak 79 mahasiswa 92.9. 3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara keterbukaan diri dengan penyesuaian diri mahasiswa Riau di Yogyakarta, hal ini dibuktikan dari nilai r hitung lebih besar dari r tabel 0.2670.2108. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat keterbukaan diri mahasiswa Riau di Yogyakarta, maka semakin tinggi pula penyesuaian dirinya.