Norma Unsur Modal Sosial a. Kepercayaan

179 G1: baik. Selama ini belum pernah ada masalah berarti antara sekolah dengan pihak luar, bahkan kami berusaha untuk senantiasa membentuk kerjasama yang baik. P: Bagaimana jaringan antara individu dalam sekolah dengan pihak lain? G1: sekolah senantiasa membentuk hubungan yang baik dengan pihak lain, baik berupa hubungan antar lembaga maupun hubungan individu dengan lembaga. Contohnya guru- guru kerap dimintai bantuan untuk menjadi perwakilan sekolah dalam beberapa pertemuan atau pelatihan di luar sekolah. P: Bagaimana peran sekolah dan stakeholders dalam mengembangkan jaringan? G1: dengan mengikuti berbagai forum dan organisasi yang dapat membantu pengembangan sekolah. P: Hal- hal apa saja yang dilakukan pihak sekolah untuk memperluas jaringan terutama dalam mencari calon siswa? G1: yang pertama melalui JSIT. Tiap sekolah yang melabeli dirinya SIT itu wajin menjadi anggota JSIT. Setiap anggota JSIT pasti ingin visi JSIT tercapai, salah satunya ya dengan membagi informasi ke para calon anak didik untuk meneruskan ke SIT lgi. Kemudian ada juga beberapa orang dari sekolah yang merupakan orang terpandang dan penting di masyarakat, jika ada kesempatan, beliau bersangkutan kadang memperkenalkan SMA IT IF. Kami juga dulu melakukan penyebaran brosur. Tiap siswa yang berkenan boleh mengambil brosur dan menyebarkannya ke kerabat atau keluarga, atau masyarakat tempat tingglnya. Biasanya brosur ini disediakan saat siswa akan pualng liburan semester. Pada awal dulu kami juga pernah pasang iklan sekolah di majalah tarbawi, tapi sekarang sudah tidak lagi. Kalau sekarang yang selalu dilakukan adalah kami menyebarkan informasi sekolah melalui web sekolah. P: Bagaimana bentuk kegiatan yang dilakukan oleh SMA IT Ihsanul Fikri Mungkid, Magelang yang dilakukan guna membentuk jaringan dengan masyarakat? G1: sekolah banyak mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat langsung. Beberapa contohnya ada TPA dimana siswa siswi IF 180 mengajari anak- anak masyarakat sekitar baca tulis al- qur’an; kemudian untuk kegiatan tahunan kami juga ada agenda santri masuk desa, dimana siswa siswi tinggal di satu daerah yang sudah ditentukan sekolah untuk mengabdi di sana, membantu para penduduk dalam melakukan kegiatan sehari- hari. P: Bagaimana peran jaringan dalam membentuk kerjasama guna membantu mencapai tujuan sekolah ? G1: jaringan yang sudah terbentuk memiliki beberapa manfaat, salah satunya adalah adanya hubungan saling membantu dan menjaga nama baik. Contohnya di masyarakat, jika masyarakat memiliki hubungan baik dengan sekolah maka secara langsung maupun tidak langsung masyarakat akan percaya pada sekolah dan mereka bisa saja menyekolahkan anaknya di sekolah ini atau setidaknya membuat nama sekolah terjaga. Berhubungan dengan jaringan antarlembaga kami punya contoh seperti tadi yang sudah saya bilang, sekolah- sekolah anggota JSIT memiliki visi dan misi yang sama yang dapat mendukunga satu sama lainnya.

2. Komponen Manajemen Berbasis Sekolah a. Otonomi

P: Apakah sekolah memiliki visi misi dan tujuan yang jelas? G1: ya. Punya. P: Apa saja yang dipertimbangkan sekolah dalam menyusun visi, misi, dan tujuan sekolah? G1: kenyataan yang ada disandingkan dengan harapan masyarakat untuk masa depan lebih baik. Baik di sini tidak hanya akademik namun juga akhlak dan agama. P: Apakah sekolah memiliki guru yang kompeten di bidangnya dan berdedikasi tinggi? G1: ya, Punya. P: Bagaimana cara kepala sekolah meningkatkan kedisiplinan guru? G1: ditegur baik secara lisan maupun dengan tindakan. Kepala sekolah juga sering mengingatkan agar kedisiplinan senantiasa terjaga. 181 P: Apa saja yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan keterampilan dalam manajemen? G1: pelatihan, baik mengundang pihak luar untuk mengajari atau melatih, juga dengan cara mengirim perwakilan sekolah dalam kegiatan- kegiatan pelatihan. P: Apa sajakah bentuk otonomi atau kewenangan sekolah pada bidang akademik ? G1: menyusun jadwal, rencana belajar, jam belajar mengajar, menyusun kurikulum sekolah sendiri. Sekolah memiliki kewenangan untuk mengembangkan kurikulum dinas dan departemen agama serta kurikulum JSIT dengan kreatif agar dapat mencapai visi misi sekolah. P: Apa sajakah bentuk otonomi atau kewenangan sekolah pada bidang non- akademik ? G1: ada banyak. Banyak mulai dari pengembangan fisik sekolah, pembentukan berbagai program pengembangan sekolah, pembentukan ekstrakurikuler untuk siswa. Kewenangan lainnya juga seperti kegiatan administrasi sekolah mulai dari penerimaan siswa, penerimaan guru, kegiatan pengelolaan keuangan sekolah, dan lain sebagainya. P: Apa sajakah bentuk kewenangan yang diberikan oleh dinas pemerintah baik yang sudah dapat dilaksanakan maupun belum? G1: seperti yang saya sebutkan tadi. Baik yang kurikuler atau akademik dan kewenangan lainnya diluar akademik. Karena kita sekolah swasta jadi diberi keluwesan lebih. P: Apakah sekolah memiliki lingkungan fisik yang mendukung iklim pembelajaran di sekolah? G1: in syaa Allah. Sekolah selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk siswa. P: Apakah sekolah memiliki budaya sekolah? Jika iya, budaya seperti apa yang dimiliki? G1: jelas punya. Sekolah kita berlafazkan islami, kami punya budaya yang berpegang teguh pada al- qur’an dan as- sunnah. Kami lembaga pendidikan yang juga berlafazkan keagamaan. P: Apakah budaya sekolah dilakukan dengan baik oleh seluruh warga sekolah?