Pelaksanaan Manajemen Sekolah MODAL SOSIAL
46 sering kita kenal dengan pendidikan formal mulai dari sekolah dasar hingga
mencapai pendidikan tinggi. Pendidikan lebih luas lagi dimaknai oleh Philip H. Coombs, yaitu bahwa pendidikan disamakan dengan belajar, tanpa
memperhatikan di mana, atau pada usia berapa belajar terjadi. Pendidikan sebagai proses sepanjang hayat, dari seseorang dilahirkan hingga akhir hidupnya. Dalam
arti teknis, pendidikan adalah proses dimana masyarakat, melalui lembaga- lembaga pendidikan, dengan sengaja mentransformasikan warisan budayanya
yang berupa pengetahuan, nilai- nilai dan keterampilan dari generasi ke generasi Dwi Siswoyo, dkk, 2011: 53- 54.
Selanjutnya menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Adapaun unsur – unsur yang
secara esensial tercakup dalam pengertian pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Dalam Pendidikan terkandung pembinaan pembinaan kepribadian,
pengembangan pengembangan potensi yang perlu dikembangkan, peningkatan misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak tahu tentang
dirinya menjadi tahu tentang dirinya , serta tujuan ke arah mana peserta didik akan diharapkan dapat mengaktualisasikan dirinya seoptimal
mungkin. 2. Dalam pendidikan, secara implisit terjalin pendidikan antara dua pihak, yaitu
pihak pendidikan dan pihak peserta didik yang di dalam hubungan itu berlainan kedudukan dan peranan setiap pihak, akan tetapi sama dalam hal
dayanya yaitu saling mempengaruhi, guna terlaksananya proses pendidikan transformasi pengetahuan, nilai –nilai, dan keterampilan - keterampilan
yang tertuju kepada tujuan – tujuan yang diinginkan. 3. Pendidikan adalah proses sepanjang hayat dan upaya perwujudan
pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi
47 dalam pemenuhan semua komitmen manusia sebagai individu, sebagai
makhluk sosial, dan sebagai makhluk Tuhan. 4. Aktivitas pendidikan dapat berlangsung dalam keluarga, dalam sekolah, dan
dalam masyarakat. Uraian di atas mencoba mengungkapkan pentingnya pendidikan, karena
pendidikan berguna untuk: 1. Membentuk pribadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, memiliki rasa kepercayaan diri, disiplin dan tanggung jawab, mampu mengungkapkan dirinya melalui media yang ada, mampu melakukan
hubungan manusiawi, dan menjadi warga Negara yang baik. 2. Membantu tenaga pembangunan yang memiliki kemampuankeahlian dalam
meningkatkan produktivitas, kualitas, dan efisiensi kerja. 3. Melestarikan nilai- nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, bangsa, dan
Negara. 4. Mengembangkan nilai –nilai baru yang tidak bertentangan dengan nilai- nilai
yang telah dijunjung tinggi oleh masyarakat, bangsa, dan Negara. 5. Merupakan jembatan masa lampau, masa kini, dan masa depan. Apa yang
dilakukan pendidikan dewasa ini, selain mengintegrasikan unsur – unsur yang dipandang baik di masa lampau, juga senantiasa berorientasi ke masa depan
futuristik. Apa yang dilakukan dengan pendidikan di masa lampau akan dirasakan akibatnya masa kini dan apa yang akan dilakukan dengan
pendidikan dewasa ini akan dirasakan akibatnya di masa mendatang. Pendidikan yang tidak mengantisipasi perkembangan masa depan akan selalu
ketinggalan dan kurang bermakna. Pentingnya pendidikan menjadikan banyak pihak berusaha meningkatkan
mutu pendidikan dimana mutu berhubungan dengan usaha sekolah untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi anak didik Siti Irene A. D, 2014: 108.
Dari dasar pemikiran tersebut pihak swasta melahirkan antithesis pendidikan dengan membentuk konsep pendidikan baru, salah satunya Sekolah Islam terpadu
Hidayat Nurwahid, 2010. Menurut Hidayat Nurwahid 2010 : 35 Sekolah Islam Terpadu SIT pada hakekatnya adalah sekolah yang mengimplementasikan
konsep pendidikan berdasarkan Al- Qur’an dan As- Sunnah. Konsep operasional sekolah Islam terpadu merupakan gabungan dari proses pembudayaan, pewarisan,
48 dan pengembangan agama Islam, budaya dan peradaban Islam dari generasi ke
generasi. Istilah ‘terpadu’ dalam SIT dimaksudkan sebagai penguat dalam islam, agar islam yang dimaksud dapat menjadi islam yang utuh menyeluruh, integral
bukan parsial, syumuliah bukan juz’iah. Hal ini yang menjadi landasan untama para pemrakarsa SIT untuk berdakwah di bidang pendidikan sebagai bentuk
perlawanan terhadap pemahaman sekuler dan dikotomi yang banyak berkembang. Dalam aplikasinya SIT diartikan sebagai sekolah yang menerapkan
pendekatan penyelenggaraan dengan memadukan pendidikan umum dengan agama Islam dalam satu kesatuan kurikulum. Tujuan dari rumusan ini adalah agar
semua bidang ilmu pengetahuan sejalan dengan ilmu agarma sehingga tidak terjadi blockade pemikiran yang sekuler dan dikotomi. SIT juga menekankan
keterpaduan pada metode pembelajaran sehingga dapat mengoptimalkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk mendukung konsep keterpaduan maka
haruslah ada pengembangan pendekatan proses pendidikan yang kaya, variatif, dan menggunakan media serta sumber belajar yang luas.
Metode pembelajaran menekankan penggunaan dan pendekatan yang memicu dan memacu optimalisasi pemberdayaan otak kiri dan kanan. Dengan
pengertian ini, pendekatan SIT dilaksanakan dengan pendekatan berbasis a problem solving yang melatih peserta didik berfikir kritis, sistematis, logis, dan
solutif; b berbasis kreativitas melatih peserta didik untuk berfikir orisinal, luwes, lancer, dan imajinatif. Keterampilan melakukan berbagai kegiatan yang
bermanfaat dan penuh maslahat bagi diri dan lingkungannya. SIT juga memadukan pendidikan aqliyah, ruhiyah, dan jasadiyah, artinya SIT berupaya