60 Foto yang biasanya banyak tersedia untuk penelitian kualitatif salah satunya
mengenai  latar  penelitian.  Foto  tentang  orang  dan  latar  penelitian  dapat memberikan  gambaran  mengenai  sejarah  dan  perjalanan  sekolah  serta  orang  –
orang di dalamya. Foto digunakan pula oleh peneliti untuk memahami bagaimana subjek memandang dunianya. Sesuatu  yang bagus, baik, berguna, berkesan, dan
memiliki  nilai  historis  cenderung  diabadikan  dalam  foto.  Agar  foto  dapat memberikan informasi yang akurat haruslah dianalisis bersama sumber – sumber
lainnya. Penelitian  ini  memanfaatkan  foto  yang  bersumber  dari  latar  penelitian
maupun yang dihasilkan oleh peneliti. Beberapa foto dari latar penelitian adalah foto  kegiatan  siswa,  foto  dewan  guru  dan  staff  SMA  IT  Ihsanul  Fikri,  foto
kelulusan  siswa,  foto  prestasi  siswa,  foto  kegiatan  sekolah,  foto  perkembangan dan pembangunan gedung sekolah dan lain sebagainya. Foto lain yang dihasilkan
peneliti  sendiri  seperti  foto  kegiatan  siswa  yang  dilakukan  saat  penelitian berlangsung, foto gedung sekolah, foto piala penghargaan yang dimiliki sekolah
dan foto lain yang mendukung. 4.  Data Statistik
Data  statistik  yang  sudah  tersedia  digunakan  pebeliti  sebagai  sumber  data tambahan yang dapat member gambaran tentang kecenderungan subjek pada latar
penelitian.  Mempelajari  statistik  dapat  membantu  peneliti  memahami  persepsi subjek.  Meski  dapat  membantu  peneliti,  hendaknya  peneliti  menyadari  bahwa
statistik  pada  umumnya  berlandaskan  pada  digma  positivisme  sehingga  harus
61 dipadukan  dengan  data  lain  agar  dapat  ditemukan  jawaban  yang  sesuai  dengan
tujuan penelitian Lexy J. Moleong, 2010 : 162 -163. Data  statistik  dalam  penelitian  ini  adalah  yang  pertama  data  keadaan  siswa
beberapa  tahun  terakhir,  karena  sekolah  ini    belum  berumur  lama  jadi perkembangannya  masih  bisa  dilihat  dan  terangkum  dalam  data  keadaan  siswa
beberapa tahun terakhir. Data statistik yang kedua adalah data guru yang berisikan nama dan gelar, tempat dan tanggal lahir, TMT, pendidikan terakhir, serta status
kepegawaian.  Data  statistik  yang  ketiga  adalah  data  prestasi  SMA  IT  Ihsanul Fikri.
5.  Informan Sumber data yang sering disebut subjek penelitian menurut Tatang M. Amirin
2009  adalah  yang  mempunyai  sifat,  karakteristik,  atau  keadaan  yang  akan diteliti. Selain subjek penelitian ada juga yang disebut informan penelitian yang
berperan  sebagai  sasaran  peneliti  untuk  mendapatkan  data,  juga  responden penelitian  yang  menjadi  sumber  informasi  dalam  memperoleh  informasi
penelitian. Subjek penelitian ini adalah SMA IT Ihsanul Fikri Mungkid, Magelang dan  sebagai  responden  penelitian  adalah  kepala  sekolah  dan  guru  sebagai  key
informan,  serta  sebagai  informan  pendukung  adalah  perwakilan  dari  komite sekolah.
62
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh data dengan cara- cara yang sesuai dengan penelitian sehingga peneliti dapat memperoleh data yang
lengkap. Penelitian ini menggunakan teknik sebagai berikut : 1.
Wawancara Wawancara    merupakan  percakapan  dengan  maksud  tertentu,yang
dilakukan  oleh  dua  pihak  yaitu  pewawancara  dan  subjek  penelitian  yang terwawancara,  dan  pada  kegiatan  ini  pewawancara  mengajukan  pertanyaan  dan
terwawancara  yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu Lexy J. Moleong, 2010  :  186.  Teknik  wawancara  yang  digunakan  adalah  wawancara  bebas
terpimpin,  artinya  wawancara  yang  dilakukan  tidak  terpaku  pada  pedoman wawancara  dan  dapat  diperdalam  maupun  dikembangkan  sesuai  dengan  situasi
dan  kondisi  di  lapangan  W.  Gulo,  2003  :  135.  Jenis  wawancara  sejenis  juga disampaikan  oleh  Guba  dan  Lincoln  yang  menyatakan  adanya  jenis  wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur, dalam penelitian ini peneliti dapat menggunakan wawancara  terstruktur  kemudian  dikembangkan  ke  wawancara  tidak  terstruktur.
Wawancara  terstruktur  adalah  wawancara  yang  pewawancaranya  menetapkan sendiri  masalah  dan  pertanyaan  yang  akan  diajukan,  hal  ini  diajukan  untuk
menguji hipotesis. Dalam kondisi lain ada bakat informasi yang belum didapatkan dari  wawancara  terstruktur  padahal  perannya  terhadap  penelitian  cukup  penting
sehingga  peneliti  menggunakan  wawancara  tak  terstruktur.  Wawancara  tak terstruktur  digunakan  untuk  menemukan  informasi  baru  dan  tunggal  yang
63 biasanya  dapat  diperoleh  dari  responden  yang  memiliki  pengetahuan  lebih  dan
mendalami situasi Lexy J. Moleong, 2010: 190 -191. Wawancara  terstruktur  dilakukan  dengan  menggunakan  pedoman
wawancara  yang  telah  dibuat  sebelumnya.  Pedoman  wawancara  memuat  garis besar  pokok  –  pokok  permasalahan  agar  peneliti  lebih  fokus  dalam  menggali
informasi  dari  informan.  Dalam  penelitian  ini  peneliti  melakukan  wawancara dengan  kepala,  guru,  dan  komite  SMA  IT  Ihsanul  Fikri.  Pada  kondisi  tertentu
peneliti juga akan melakukan wawancara tidak terstruktur. Kondisi tertentu yang dimaksud adalah seperti demikian:
1.  Bila pewawancara berhubungan dengan orang penting; 2.  Jika  pewawancara  ingin  menanyakan  sesuatu  secara  lebih  mendalam
lagi pada seorang subyek tertentu; 3.  Apabila  pewawancara  menyelenggarakan  kegiatan  yang  bersifat
penemuan; 4.  Jika  ia  tertarik  mempersoalkan  bagian  –  bagian  tertentu  yang  tidak
normal; 5.  Jika  ia  tertarik  untuk  berhubungan  langsung  dengan  salah  seorang
responden; 6.  Apabila  ia  tertarik  untuk  mengungkapkan  motivasi,maksud,  atau
penjelasan dari responden; 7.  Apabila ia mau mencoba mengungkapkan pengertian suatu peristiwa,
situasi, atau keadaan tertentu  Lexy J. Moleong, 2010: 191.
64 2.
Observasi Observasi  adalah  metode  pengumpulan  data  dimana  peneliti  mencatat
informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian W. Gulo, 2002 : 116.  Black  dan  Champion  1992  menyatakan  bahwa  sebagai  alat  pengumpul
data yang penting, kuesioner dan wawancara tidak sepenuhnya memuaskan. Ada masalah  tertentu  yang  tidak  dapat  dijangkau  oleh  kedua  alat  tersebut  hingga
observasi  dianggap  sebagai  salah  satu  cara  yang  tepat  untuk  mengumpulkan informasi selain wawancara. Lexy J. Moleong, 2010: 173.
Observasi dilakukan secara terbuka agar diketahui oleh subjek penelitian dan  diharapkan  subjek  secara  sukarela  memberikan  kesempatan  kepada  peneliti
untuk mengamati peristiwa yang terjadi. Sebelum melakukan observasi , peneliti telah  membuat  pedoman  dalam  observasi  yang  disebut  dengan  observasi  semi
struktur. Meskipun sudah dibuat pedoman, tetapi peneliti dapat mengembangkan lagi sesuai dengan situasi dan kondisi saat observasi berlangsung.
3. Dokumentasi
Teknik  ini  digunakan  untuk  mengumpulkan  data  yang  sudah  tersedia dalam catatan dokumen. Fungsi teknik ini adalah sebagai cara untuk mencari dan
mendapatkan  data  pendukung  dan  pelengkap  dari  data  primer  yang  diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam. Peneliti memanfaatkan metode ini
untuk mendapatkan informasi dari buku, arsip sekolah, dan media lainnya. 4.
Studi Pustaka Pengumpulan  data  dengan  teknik  ini  dilakukan  untuk  mencari  data
penunjunag dari kelengkapan data yang telah diambil dari sumber – sumber lain
65 yang  relevan.  Hal  ini  dilakukan  guna  melengkapi  data  dan  informasi  sehingga
diperoleh analisis data yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
E.  Instrumen Penelitian
Instrumen  pebelitian  merupakan  alat  bantu  bagi  peneliti  dalam mengumpulkan  data.  Menurut  Suharsimi  Arikunto  dalam  penelitian  kegiatan
menyusun instrumen merupakan langkah penting yang harus dipahami betul oleh peneliti Nurul Zuriah, 2005: 168. Pernyataan tersebut sejalan dengan pernyataan
yang  dikemukakan  oleh  S.  Margono  yang  mengatakan  bahwa  pada  umumnya penelitian  akan  berhasil  dengan  baik  apabila  banyak  menggunakan  instrumen,
sebab  data  yang  diperlukan  untuk  menjawab  masalah  penelitian  dan  menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen Nurul Zuriah, 2005: 168.
Ciri  khas  penelitian  kualitatif  tidak  dapat  dipisahkan  dari  pengamatan berperanserta,  namun  peranan  penelitilah  yang  menentukan  keseluruhan
skenarionya. Lexy J. Moleong, 2010: 163. Bogdan 1972 mendefinisikan secara tepat pengamatan berperanserta sebagai penelitian yang bercirikan interaksi sosial
yang  memakan  waktu  cukup  lama  antara  peneliti  dengan  subyek  dalam lingkungannya  Lexy  J.  Moleong,  2010:  164.  Peneliti  berperanserta  dalam
kehidupan  sehari  –  hari  subyeknya  seolah  menjadi  anggota  kelompok  subyek hingga peneliti tidak lagi dianggap sebagai peneliti asing. Agar hal tersebut dapat
dilakukan  dengan  optimal  maka  peneliti  harus  memperkecil  perasaan etnosentrisme  dan  mengembangkan  relativisme  budaya  sehingga  ia  mampu
mengenal diri sendiri dan mengenal budaya tempat penelitian Lexy J. Moleong, 2005:  164  -168.  Pada  penelitian  ini  peneliti  mencoba  berbaur  dan  membangun