Komponen Modal Sosial MODAL SOSIAL
19 3 Penyederhanaan pekerjaan, di mana trust membantu meningkatkan efisiensi
dan efektivitas kerja lembaga sosial. Pekerjaan yang menjadi sederhana itu dapat mengurangi biaya – biaya transaksi yang bisa jadi merupakan sesuatu
yang sangat mahal sekiranya pola hubungan sosial dibentuk atas dasar moralitas kepercayaan.
4 Ketertiban. Trust berfungsi sebagai ‘Including Behavior’ setiap individu, yang ikut menciptakan suasana kedamaian dan meredam kemungkinan timbulnya
kekacauan sosial. Dengan demikian, trust membantu menciptakan tatanan sosial yang teratur, tertib, dan beradab.
5 Pemelihara kohesivitas sosial. Trust membantu merekatkan setiap komponen sosial yang hidup dalam sebuah komunitas menjadi kesatuan yang tidak
tercerai berai. 6 Modal sosial. Trust adalah aset paling penting dalam kehidupan
kemasyarakatan yang menjamin struktur – struktur sosial berdiri secara utuh dan berfungsi secara operasional dan efisien.
Menurut Giddens kepercayaan didefinisikan sebagai keyakinan dakan reliabilitas seseorang atau sistem terkait dengan berbagai hasil atau peristiwa, di
mana keyakinan itu mengekspresikan suatu iman faith terhadap integritas atau cinta kasih orang lain, atau terhadap ketepatan prinsip abstrak pengetahuan
teknis Damsar, 2011: 189. Definisi kepercayaan lain juga dikemukakan oleh Zucker yang memberi batasan kepercayaan sebagai seperangkat harapan yang
dimiliki bersama – sama oleh semua yang berada dalam pertukaran Damsar,
20 2011: 189. Definisi Zucker ini dekat dengan definisi yang dinyatakan oleh M. Z
Lawang yang isinya: “ kepercayaan merupakan hubungan antara dua belah pihak atau lebih
yang mengandung harapan yang menguntungkan salah satu pihak atau kedua belah pihak melalui interaksi sosial. Selanjutnya Lawang
menyimpulkan inti konsep kepercayaan sebagai berikut: i hubungan sosial antara dua orang atau lebih. Termasuk dalam hubungan ini adalah
institusi, yang dalam pengertian ini diwakili orang. ii Harapan yang akan terkandung dalam hubungan itu, yang kalau direalisasi tidak akan
merugikan salah satu atau kedua belah pihak. iii Interaksi yang memungkinkan hubungan dan harapan ini berwujud” Damsar, 2011: 189.
Dari beberapa rumusan di atas, kita akhirnya dapat mengetahui secara sederhana bahwa kepercayaan merupakan wujud dari harapan yang timbul dari adanya
keyakinan dalam berhubungan antara satu pihak dengan pihak lainnya. b. Norma
Norma merupakan kesepakatan bersama yang berperan untuk mengontrol dan menjaga hubungan antara individu dengan individu lainnya dalam kehidupan
bermasyarakat. Norma – norma di masyarakat merupakan patokan untuk bersikap dan berperilaku secara pantas yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar,
yang mengatur pergaulan hidup dengan tujuan untuk mencapai suatu tata tertib Soerjono Soekanto, 2011: 198. Norma dikatakan sebagai komponen dari modal
sosial karena di dalamnya ada kebersamaan aturan yang mengikat antar individu yang saling berhubungan, yang nantinya dapat mendukung dalam mencapai
tujuan bersama. Norma sosial yang ada di masyarakat dapat dibedakan menjadi beberapa
aspek. Jenis norma bisa dibedakan antara norma sosial formal dan informal.
21 “formal norms are written down and involve specific punishment for violators.
Laws are the most common type of formal norms, they have been condified and may be enforeed by sanction. Norms considered to be less important are
referred to as informal norms-unwritten standards of behaviour understood by people who share a common identity. Informal sanctions are not clearly
defined and can be applied by any member of a group” norma formal ditulis dan menggunakan hukuman tertentu bagi pelanggarnya. Hokum adalah bentuk
norma formal yang paling umum, hokum dirumuskan dalam tulisan dan bisa ditegakkan dengan sanksi. Norma yang dianggap kurang penting disebut norma
informal – standard perilaku yang tidak tertulis, dipahami oleh orang yang memiliki kesamaan identitas. Sanksi informal tidak didefinisikan dengan jelas
dan bisa diaplikasikan oleh semua anggota kelompok. Kendall, 2011: 73
Norma juga dapat diartikan sebagai sekumpulan aturan yang diharapkan, dipatuhi, dan diikuti oleh anggota masyarakat pada suatu entitas sosial tertentu
Jausairi Hasbullah, 2006: 13. Norma biasanya dibangun, tumbuh, dan dipertahankan untuk memperkuat masyarakat itu sendiri. Norma – norma sosial
diciptakan secara sengaja. Dalam pengertian bahwa orang – orang yang memprakarsai ikut mempertahankan suatu norma merasa diuntungkan oleh
kepatuhannya pada norma dan merugi karena melanggar norma Coleman, 2009 : 333. Secara sederhana norma dapat dipahami sebagai sekumpulan aturan yang
dibuat secara sengaja untuk mempertahankan suatu masyarakat. c. Jaringan
Menurut Mitchell, pada tingkatan antar individu jaringan sosial dapat didefinisikan sebagai rangkaian hubungan yang khas diantara sejumlah orang
dengan sifat tambahan, yang ciri- ciri dari hubungan ini sebagai keseluruhan yang digunakan untuk mengintepretasikan tingkah laku sosial dari individu- individu
yang terlibat Damsar, 2009: 43- 44. Fukuyama 2005: 245 juga menyebutkan bahwa jaringan adalah sekelompok orang yang memiliki norma- norma atau nilai
22 informal disamping norma – norma atau nilai- nilai yang diperlukan dalam
transaksi biasa di pasar . Dalam suatu organisasi atau kelompok masyarakat, jaringan juga berperan sangat penting dalam tersebarnya informasi secara efektif
dan efisien. Jaringan dapat memberikan saluran alternaif bagi informasi melalui dan ke dalam organisasi Fukuyama, 2005: 251.
Jaringan sosial Damsar 2009: 103 dapat digolongkan pada dua arah yaitu horisontal dan vertikal. Jaringan horizontal adalah arah hubungan individu yang
secara bersama- sama saling berbagi status dan kekuasaan yang sejajar, sedangkan jaringan sosial vertikal adalah arah jaringan sosial yang berdasarkan hierarki dan
bersifat ketergantungan. Jaringan dengan kepercayaan yang tinggi akan berfungsi lebih baik dan akan lebih mudah daripada jaringan dengan kepercayaan rendah.
Salah satu pengertian jaringan dikemukakan oleh Lawang, jaringan merupakan terjemahan dari network yang berasal dari dua suku kata yaitu net dan work. Net
berarti jaring, yaitu tenunan seperti jala, terdiri dari banyak ikatan antar simpul yang saling terhubung antara satu sama lain. Work berarti kerja. Jadi network
yang penekanannya terletak pada kerja bukan pada jaring, dimengerti sebagai kerja dalam hubungan antar simpul – simpul seperti halnya jarring. Berdasarkan
cara pikir tersebut maka jaringan network menurut Robert M. Zet. Lawang dalam Damsar, 2011:157 - 158 dimengerti sebagai:
1 Ada ikatan antar simpul orang kelompok yang dihubungkan dengan media hubungan sosial. Hubungan sosial ini diikatkan dengan kepercayaan.
Kepercayaan itu dipertahankan oleh norma yang mengikat kedua belah pihak.
23 2 Ada kerja antar simpul orang atau kelompok yang melalui media hubungan
sosial menjadi satu kerjasama bukan kerja bersama- sama. 3 Seperti halnya sebuah jaring yang tidak putus kerja yang terjalin antar
simpul itu pasti kuat menahan beban bersama dan malah dapat menangkap ikan lebih banyak.
4 Dalam kerja jaring itu ada ikatan simpul yang tidak dapat berdiri sendiri. Jika satu simpul saja putus maka keseluruhan jaring itu tidak dapat berfungsi
lagi, sampai simpul itu diperbaiki. Semua simpul menjadi satu kesatuan dan ikatan yang kuat. Dalam hal ini analogi tidak seharusnya tepat terutama kalau
orang yang membentuk jarring itu hanya dua saja. 5 Media benang atau kawat dan simpul tidak dapat dipisahkan atau antara
orang – orang dan hubungannya tidak dapat dipisahkan. 6 Ikatan atau pengikat simpul adalah norma yang mengatur dan menjaga
bagaimana ikatan dan medianya itu dipelihara dan dipertahankan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa jaringan adalah
satu kesatuan yang harus dilandasi dengan kepercayaan, karena hakikatnya tidak ada kelompok atau individu yang dapat berdiri sendiri. Semakin erat hubungan
dalam jaringan yang didasari kepercayaan, maka akan lebih kuat lagi untuk bertahan dan tidak mudah dirobohkan.