SEKOLAH ISLAM TERPADU KAJIAN TEORI

48 dan pengembangan agama Islam, budaya dan peradaban Islam dari generasi ke generasi. Istilah ‘terpadu’ dalam SIT dimaksudkan sebagai penguat dalam islam, agar islam yang dimaksud dapat menjadi islam yang utuh menyeluruh, integral bukan parsial, syumuliah bukan juz’iah. Hal ini yang menjadi landasan untama para pemrakarsa SIT untuk berdakwah di bidang pendidikan sebagai bentuk perlawanan terhadap pemahaman sekuler dan dikotomi yang banyak berkembang. Dalam aplikasinya SIT diartikan sebagai sekolah yang menerapkan pendekatan penyelenggaraan dengan memadukan pendidikan umum dengan agama Islam dalam satu kesatuan kurikulum. Tujuan dari rumusan ini adalah agar semua bidang ilmu pengetahuan sejalan dengan ilmu agarma sehingga tidak terjadi blockade pemikiran yang sekuler dan dikotomi. SIT juga menekankan keterpaduan pada metode pembelajaran sehingga dapat mengoptimalkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk mendukung konsep keterpaduan maka haruslah ada pengembangan pendekatan proses pendidikan yang kaya, variatif, dan menggunakan media serta sumber belajar yang luas. Metode pembelajaran menekankan penggunaan dan pendekatan yang memicu dan memacu optimalisasi pemberdayaan otak kiri dan kanan. Dengan pengertian ini, pendekatan SIT dilaksanakan dengan pendekatan berbasis a problem solving yang melatih peserta didik berfikir kritis, sistematis, logis, dan solutif; b berbasis kreativitas melatih peserta didik untuk berfikir orisinal, luwes, lancer, dan imajinatif. Keterampilan melakukan berbagai kegiatan yang bermanfaat dan penuh maslahat bagi diri dan lingkungannya. SIT juga memadukan pendidikan aqliyah, ruhiyah, dan jasadiyah, artinya SIT berupaya 49 mendidik peserta didik menjadi anak yang berkembang kemampuan akal dan intelektualnya. Selain itu SIT juga meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, terbina akhlak mulia, dan juga memiliki kebugaran dan keterampilan dalam kehidupannya sehari – hari. Berdasarkan uraian di atas SIT merupakan konsep sekolah yang berdasarkan pada Al- qur’an dan As- Sunnah untuk diimplementasikan berdampingan dengan proses pendidikan umum yang dilakukan secara integral sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia, cerdas, dan berprestasi. Sekolah Islam terpadu juga harus memiliki visi dan misi yang spesifik, hal itu dijelaskan dengan uraian berikut: “Visi dan Misi Sekolah Islam Terpadu SIT harus memenuhi beberapa standard antara lain: a Visi SIT dikembangkan sesuai dengan nilai dasar dan cita – cita yang mendasari pendirian sekolah; b dapat menggambarkan dan mendorong cita – cita bersama warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang; c memuat semangat nilai – nilai islam sebagai landasan ideal dan operasional; d dapat diarahkan untuk memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan kepada warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan untuk mewujudkan cita- cita peradaban islam; e dapat dirumuskan selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan nasional; f dapat disosialisasikan dan bias menjadi acuan serta pedoman warga sekolah dan pihak lain; g dapat diwujudkan dalam kurun waktu yang terukur, tegas, dan jelas serta dapat ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat” Hidayat Nurwahid, 2010: 42. Selain visi, misi SIT juga minimal memperhatikan beberapa hal seperti demikian a memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional; b misi harus sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu; c dapat menjadi dasar program pokok sekolah; d menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang 50 diharapkan oleh sekolah; e harus membuat persyaratan umum dan khusus yang berkaitan dengan program sekolah; f memberikan keluesan dan ruang gerak pengembangan satuan – satuan unit sekolah yang terlibat; g misi dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan dan diputuskan oleh rapat yayasan; h misi harus disosialisasikan kepada warga sekolah dan segenap pihak lain yang berkepentingan; dan i dapat ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan masyarakat Hidayat Nurwahid, 2010: 43. Standar Misi SIT yang lebih terperinci antara lain a misi SIT diarahkan untuk mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh umat islam di Indonesia; b ditekankan pada pelayanan pendidikan berbagai jenis dan jenjang untuk membantu dan memfasilitasi di berbagai jenis dan jenjang untuk membantu pengembangan potensi generasi islam secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat; c diarahkan untuk menyelenggarakan proses pendidikan yang membentuk generasi islam yang beriman, bertakwa, bermoral, cerdas, kreatif, dan berkepribadian islam; d mengutamakan budaya professional dan akuntabel dalam lembaga pendidikan dan pengelolaannya sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan , keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan al – qur’an, As- Sunnah dan standar nasional pendidikan. Hidayat Nurwahid, 2010 : 44

D. PENELITIAN YANG RELEVAN

Penelian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya mengenai modal sosial adalah sebagai berikut: 51 1. Penelitian yang dilakukan oleh Tyas Ambar Sari pada tahun 2009, skripsi mahasiswa sosiologi FISE UNY. Skripsi ini berjudul “Peran Modal Sosial dalam Perdagangan Sapi di Pasar Pedan Kabupaten Klaten”. Membahas tentang bentuk modal sosial dan peran modal sosial dalam perdagangan sapi di pasar Pedan. Bentuk – bentuk modal sosial dalam perdagangan sapi berdasarkan hasil penelitian adalah kepercayaan, jaringan sosial, dan norma memiliki peran penting. Kepercayaan di dapatkan dari terwujudnya sikap jujur para actor perdagangan sapi, reputasi dan kedisiplinan dalam transaksi pembayaran. Kepercayaan dalam kegiatan penjualan sapi menjadi dasar terjalinnya hubungan antar actor satu dengan yang lainnya. jaringan sosial dalam perdagangan sapi membantu mengakses informasi, membantu mendapat rekan bisnis dan membantu mengakses sumber daya. Dan norma yang melekat pada kegiatan perdagangan sapi berupa kesepakatan harga, kesepakatan pembayaran, serta masa tenggang pembayaran. Norma sangat berperan dalam kelangsungan kegiatan perdagangan karena berfungsi untuk meminimalkan kemungkinan penyimpangan dalam perdagangan, membantu mengatur transaksi, serta membantu tiap pelaku perdagangan mendapatkan kepercayaan dan jaringan. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Eni Fitriani pada tahun 2010, skripsi mahasiswa sosiologi FISE UNY. Skripsi ini berjudul “Modal Sosial dalam Strategi Industri Kecil Studi Industri Slondok di Desa Sumur Arum, Grabag, Kabupaten Magelang. Skripsi ini mendiskripsikan profil industry slondok, mulai dari sejarah, komponen industri perajin, penadah, pemasok, buruh, bahan baku, teknologi dan mendeskripsikan bagaimana modal sosialnya. Hasil dari penelitian 52 ini adalah bahwa modal sosial sangat berperan penting dalam proses produksi. Kepercayan menjadi sangat penting dalam proses produksi. Norma atau aturan mempunyai peran penting dalam pembentukan bahan baku dan harga slondok tawar serta dalam kesepakatan kerja. Sedangkan jaringan mempunyai peran penting dalam jalinan usaha untuk pemasaran hasil produksi. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Diki yulianto pada tahun 2012, skripsi mahasiswa Kebijakan Pendidikan, jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan FIP, UNY. Penelitian ini dilakukan pada lembaga pendidikan berbasis masyarakat di Sanggar Anak Islam SALAM yang berdiri di Desa Lawen, Kecamatan pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa tengah. Judul penelitian ini adalah Modal Sosial dalam Pendidikan Berbasis Masyarakat di Sanggar Anak Alam SALAM. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa pemanfaatan modal sosial yang mereka miliki adalah kunci berhasilnya SALAM dalam setiap usaha pengembangan yang mereka lakukan. Modal sosial yang terdapat di SALAM antara lain adanya rasa saling mempercayai yang terbentuk dari pola hubungan kekeluargaan dan kebersamaan warga SALAM. Modal sosial selanjutnya adalah norma dan nilai sosial yang tumbuh dan berkembang sebagai alat control warga SALAM dalam bertindak. Kuatnya jaringan sosial yang ada di SALAM berakhir pada terbentuknya kesempatan bagi orangtua dan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan pendidikan dan pengembangan masyarakat. Penelitian ini juga berhasil mengindikasi manfaat modal sosial di SALAM. Ketiga sumber penelitian ini digunakan sebagai bahan pelengkap dalam penelitian. Kedua penelitian diantara yang ada di atas memiliki focus 53 permasalahan pada bagaimana modal sosial dapat dimanfaat dan dimanfaatkan dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Terdapat kesamaan dalam kedua penelitian tersebut yakni sama- sama membahas mengenai modal sosial yang dibangun untuk memberikan manfaat pada masyarakat secara luas. Sedangkan untuk penelitian yang ketiga, yang dilakukan oleh Sdr. Diki Yulianto, S.Pd menekankan pada identifikasi modal sosial yang ada di SALAM sebagai lembaga pendidikan berbasis masyarakat.

E. KERANGKA PIKIR

Berbagai rumusan tujuan pendidikan nasional sudah disusun sejak berdirinya Negara ini yang ditunjukkan dalam pembukaan UUD 1945 dimana terdapat kalimat tujuan untuk mencerdaskan segala bangsa. Cita- cita luhur nasional tersebut senantiasa dijadikan dasar bagi pemerintah negeri ini dalam membangun dan memperbaiki sistem pendidikan Indonesia dari waktu ke waktu. Hingga pada akhirnya lahirlah sistem pendidikan desentralisasi dimana satuan pendidikan memiliki kewenangan yang sangat besar dalam menjalankan sekolahnya sehingga dapat memaksimalkan keunggulan yang dimilikinya dan memanfaatkan sumberdaya miliknya untuk mencapai kefektifitasan dalam mencapai tujuan pendidikan. Kenyataan memang tidak selalu indah, walau sudah disusun kebijakan sedemikian rupa dengan berbagai perbaikan dari waktu ke waktu namun idealita pendidikan nasional yang berdasar manajemen tingkat satuan pendidikan masih belum terlaksana secara maksimal. Suasana sentralisasi yang sudah mengakar pada diri persekolahan masih belum dapat dibasmi optimal sehingga sekolah