Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .1 Variabel Penelitian

38 bersih yang dihasilkan juga semakin besar sehingga pembayaran dividen akan semakin besar pula, dan jika rasio ini semakin kecil maka pembayaran dividen akan menurun. Jadi terdapat hubungan yang positif antara rasio ini dengan Dividend Payout Ratio. Menurut Martono dan Harjito 2001:60, “rasio ini membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total aktiva”, adapun rumus yang digunakan adalah : ��� = ������� ����� ��� ����� ������ × 100

3.2.2 Definisi Operasional

Definisi operasional menurut Erlina 2007:14 adalah “suatu definisi yang menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan kedalam penelitian”. Secara operasional, setiap variabel dalam penelitian ini dapat didefinisikan seperti yang tampak pada tabel 3.1 berikut ini: 1. Dividend Payout Ratio Y Dividend Payout Ratio merupakan laba bersih setelah pajak yang ditetapkan untuk membayar kepada para pemegang saham atau rasio yang mengukur pendapatan bersih yang dibayarkan dalam bentuk dividen. Dividend Payout Ratio didefenisikan sebagai rasio antara dividen per share DPS terhadap earning per share EPS. Menurut Puspita 2009, Dividend Payout Ratio dihitung dengan rumus sebagai berikut: ��� � = ��� ��� × 100 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 39 Keterangan: Y : Rasio Pembayaran DPS : Dividen per lembar saham EPS : Laba per lembar saham 2. Cash Position X1 Cash position atau posisi kas suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan, sebelum membuat keputusan menentukan besarnya dividen merupakan arus kas keluar. Stanley dan Geoffrey 1987 dalam Prihantoro, 2003: 10, “semakin kuat posisi kas perusahaan, berarti semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen”. Posisi kas dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir tahun dengan laba bersih setelah pajak. Menurut Sri Sudarsi 2002, besarnya nilai Cash Position suatu perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus: ���ℎ �������� = Kas Akhir Tahun ��� × 100 3. Debt to Equity Ratio X2 “Debt to Equity Ratio DER merupakan rasio hutang terhadap modal, rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibayar oleh hutang, dimana semakin tinggi ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan”, Sartono dalam Zulkifli, 2009:31. Menurut Sartono 2010, Debt to Equity Ratio dihitung dengan menggunakan rumus : ��� = ����� ����������� ����� ������ × 100 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 40 4. Net Profit Margin X3 Net Profit Margin merupakan rasio untuk menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya Dendrawijaya, 2001. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik perusahaan menghasilkan laba bersih, sehingga kemampuan untuk membayarkan dividen akan semakin meningkat. Menurut Helfert 1997, Net Profit Margin dihitung dengan menggunakan rumus : ��� = ������� ����� ��� ��� ����� × 100 5. Return on Investment X4 Rasio ini menjelaskan bahwa semakin besar rasio ini maka akan semakin baik kemampuan perusahaan untuk menciptakan pendapatan dan juga sebaliknya, apabila rasio ini semakin kecil menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat untuk menghasilkan pendapatan yang besar dari asset yang dimilikinya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi rasio ini maka laba bersih yang dihasilkan juga semakin besar sehingga pembayaran dividen akan semakin besar pula, dan jika rasio ini semakin kecil maka pembayaran dividen akan menurun. Jadi terdapat hubungan yang positif antara rasio ini dengan Dividend Payout Ratio. Menurut Martono dan Harjito 2001:60, “rasio ini membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total aktiva”, adapun rumus yang digunakan adalah : ��� = ������� ����� ��� ����� ������ × 100 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 41 Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Variabel Defenisi Indikator Parameter Dividend Payout Ratio Y Menjelaskan tentang jumlah dividen yang dibayarkan ��� � = ��� ��� × 100 Rasio Cash Position X1 Perbandingan antara laba setelah pajak terhadap total asset �� = ��� ��ℎ�� ��ℎ�� ��� × 100 Rasio Debt to Equity Ratio X2 Menjelaskan tentang kemampuan perusahaan dalam menjamin total utangnya dengan modal sendiri ��� = ����� ����������� ����� ������ × 100 Rasio Net Profit Margin X3 Menjelaskan tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari kegiatan operasinya ��� = ��� ��� ����� × 100 Rasio Return on Investment X4 Menjelaskan tentang kemampuan asset perusahaan untuk menghasilkan laba bersih ��� = ��� ����� ������ × 100 Rasio

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian