Hipotesis Penelitian Jenis Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian

34

2.5 Hipotesis Penelitian

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian oleh karena jawaban yang diberikan masih berdasar pada teori yang relevan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data” Sugiyono, 2003: 51. Penulis sesuai dengan kerangka pemikiran terdahulu merumuskan hipotesis sebagai berikut: H 1 : Cash Position berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio. H 2 : Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio. H 3 : Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio. H 4 : Return on Investment berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio. H 5 : Cash Position, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin dan Return on Investment secara simultan berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 35 BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain asosiatif, untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain Umar, 2003: 30. 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan Sugiyono, 2001. Variabel penelitian ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu variabel terikat dependent variable atau variabel yang tergantung pada variabel lainnya, serta variabel bebas independent variable atau variabel yang tidak tergantung pada variabel lainnya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dividend Payout Ratio DPR sebagai variabel terikat variable dependent dan variabel bebas yaitu : Cash Position, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin dan Return on Investment.

3.2.1.1 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain variable independent. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Dividend Payout Ratio DPR. Dividend Payout Ratio merupakan laba bersih setelah pajak yang ditetapkan untuk membayar kepada para pemegang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 36 saham atau rasio yang mengukur pendapatan bersih yang dibayarkan dalam bentuk dividen. Dividend Payout Ratio didefenisikan sebagai rasio antara dividen per share DPS terhadap earning per share EPS. Menurut Puspita 2009, Dividend Payout Ratio dihitung dengan rumus sebagai berikut: ��� � = ��� ��� × 100 Keterangan: Y : Rasio Pembayaran DPS : Dividen per lembar saham EPS : Laba per lembar saham

3.2.1.2 Variabel Independen

Variabel bebas independent adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit, dan Return on Investment yang dijelaskan di bawah ini : 1. Cash Position Cash position atau posisi kas suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan, sebelum membuat keputusan menentukan besarnya dividen merupakan arus kas keluar. Stanley dan Geoffrey 1987 dalam Prihantoro, 2003: 10, “semakin kuat posisi kas perusahaan, berarti semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen”. Posisi kas dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir tahun dengan laba bersih setelah pajak. Menurut Sri Sudarsi 2002, besarnya nilai Cash Position suatu perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 37 ���ℎ �������� = Kas Akhir Tahun ��� × 100 2. Debt to Equity Ratio DER “Debt to Equity Ratio DER merupakan rasio hutang terhadap modal, rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibayar oleh hutang, dimana semakin tinggi ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan, Sartono dalam Zulkifli, 2009:31”. Menurut Sartono 2010, Debt to Equity Ratio dihitung dengan menggunakan rumus : ��� = ����� ����������� ����� ������ × 100 3. Net Profit Margin NPM Net Profit Margin merupakan rasio untuk menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya Dendrawijaya, 2001. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik perusahaan menghasilkan laba bersih, sehingga kemampuan untuk membayarkan dividen akan semakin meningkat. Menurut Helfert 1997, Net Profit Margin dihitung dengan menggunakan rumus : ��� = ������� ����� ��� ��� ����� × 100 4. Return on Investment ROI Rasio ini menjelaskan bahwa semakin besar rasio ini maka akan semakin baik kemampuan perusahaan untuk menciptakan pendapatan dan juga sebaliknya, apabila rasio ini semakin kecil menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat untuk menghasilkan pendapatan yang besar dari asset yang dimilikinya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi rasio ini maka laba Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 38 bersih yang dihasilkan juga semakin besar sehingga pembayaran dividen akan semakin besar pula, dan jika rasio ini semakin kecil maka pembayaran dividen akan menurun. Jadi terdapat hubungan yang positif antara rasio ini dengan Dividend Payout Ratio. Menurut Martono dan Harjito 2001:60, “rasio ini membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total aktiva”, adapun rumus yang digunakan adalah : ��� = ������� ����� ��� ����� ������ × 100

3.2.2 Definisi Operasional

Definisi operasional menurut Erlina 2007:14 adalah “suatu definisi yang menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan kedalam penelitian”. Secara operasional, setiap variabel dalam penelitian ini dapat didefinisikan seperti yang tampak pada tabel 3.1 berikut ini: 1. Dividend Payout Ratio Y Dividend Payout Ratio merupakan laba bersih setelah pajak yang ditetapkan untuk membayar kepada para pemegang saham atau rasio yang mengukur pendapatan bersih yang dibayarkan dalam bentuk dividen. Dividend Payout Ratio didefenisikan sebagai rasio antara dividen per share DPS terhadap earning per share EPS. Menurut Puspita 2009, Dividend Payout Ratio dihitung dengan rumus sebagai berikut: ��� � = ��� ��� × 100 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 39 Keterangan: Y : Rasio Pembayaran DPS : Dividen per lembar saham EPS : Laba per lembar saham 2. Cash Position X1 Cash position atau posisi kas suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan, sebelum membuat keputusan menentukan besarnya dividen merupakan arus kas keluar. Stanley dan Geoffrey 1987 dalam Prihantoro, 2003: 10, “semakin kuat posisi kas perusahaan, berarti semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen”. Posisi kas dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir tahun dengan laba bersih setelah pajak. Menurut Sri Sudarsi 2002, besarnya nilai Cash Position suatu perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus: ���ℎ �������� = Kas Akhir Tahun ��� × 100 3. Debt to Equity Ratio X2 “Debt to Equity Ratio DER merupakan rasio hutang terhadap modal, rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibayar oleh hutang, dimana semakin tinggi ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan”, Sartono dalam Zulkifli, 2009:31. Menurut Sartono 2010, Debt to Equity Ratio dihitung dengan menggunakan rumus : ��� = ����� ����������� ����� ������ × 100 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 40 4. Net Profit Margin X3 Net Profit Margin merupakan rasio untuk menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya Dendrawijaya, 2001. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik perusahaan menghasilkan laba bersih, sehingga kemampuan untuk membayarkan dividen akan semakin meningkat. Menurut Helfert 1997, Net Profit Margin dihitung dengan menggunakan rumus : ��� = ������� ����� ��� ��� ����� × 100 5. Return on Investment X4 Rasio ini menjelaskan bahwa semakin besar rasio ini maka akan semakin baik kemampuan perusahaan untuk menciptakan pendapatan dan juga sebaliknya, apabila rasio ini semakin kecil menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat untuk menghasilkan pendapatan yang besar dari asset yang dimilikinya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi rasio ini maka laba bersih yang dihasilkan juga semakin besar sehingga pembayaran dividen akan semakin besar pula, dan jika rasio ini semakin kecil maka pembayaran dividen akan menurun. Jadi terdapat hubungan yang positif antara rasio ini dengan Dividend Payout Ratio. Menurut Martono dan Harjito 2001:60, “rasio ini membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total aktiva”, adapun rumus yang digunakan adalah : ��� = ������� ����� ��� ����� ������ × 100 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 41 Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Variabel Defenisi Indikator Parameter Dividend Payout Ratio Y Menjelaskan tentang jumlah dividen yang dibayarkan ��� � = ��� ��� × 100 Rasio Cash Position X1 Perbandingan antara laba setelah pajak terhadap total asset �� = ��� ��ℎ�� ��ℎ�� ��� × 100 Rasio Debt to Equity Ratio X2 Menjelaskan tentang kemampuan perusahaan dalam menjamin total utangnya dengan modal sendiri ��� = ����� ����������� ����� ������ × 100 Rasio Net Profit Margin X3 Menjelaskan tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari kegiatan operasinya ��� = ��� ��� ����� × 100 Rasio Return on Investment X4 Menjelaskan tentang kemampuan asset perusahaan untuk menghasilkan laba bersih ��� = ��� ����� ������ × 100 Rasio

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi adalah sejumlah individu yang paling sedikit mempunyai sifat Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 42 atau kepentingan yang sama Hadi, 2001. Populasi merujuk pada sekumpulan orang atau obyek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus Santoso dan Tjiptono, 2001. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar listing di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2008-2010 sejumlah perusahaan. Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi Erlina, 2008. Sampel pada penelitian ini adlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI yang termuat di Indonesia Capital Market Directory ICMD periode 2008 sampai dengan tahun 2010 yaitu bejumlah 9 emiten. Penarikan sampel yang akan dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan pendekatan “non probability random sampling” dengan metode “purposive sampling”. “Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan menggunakan criteria pertimbangan tertentu, Sugiyono” dalam Zulkifli, 2009: 29. Kriteria pertimbangan penarikan sampel yang digunakan penulis adalah: 1. Emiten yang memiliki data laporan keuangan tahunan yang lengkap selama tahun 2008-2010. 2. Emiten yang terus menerus membagikan dividen kepada pemegang sahamnya tahun 2008-2010. 3. Emiten yang terus listing di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008-2010. 4. Dividend Payout Ratio DPR yang dimiliki adalah lebih kecil atau sama dengan satu, karena untuk menghindari indikasi permasalahan gulung tikar bagi emiten. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 43 5. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2008- 2010. Setelah dilakukan uji purpose sampling maka emiten yang lolos uji ini adalah: Tabel 3.2 Daftar Sampel Emiten No. Nama Perusahaan 1 PT. Colorpak Indonesia Tbk 2 PT. Gudang Garam Tbk 3 PT. Sumi Indo Kabel Tbk 4 PT. Multi Bintang Indonesia 5 PT. Metrodata Electronics Tbk 6 PT. Tempo Scan Pacifik Tbk 7 PT. Tunas Ridean Tbk 8 PT. United Tractor Tbk 9 PT. Semen Gresik Persero Tbk

3.4 Jenis dan Sumber Data