Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Uji Normalitas

43 5. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2008- 2010. Setelah dilakukan uji purpose sampling maka emiten yang lolos uji ini adalah: Tabel 3.2 Daftar Sampel Emiten No. Nama Perusahaan 1 PT. Colorpak Indonesia Tbk 2 PT. Gudang Garam Tbk 3 PT. Sumi Indo Kabel Tbk 4 PT. Multi Bintang Indonesia 5 PT. Metrodata Electronics Tbk 6 PT. Tempo Scan Pacifik Tbk 7 PT. Tunas Ridean Tbk 8 PT. United Tractor Tbk 9 PT. Semen Gresik Persero Tbk

3.4 Jenis dan Sumber Data

“Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik”, Kuncoro dalam Zulkifli, 2009: 30, dan merupakan “data sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara”, Indriantoro dalam Zulkifli, 2009: 30, yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory dan dari lokasi penyimpanan data dimana Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 44 saja diluar perusahaan. Data yang dibutuhkan adalah informasi keuangan yang berhubungan dengan variabel penelitian.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data sekunder adalah metode dokumentasi. Dengan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda- benda tertulis seperti jurnal akuntansi atau buletin akuntansi, buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, dan sebagainya. Dokumen bisa berupa teori-teori dan bisa pula hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai permasalahan yang akan diteliti Bungin, 2005:169. Dengan metode pengumpulan data secara metode dokumentasi, peneliti juga melakukan pengumpulan data sekunder atau data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara yaitu internet melalui laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor yang diterbitkan setiap tahunnya baik dalam media cetak maupun data yang diunduh dari internet melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id dan ICMD Indonesia Market Capital Directory.

3.6 Teknik Analisis

Keseluruhan data yang telah dikumpul dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini.. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program Software Eviews 7.1. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 45 Multiple Regression. Model regresi berganda atas variabel-variabel penelitian ini dapat disusun dengan fungsi atau persamaan sebagai berikut : Y = α + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + e Keterangan : Y = Dividend Payout Ratio DPR α = Konstanta βi = Koefisien regresi X 1 = Cash Position CP X 2 = Debt to Equity Ratio DER X 3 = Net Profit Margin NPM X 4 =Return on Investment ROI e = Tingkat kesalahan variabel pengganggu error

3.6.1 Pengujian Model

Ada tiga pendekatan yang digunakan dalam melakukan analisis terhadap data time series dan cross section atau disebut dengan data panel antara lain pendekatan kuadrat terkecil pooling least square, pendekatan efek tetap fixed effect approach dan pendekatan efek acak random effect approach.

1. Pendekatan kuadrat terkecil

pooled least square approach Pendekatan ini menggabungkan data cross section dan data time series dalam bentuk pool data. Kemudian data tersebut diregresikan dengan metode OLS. Pendekatan ini adalah pendekatan yang paling sederhana dimana kita tidak dapat melihat perbedaan antar individu dan perbedaan antar waktu karena intercept maupun slope dari persamaan tersebut sama. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 46 Secara matematis, model pendekatan ini dinyatakan sebagai berikut Nachrowi dan Usman, 2006 : � �,� = α + β� �,� + � �,� ; i = 1,2,...,N ; t = 1,2,...,T

2. Pendekatan efek tetap

fixed effect approach Model ini mempunyai intercept persamaan yang tidak konstan atau terdapat perbedaan pada setiap individu data cross-section. Di sisi lain, slope koefisien dari regresi tidak berbeda pada setiap individu dan waktu Pratomo dan Hidayat, 2010. Pendekatan ini merupakan teknik regresi dimana model panel data memiliki nilai konstanta atau intercept yang mungkin berubah-ubah untuk setiap individu dan waktu dimana setiap unit cross section bersifat tetap secara time series. Perbedaan nilai intercept ini bisa terjadi adanya variabel-variabel yang tidak semuanya masuk dalam persamaan model yang memungkinkan adanya intercept yang tidak konstan. Hal ini juga dikenal sebagai proses generalisasi pada pendekatan fixed effect, yakni dengan cara memasukkan variabel boneka dummy variabel kedalam persamaan regresi. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa dengan ditambahkannya variabel boneka maka degree of freedom akan semakin berkurang dan semakin mengecil sehingga nantinya akan mempengaruhi efisiensi dari parameter yang di estimasi. Secara matematis, model fixed effect dinyatakan sebagai berikut Nachrowi dan Usman, 2006 : � �� = � + �� �� + � 2 � 2� + � 3 � 3� + ⋯ + � � � �� + � 2 � �� + � 2 � �2 + � 3 � �3 + ⋯ + � � � �� + � �� Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 47 Dimana: � �� = Variabel terikat untuk individu ke-i dan waktu ke-t � �� = Variabel bebas untuk individu ke-i dan waktu ke-t � �� = Variabel boneka dummy dimana � �� =1 ; untuk individu i ; i=1,2,...,N dan bernilai 0 untuk lainnya � �� = Variabel boneka dummy dimana � �� =1 ; untuk periode t ; t=1,2,...,T dan bernilai 0 untuk lainnya.

3. Pendekatan efek acak

random effect approach Pada model ini, perbedaan antar individu terletak di error term dari persamaan. Model ini memperhitungkan bahwa error term mungkin berkorelasi sepanjang time series dan cross section Pratomo dan Hidayat, 2010. Pendekatan ini menyatakan bahwa perbedaan antar waktu dan antar individu dimasukkan ke dalam komponen error pada persamaan persamaan regresi. Error dalam pendekatan ini terbagi menjadi error untuk komponen individu, error komponen waktu dan error gabungan. Model ini mengasumsikan bahwa intercept dari individual effect terdistribusi secara acak dengan rata-rata yang konstan, error secara individual tidak saling berkorelasi, begitu pula halnya dengan error gabungannya. Pendekatan ini dapat menghemat penggunaan degree of freedom sehingga parameter yang menjadi hasil estimasi menjadi lebih efisien. Secara matematis, model fixed effect dinyatakan sebagai berikut Nachrowi dan Usman, 2006: � �� = � + �� �� + � �� ; � �� = � � + � � + � �� Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 48 Dimana: � � = komponen error cross-section � � = komponen error time-series � ��= komponen error gabungan Untuk menentukan pendekatan mana yang akan digunakan dalam melakukan pengolahan data pada metode regresi maka perlu dilakukan beberapa pengujian agar diperoleh model yang valid. Agar dalam pengolahan data yang dilakukan lebih sistematis, peneliti menggunakan kedua uji ini sehingga pada akhirnya model yang dipilih adalah model yang paling dominan menjelaskan hasil dari penelitian ini. Pengujian tersebut meliputi: 1. Uji Chow Chow Test Uji Chow atau disebut juga dengan uji F–Statistic adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah model yang digunakan berbentuk Pooled Least Square atau Fixed Effect. Hipotesis dari Chow Test atau F–Statistic adalah sebagai berikut: � = Model Pooled Least Square � 1 = Model Fixed Effect Dengan dasar penolakan hipotesis nol � adalah F–Statistic dengan rumus Chow sebagai berikut : ���� = ���� − ����� − 1 ������ − � − � Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 49 Dimana: RRSS = Restricted Residual Sum Square Sum of Square Residual dari estimasi data panel menggunakan Pooled Least Square URSS = Unrestricted Residual Sum Square Sum of Square Residual dari estimasi data panel menggunakan Fixed Effect N = Jumlah data Cross Section T = Jumlah data Time Series K = Jumlah variabel penjelas Pengujian ini mengikuti distribusi F–Statistic dimana jika F–Statistic nilai Chow lebih besar dari F tabel maka Ho ditolak yang berarti model yang digunakan adalah model Fixed Effect. 2. Uji Haussman Haussman test. Haussman test adalah suatu uji statistik yang menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan pemilihan model yang akan digunakan, apakah menggunakan model fixed effect atau model random effect. Hipotesis dari pengujian ini adalah sebagai berikut : � = Random effect model � 1 = Fixed model effect Pertimbangan statistik chi-square dipergunakan untuk menetukan penolakan terhadap hipotesis nol H dimana jika probabilitas Haussman lebih kecil dari α hasil Haussman test signifikan maka H ditolak dan model fixed effect digunakan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 50

3.6.2 Pengujian Asumsi

Untuk menentukan ketepatan model, perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi dari ordinary least squares OLS sehingga asumsi BLUE Best Linear Unbiased Estimator dapat terpenuhi, secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah normal atau tidaknya faktor pengganggu. Uji Normalitas ini digunakan dengan menggunakan Jarque-Bera Test J-B test. Jarque-Bera merupakan salah satu nilai yang digunakan untuk mengukur normalitas dari suatu data. Apabila data tidak signifikan berarti data tersebut data berdistribusi normal.untuk mengetahui apakah koefisien Jarque- Bera signifikan atau tisak adalah dengan melihat nilai probability. Apabila nilainya lebih rendah dari 0.05 berarti koefisien JB itu signifikan. Berikut merupakan hasil Uji Normalitas Normality Test. b. Uji Heteroskedastisitas Pengujian Heterokedastisitas sebuah model regresi dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah suatu regresi tersebut terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varian dari residual satu pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas Erlina, 2008. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mengidentifikasi adanya heteroskedastisitas, maka dilakukan uji White. Dengan menggunakan tingkat α = 5, maka terdapat ketentuan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 51 • Jika ObsR-Square 0.05, maka terdapat masalah heteroskedastisitas • Jika ObsR-Square 0.05, maka tidak terdapat masalah heteroskedastisitas

c. Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antar anggota sampel yang diurutkan