89
gabungan. Berarti, apabila indeks eido mengalami kenaikan sebesar 1 poin maka indeks harga saham gabungan akan mengalami kenaikan sebesar 0.563674.
4.2.5 Pengaruh Indeks Nikkei 225 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks Nikkei 225 secara parsial, memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap indeks harga saham
gabungan. Indeks Nikkei 225 berpengaruh signifikan karena tingkat signifikan sebesar 0.0127 lebih kecil dari 0.05 dan t
hitung
sebesar 2.504268 lebih kecil dari t
tabel
sebesar 1.966688. Indeks Nikkei 225 merupakan indeks pasar saham yang menjual saham yang
aktif di Bursa Efek Tokyo. Jepang merupakan negara tujuan ekspor Indonesia, Pertumbuhan ekonomi jepang yang baik dapat memberikan dampak positif terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sehingga kenaikan indeks Nikkei 225 dapat mempengaruhi indeks harga saham gabungan, hal ini dapat dilihat Juni 2011,
perubahan indeks Nikkei 225 mengalami kenaikan dan IHSG mengalami kenaikan. Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian Astuti 2013 menyatakan
bahwa indeks Nikkei 225 memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap indeks harga saham gabungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sunariyah 2006:142,
apabila Indeks Nikkei 225 mengalami kenaikan berarti perekonomian di Jepang sedang dalam kondisi baik sehingga berdampak pada perekonomian di Indonesia.
Sedangkan penelitian Wibowo 2016 dan Albab 2015 menyatakan bahwa indeks Nikkei 225 memiliki hubungan positif dan tidak signifikan terhadap indeks harga
Universitas Sumatera Utara
90
saham gabungan, artinya investor tidak terlalu memperhatikan perekonomian dan bursa Jepang sedang baik atau terpuruk dalam mengambil keputusan untuk
melakukan investasi artinya indeks Nikkei 225 tidak begitu mempengaruhi pergerakan indeks harga saham gabungan.
4.2.6 Pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan terhadap Tingkat Pengembalian Reksadana
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indeks harga saham gabungan memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap tingkat pengembalian reksadana
karena tingkat signifikan sebesar 0.0000 lebih kecil dari 0.05 dan t
hitung
sebesar 99.89600 lebih besar dari t
tabel
sebesar 1.960844, apabila indeks harga saham mengalami kenaikan sebesar 1 poin, maka tingkat pengembalian reksadana akan
mengalami kenaikan sebesar 1.084011. Indeks harga saham gabungan merupakan indeks gabungan dari jenis saham
yang tercatat di bursa efek. Apabila indeks harga saham gabungan diatas 100 menandakan bahwa kondisi pasar dalam kondisi ramai, menunjukkan bahwa indeks
harga saham gabungan mengalami kenaikan sedangkan apabila indeks harga saham gabungan dibawah 100 menandakan bahwa kondisi pasar dalam keadaan lesu
artinya indeks harga saham gabungan akan turun Lubis, 2006:158. Terjadinya kenaikan atau penurunan pada indeks harga saham gabungan
maka akan dapat berdampak pada nilai aktiva bersih suatu reksadana. Jika indeks harga saham gabungan mengalami kenaikan maka nilai aktiva bersih suatu
reksadana mengalami kenaikan sehingga tingkat pengembalian reksadana akan
Universitas Sumatera Utara
91
bernilai positif artinya banyak investor yang melakukan penanaman saham pada produk reksadana tersebut sedangkan apabila indeks harga saham gabungan
mengalami turun, maka nilai aktiva bersih suatu reksadana turun artinya banyak investor yang menjual produk reksadana saham karena dianggap mengalami
kerugian sehingga tingkat pengembalian reksadana yang diterima oleh investor akan bernilai negatif.
Seperti dibulan Oktober 2013, indeks harga saham gabungan mengalami kenaikan, maka nilai aktiva bersih mengalami kenaikan sehingga tingkat
pengembalian reksadana bernilai positif, hal ini yang terjadi pada 36 produk reksadana saham artinya nilai aktiva bersih pada bulan tersebut lebih tinggi dari
bulan sebelumnya. Kenaikan tersebut bisa disebabkan karena naiknya nilai aset atau terjadi pertumbuhan pada unit penyertaan reksadana tersebut.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Sholihat 2015, Pasaribu dan Kowanda 2015 dan Sujoko 2009 menyatakan bahwa IHSG memiliki
hubungan positif dan signifikan terhadap tingkat pengembalian reksadana saham. Sehingga jika indeks harga saham gabungan naik dapat berdampak terhadap nilai
aktiva bersih suatu reksadana. Nilai aktiva bersih suatu reksadana dengan unit penyertaan sangat membantu investor dalam memilih produk reksadana.
Universitas Sumatera Utara
92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kesimpulan penelitian ini adalah variabel makroekonomi yang
diwakili dengan inflasi, nilai tukar dan suku bunga BI, indeks Eido dan indeks Nikkei 225 berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham gabungan IHSG
secara simultan. Sedangkan, secara Parsial, inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap indeks harga saham gabungan IHSG, nilai tukar berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap indeks harga saham gabungan IHSG, Suku Bunga BI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks harga saham
gabungan IHSG, indeks Eido berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks harga saham gabungan IHSG dan Indeks Nikkei 225 berpengaruh positif dan
signifikan terhadap indeks harga saham gabungan IHSG. Dengan menggunakan analisis jalur, diketahui bahwa variabel makroekonomi
yang diwakili oleh inflasi, nilai tukar dan suku bunga BI, indeks Eido dan indeks Nikkei 225 memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap tingkat pengembalian
reksadana saham sehingga dijelaskan dengan menggunakan variabel intervening yaitu indeks harga saham gabungan. Sehingga diperoleh hasil bahwa indeks harga
saham gabungan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pengembalian reksadana saham di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara