57
terhadap indeks harga saham gabungan. Indeks harga saham gabungan P
6
mempunyai hubungan langsung terhadap tingkat pengembalian reksadana saham.. Namun Demikian, inflasi, kurs, BI rate, indeks Eido dan indeks Nikkei 225
mempunyai hubungan tidak langsung terhadap tingkat pengembalian reksadana yaitu dari inflasi P
1
, nilai tukar P
2
, Suku Bunga BI P
3
, indeks Eido P
4
dan indeks Nikkei 225 P
5
ke Indeks Harga Saham Gabungan P
6
kemudian ke tingkat pengembalian reksadana.
Langkah terakhir adalah melakukan interprestasi hasil yaitu menentukan jalur pengaruh yang signifikan dan mengidentifikasi jalur yang pengaruhnya lebih kuat,
yaitu dengan membandingkan koefiesien jalur terstandar. Apabila pengaruh tidak langsung lebih besar dibandingkan pengaruh langsung, maka variabel intervening
dianggap mampu memediasi hubungan antara variabel independen dan dependen.
3.8.5 Pengujian Hipotesis
3.8.5.1 Uji Signifikan Serempak Uji F
Menurut Situmorang dan Lufti 2014:171, uji F ini juga sering disebut sebagai uji simultan, untuk menguji apakah variabel bebas yang
digunakan dalam model mampu menjelaskan perubahan nilai variabel terikat atau tidak serta menguji apakah hipotesis yang dilakukan diterima atau
ditolak. Jika F
hitung
F
Tabel
maka H diterima atau H
1
ditolak, sedangkan F
hitung
F
Tabel
maka H ditolak atau H
1
diterima. Jika tingkat signifikan dibawah 0,05 maka H
ditolak atau H
1
diterima. Pengujian secara simultan dirumuskan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
58
a. H
: b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= b
5
= 0, artinya secara simultan inflasi, nilai tukar , suku bunga BI, indeks Eido dan indeks Nikkei 225 berpengaruh
tidak signifikan terhadap indeks harga saham gabungan. b.
H
1
: b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ b
4
≠ b
5
≠ 0, artinya secara simultan inflasi, nilai tukar , suku bunga BI, indeks Eido dan indeks Nikkei 225
berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham gabungan.
3.8.5.2 Uji Signifikan Parsial Uji T
Menurut Situmorang dan Lufti 2014:172, uji T merupakan suatu pengujian untuk mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak
serta menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Nilai t hitung digunakan unuk menguji secara parsial terhadap variabel terikat. Jika
Jika T
hitung
T
Tabel
maka H diterima atau H
1
ditolak, sedangkan T
hitung
T
Tabel
maka H ditolak atau H
1
diterima. Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka H
ditolak atau H
1
diterima. Pengujian secara parsial dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. H
: b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= b
5
= 0, artinya inflasi, nilai tukar, suku bunga BI, indeks Eido dan Indeks Nikkei 225 berpengaruh tidak signifikan
terhadap indeks harga saham gabungan. b.
H
1
: b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ b
4
≠ b
5
≠ 0, artinya inflasi, nilai tukar, suku bunga BI, indeks Eido dan Indeks Nikkei 225 berpengaruh signifikan
terhadap indeks harga saham gabungan.
Universitas Sumatera Utara
59
c. H
: b
1
= 0, artinya indeks harga saham gabungan berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat pengembalian reksadana saham.
d. H
1
: b
1
≠ 0, artinya indeks harga saham gabungan berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian reksadana saham.
3.8.5.3 Uji Koefisien Determinasi R