Model - Model Teori Kinerja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

pendidik yang profesional yang seharusnya memiliki kompetensi dan keterampilan dalam proses belajar mengajar.

2. Model - Model Teori Kinerja

Untuk lebih memahami tentang kinerja, berikut ini disajikan beberapa macam model teori kinerja yaitu: a. Model Vroomian Vroomian mengemukakan bahwa “Performance = f Ability x Motivation“. Menurut, model ini kinerja seseorang merupakan fungsi perkalian antara kemampuan ability dan motivasi. Hubungan perkalian tersebut mengandung arti bahwa: jika seseorang rendah pada salah satu komponen maka prestasi kerjanya akan rendah pula. Kinerja seseorang yang rendah merupakan hasil dari motivasi yang rendah dengan kemampuan rendah. b. Model Lawler dan Porter Lawler dan Porter mengemukakan bahwa: “Performance = Effort x Ability x Role Peceptions“. Effort adalah banyaknya energi yang dikeluarkan seseorang dalam situasi tertentu abilities adalah karakteristik individu seperti inteligensi, keterampilan, sifat sebagai kekuatan potensi untuk berbuat dan melakukan sesuatu. Sedangkan role perceptions adalah kesesuaian antara usaha yang dilakukan seseorang dengan pandangan atasan langsung tentang tugas yang seharusnya dikerjakan. c. Model Ander dan Butzin Ander dan Buzin mengajukan model kinerja sebagai berikut: “future performance = fact performance + motivation x Ability”. Jika semua teori tentang kinerja dikaji, maka didalamnya melibatkan dua komponen utama yakni “ability” dan “motivasi”. Perkalian antara ability dan motivasi menjadi sangat populer, sehingga banyak sekali dikutip oleh para ahli dalam membicarakan kinerja. Orang yang tinggi abilitynya tetapi rendah motivasinya, akan menghasilkan kinerja yang rendah, demikian halnya orang yang bermotivasi tinggi tetapi abilitinya rendah. 6

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Membicarakan kinerja guru, tidak dapat dipisahkan dari faktor- faktor pendukung. Faktor pendukung itu merupakan faktor penting terlaksananya KBM secara baik dan benar. Balai Pengembangan Produktivitas Daerah, mengemukakan enam faktor utama yang menentukan produktivitas tenaga kependidikan, yakni: 6 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional , h. 136-137 a. Sikap kerja, seperti kesediaan untuk bekerja secara bergiliran shift work, dapat menerima tambahan tugas, dan bekerja dalam satu tim. b. Tingkat keterampilan, yang ditentukan oleh pendidikan latihan dalam menajemen dan supervisi serta keterampilan dalam teknik industri. c. Hubungan antara tenaga kerja dengan pimpinan organisasi yang tercermin dalam usaha bersama antara pimpinan organisasi dengan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu quality control circles. 7 Di samping hal tersebut, terdapat pula berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja kependidikan, yaitu: a. Sikap mental, berupa motivasi, disiplin, dan etika kerja. b. Pendidikan, pada umumnya orang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan memiliki wawasan yang lebih luas, terutama penghayatan akan arti penting produktivitas. c. Keterampilan, makin terampil tenaga kependidikan akan lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas dengan baik. d. Manajemen, diartikan dengan hal yang berkaitan dengan sistem yang diterapkan oleh pimpinan untuk mengelola dan memimpin serta mengendalikan tenaga kependidikan. e. Tingkat penghasilan yang memadai dapat menimbulkan konsentrasi kerja, dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas. f. Gizi dan kesehatan akan meningkatkan semangat kerja dan mewujudkan produktivitas kerja yang tinggi. g. Jaminan sosial yang diberikan dinas pendidikan kepada tenaga kependidikan. h. Lingkungan dan suasan kerja yang baik akan mendorong tenaga kependidikan senang bekeja dan meningkatkan tangungjawab. i. Kualitas sarana pembelajaran berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas. j. Teknologi yang dipakai secara tepat akan mempercepat penyelesaian proses pendidikan. 8 Untuk itu, kerja produktif perlu didukung oleh kemauan yang tinggi, kemampuan kerja yang sesuai dengan isi kerja, lingkungan yang nyaman dan kondusif, penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup, jaminan sosial yang memadai, kondisi kerja yang manusiawi, serta hubungan kerja yang harmonis. 7 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional , h. 138-139 8 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional, h. 139-140

4. Penilaian Kinerja Guru

Dokumen yang terkait

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT AKUNTANSI

0 5 107

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG CARA GURU MENGAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Cara Guru Mengajar Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas X Di SMA Batik 1 Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG CARA GURU MENGAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Cara Guru Mengajar Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas X Di SMA Batik 1 Surakarta.

0 1 19

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT AKUNTANSI SISWA JURUSAN AKU

0 0 18

Hubungan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar.

0 1 145

Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kemampuan Guru dan Kelengkapan Fasilitas Belajar dengan Prestasi Belajar IPS pada Siswa MTs Negeri 1 Banjarnegara.

0 0 146

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

0 0 153

Hubungan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar - USD Repository

0 0 143

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU FISIKA DENGAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

0 2 107