2.6.2. Uraian Proses
Uraian proses produksi makanan ternak, proses yang ada dapat dikelompokkan dalam tahap-tahap sebagai berikut:
1. Penimbangan Jagung dimasukkan terlebih dahulu ke mesin dumping, yaitu tempat
pemasukkan bahan baku yang kemudian dialirkan dengan chains conveyor dan elevator ke sifter untuk mengayak bahan baku dari sampah-sampah yang terdapat
pada bahan baku. Kemudian jagung dari sifter dimasukkan ke salah satu tabung dari tempat penampungan material melalui elevator. Proses ini terjadi pada semua
bahan baku yaitu jagung, dan dedak kasar. Dari tempat penampungan ini, masing- masing bahan baku akan ditimbang terlebih dahulu hingga mencapai berat 400 kg.
Sedangkan untuk bahan tambahan seperti minyak sawit, mineral, obat-obatan dan vitamin ditimbang di ruang obat, dan dilakukan setiap satu kali pencampuran.
Bahan baku yang telah ditimbang kemudian dibawa ke mesin hammer mill dengan screw conveyor untuk dilakukan proses selanjutnya.
2. Penggilingan Bahan baku yang telah ditimbang di bin penampungan kemudian dimasukkan
ke mesin hammer mill untuk dilakukan penggilingan. Pada proses penggilingan ini bahan baku yang turun dari bin bahan, langsung digiling sampai berbentuk
tepung. Bahan baku yang masuk ke penggilingan akan terpukul oleh palu yang berputar dengan kecepatan 1800 rpm, sehingga bahan baku terpukul dan
terlempar masuk ke ayakan yang terpasang sepanjang sisi palu yang berputar.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penggilingan yang sudah halus akan keluar dari mesin hammer mill dan masuk ke tempat pencampuran untuk dilakukan proses selanjutnya.
3. Pengadukan Bahan baku yang telah digiling akan dicampur dengan memasukkan bahan-
bahan tambahan seperti mineral, vitamin, dan obat-obatan yang semuanya telah ditimbang dengan komposisi kurang lebih 1 . Sedangkan untuk minyak sawit,
dialirkan melalui pipa kecil kemudian dimasukkan ke dalam mesin pencampur, yang kemudian dipancarkan lewat pipa-pipa tersebut. Pencampuran dilakukan
selama 3 menit, kemudian material dibawa menggunakan chains conveyor lalu dilanjutkan dengan bucket elevator ke bin penampungan untuk kemudian
dilakukan proses pembentukan. 4. Pembentukan
Campuran bahan dari proses pengadukan dibawa dengan chains conveyor dan dilanjutkan dengan bucket elevator ke mesin conditioner. Pada mesin conditioner
ini dilakukan penambahan kadar air dengan cara mengalirkan uap air panas melalui pipa kecil dari mesin boiler. Temperatur uap panas dialirkan ke dalam
mesin conditioner berkisar 70-80
o
C, kemudian material dibawa dengan screw conveyor. Setelah proses pemasakan material, dilakukan pembentukan pellet
pemeletan pada mesin pellet mill. Pembentukan pellet ini dicetak pada lubang- lubang dengan ukuran tertentu, dan hasil dari pembentukan pellet kemudian
dicurahkan ke proses pendinginan melalui pipa. Proses pendinginan ini digunakan mesin pendingin. Di dalam cooler ditempatkan blower untuk menyemprotkan
Universitas Sumatera Utara
udara dingin ke bahan yang akan didinginkan. Dari mesin pendingin, bahan diangkut ke mesin crumble dengan chains conveyor, bucket elevator dan pipa.
5. Penghancuran Bahan yang berasal dari mesin pendingin yang telah berbentuk pellet langsung
dibawa ke mesin penghancur pellet mesin crumble melalui elevator untuk dilakukan pemecahan pellet pada mesin crumble tersebut. Proses penghancuran
ini dilakukan dengan menggunakan roller yang terdapat pada mesin crumble. Bahan yang telah dipecah atau dihancurkan tersebut, kemudian dibawa ke tempat
pengayakan. 6. Pengayakan
Setelah penghancuran dengan mesin crumble dibawa denngan chain conveyor dan bucket elevator ke pengayakan untuk memisahkan crumbles dengan bentuk
tepung yang terjadi karena proses penghancuran. Bentuk tepung ini dibawa kembali ke proses pembentukan untuk dilakukan pemeletan ulang. Jenis crumbles
yang ukurannya sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan dicurahkan ke penampungan crumbles untuk selanjutnya dilakukan pengarungan dan
penimbangan. 7. Pengarungan Pengepakan
Produk jadi berupa makan ternak jenis crumbles yang terdapat dalam tempat penampungan, masing-masing dicurahkan ke dalam karung plastik sekaligus
ditimbang secara otomatis dengan berat netto 50 kg per karung. Setelah pengarungan selesai produk jadi dibawa ke penjahitan karung menggunakan belt
conveyor. Penjahitan karung ini dilakukan dengan mesin jahit karung sewing
Universitas Sumatera Utara
machine, selanjutnya produk yang sudah dikepak dibawa ke gudang bahan jadi dengan forklift.
Proses produksi untuk makanan ternak ayam, dan ikan sama saja, hanya berbeda pada perbandingan formula dari bahan baku, bahan tambahan, dan obat-
obatan vitamin.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dunia usaha mengalami perkembangan yang sedemikian cepatnya sehingga menyebabkan maraknya perusahaan-perusahaan manufaktur yang saling
bersaing untuk menjadi yang terbaik di pasar global. Kunci utama dalam memenangkan persaingan tersebut adalah dengan menyediakan produk yang tepat
mutu, tepat jumlah, tepat harga hingga biaya pengiriman yang sesuai. Untuk memperoleh kriteria tersebut dibutuhkan proses produksi yang lancar agar
tercapai peningkatan produktivitas perusahaan. Proses produksi yang lancar merupakan proses produksi yang efisien dan dapat meningkatkan target produksi
yang diinginkan. PT. Sabas Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang produksi pakan ternak. PT. Sabas Indonesia memproduksi pakan ternak dengan bahan baku utama berupa jagung dan dedak kasar yang kemudian diolah
menjadi produk pakan ternak dan didistribusikan ke Distribution Centre yaitu PT. Itertama Trikencana Bersinar, PT. Ayam Mas Makmur dan PT. Unggas Sehat
Mandiri. Skema pendistribusian produk pakan di PT. Sabas Indonesia dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Universitas Sumatera Utara