Analisis Penentuan Jumlah Produksi Analisis Peramalan Permintaan Analisis Perhitungan

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Penentuan Jumlah Produksi

Penentuan jumlah produksi dimulai dari beberapa tahap yaitu pertama meramalkan permintaan dari setiap DC. Setelah didapatkan hasil peramalan permintaan 12 periode ke depan, maka jumlah produksi pada lantai produksi ditetapkan sesuai hasil peramalan permintaan. Lalu dilakukan perhitungan order quantity dan dihitung safety stock untuk masing-masing DC sesuai dengan data historis karena sistem yang diterapkan merupakan sistem tarik. Berikut merupakan tabel hasil peramalan terhadap produk pakan ternak Tabel 6.1. Rekapitulasi Hasil Peramalan Pakan Ternak Periode DC1 DC2 DC3 Total Agt-16 34 40 37 110 Sep-16 37 38 41 116 Okt-16 41 38 46 125 Nov-16 46 38 50 134 Des-16 49 40 53 141 Jan-17 50 42 53 145 Feb-17 50 43 51 144 Mar-17 47 45 47 138 Apr-17 42 45 42 129 Mei-17 38 45 38 120 Universitas Sumatera Utara Tabel 6.1. Rekapitulasi Hasil Peramalan Pakan Ternak Lanjutan Periode DC1 DC2 DC3 Total Jun-17 35 43 35 113 Jul-17 33 41 35 109 Total per Tahun 501 498 525 1524 Sumber : Pengolahan Data

6.2. Analisis Peramalan Permintaan

Metode peramalan yang digunakan yaitu metode peramalan regresi yang merupakan salah satu metode time series yang hasilnya diperoleh berdasarkan data historis permintaan produk 12 bulan yang dimulai dari bulan Agustus 2015 – Juli 2016 pada masing-masing konsumen seperti PT. Itertama Trikencana Bersinar, PT. Ayam Mas Makmur dan PT. Unggas Sehat Mandiri. Pemilihan trend peramalan yang digunakan dipilih berdasarkan nilai SEE terkecil dari dua alternatif trend yang dipergunakan pada perhitungan peramalan berdasarkan scatter diagram. Metode peramalan yang terpilih pada konsumen 1,2 dan 3 adalah metode siklis dengan SEE 10,49; 6,3; dan 6,73. Dari peramalan tersebut dapat dilihat bahwa pemilihan metode peramalan lebih dominan pada metode siklis. Hal ini diakibatkan trend permintaan pada data historis permintaan konsumen mendekati trend grafik siklis yang bersifat fluktuatif. Universitas Sumatera Utara

6.3. Analisis Perhitungan

Order Quantity Order quantity dihitung untuk mengetahui jumlah order optimum yang harus dipesan dan dikirimkan untuk setiap kali pemesanan. Pada periode-periode sebelumnya perusahaan tidak menentukan jumlah pengiriman optimum sehingga hanya menggunakan sistem pemesanan yang berdasarkan jumlah produk yang diinginkan dari setiap distribution centre dan masih menggunakan trial dan error. Order quantity pada penelitian ini menggunakan metode economic order quantity yang memperhatikan faktor biaya holding cost, biaya distribusi dan jumlah permintaan produk setiap distribution centre. Berikut merupakan rekapitulasi perhitungan order quantity. Tabel 6.2. Rekapitulasi Perhitungan Order Quantity No Distribution Centre Order Quantity Ton 1 DC 1 74 2 DC 2 66 3 DC 3 71 Dalam perhitungan jumlah order quantity pada DC 1, DC 2, dan DC 3 memiliki jumlah order quantity setiap pemesanan cukup tinggi yaitu 74 ton, 66 ton, dan 71 ton dikarenakan jumlah permintaan dan biaya distribusi yang tinggi sehingga jumlah order quantity menjadi lebih tinggi. Dengan kata lain, demi menghemat biaya distribusi dibandingkan biaya penyimpanan maka setiap dilakukan pemesanan jumlah order quantity yang dikirimkan ke distribution centre menjadi lebih besar. Universitas Sumatera Utara Gambar 6.1. Hasil Perhitungan Order Quantity

6.4. Analisis Perhitungan Frekuensi Pemesanan