Kesimpulan Transkrip Wawancara Informan 3

103 BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Hubungan komunikasi yang terjalin antara legislatif dan eksekutif Kabupaten Labuhanbatu berjalan cukup efektif dalam kaitannya dengan proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD tahun 2015. Bilaman dikaji lebih lanjut, konteks komunikasi yang diterapkan oleh internal organisasi eksekutif Kabupaten Labuhanbatu ini merupakan arah komunikasi formal yang dimaknai sebagai proses interaksi di dalam bagianunit orhganisasi yang saling berhubungan dalam mewujudkan tujuan. Sedangkan dalam konteks politik, pola komunikasi politik yang terjadi antara legislatif dan eksekutif terjadi pada momentm pembahasan APBD di Badan Anggaran Banggar dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah TAPD Kabupaten Labuhanbatu. Pada fase ini muncul interaksi kepentingan antara lembaga legislatif dan eksekutif. Berkaitan dengan wewenang dan tanggungjawab yang dimiliki oleh masing-masing pihak, legislatif memberikan evaluasi terhadap postur rencana APBD yang diajukan oleh eksekutif di Kabupaten Labuhanbatu. Hal tersebut berkenaan dengan orientasi kepentingan dari peran DPRD dalam penganggaran daerah, satu diantaranya adalah mengusahakan aspirasi dari konstituen di daerah pemilihannya. Sementara dilain pihak, eksekutif memiliki kepentingan agar proses penyusunan dan penetapan APBD dapat berjalan lancar agar serapan anggaran dapat dimaksimalkan untuk tujuan pemerataan pembangunan daerah. Universitas Sumatera Utara 104 Namun di satu momentum proses perencanaan APBD Kabupaten Labuhanbatu tahun anggaran 2015 harus ditunda sementara pembahasannya di tingkat DPRD Kabupaten disebabkan oleh belum terbentuknya struktur baru dan alat kelengkapan DPRD Labuhanbatu periode 2014-2015. Dalam menganggulangi keterlambatan proses penyusunan APBD ini, Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu telah bersepakat saling berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk memberi jalan tengah dan kompensasi tenggang waktu. Hubungan yang terjadi antara legislatif dan eksekutif Kabupaten Labuhanbatu dalam proses penyusunan anggaran daerah tentunya tidak terlepas dari dinamika hubungan wewenang antara kedua lembaga tersebut. Hasil dari pengamatan dan wawancara dengan informan menggambarkan bahwa terdapat kecenderungan diskoordinasi antara Pemerintah Kabupaten dengan DPRD. Lebih lanjut diketahui bahwa diskoordinasi ini berujung pada konflik kepentingan antara eksekutif dan legislatif daerah di dalam pembuatan kebijakan APBD Kabupaten Labuhanbatu tahun 2015. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya konflik, namun penyebab konflik dalam pembuatan kebijakan APBD APBD Kabupaten Labuhanbatu tahun 2015 ini karena perbedaan kepentingan antara kepala daerah dengan anggota legislatif. Universitas Sumatera Utara 105

4.1 Saran