69
2.4 Rincian Dokumen Pelaksanaan APBD Kabupaten Labuhanbatu 2014- 2015
Di dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah disebutkan bahwa pemerintah daerah memiliki peluang yang luas untuk mengembangkan dan
membangun daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya masing-masing. Dalam Perencanaan Anggaran dan Belanja Negara, pemerintah menganut prinsip
anggaran berimbang dan dinamis. Jumlah penerimaan daerah untuk pembangunan daerah baik yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah, Penerimaan dari
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi sangat menentukan kinerja Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu. Namun, pemerintah daerah juga harus menanggung
konsekuensi yang sesuai, yakni daerah harus memberikan pertanggungjawaban atas pengalokasian dana yang dimiliki dengan cara yang efisien dan efektif,
khususnya dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan pelayanan umum kepada masyarakat. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjalankan konsekuensi
yang dimiliki oleh pemerintah daerah adalah dengan menyusun dan melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD kepada pemerintah pusat dan
masyarakat luas. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD yang dimaksud adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang juga
merupakan instrumen utama untuk melaksanakan kebijakan yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan
peraturan daerah.
Universitas Sumatera Utara
70
APBD merupakan semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk
segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. Pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan
gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah, sehingga analisis pengelolaan keuangan
daerah menjelaskan tentang aspek kebijakan keuangan daerah, yang berkaitan dengan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah serta capaian kinerja, guna
mewujudkan visi dan misi daerah. APBD tersebut harus menyajikan informasi yang jelas mengenai tujuan,
sasaran, hasil, dan manfaat yang diperoleh dari suatu kegiatan atau proyek yang dianggarkan. Anggota masyarakat memiliki hak dan akses yang sama untuk
mengetahui proses anggaran karena menyangkut aspirasi dan kepentingan masyarakat, terutama pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup masyarakat. Selain
itu, masyarakat juga berhak untuk menuntut pertanggungjawaban atas rencana ataupun pelaksanaan anggaran tersebut.
Namun dalam perkembangannya, sistematika anggaran berbasis kinerja muncul sebagai pengganti dari anggaran yang bersifat tradisional. Anggaran
berbasis kinerja pada dasarnya memiliki makna yang mendalam yaitu suatu pendekatan sistematis dalam proses penyusunan anggaran yang mengaitkan
pengeluaran yang dilakukan organisasi pemerintahan di daerah dengan kinerja yang dihasilkannya serta menggunakan informasi kinerja yang terencana. Proses
penyusunan anggaran pemerintah daerah, dimulai dengan dokumen-dokumen
Universitas Sumatera Utara
71
perencanaan seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD, Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD, Kebijakan Umum Anggaran KUA
dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara PPAS. Sedangkan, pada tingkat satuan kerja pemerintah daerah SKPD, dokumen-dokumen tersebut meliputi
Rencana Stratejik Renstra SKPD, Rencana Kerja Renja SKPD dan Rencana Kerja dan Anggaran RKA SKPD. Dalam implementasinya penerapkan
penganggaran berbasis kinerja tidak hanya dibuktikan dengan adanya dokumen- dokumen tersebut, melainkan substansi dari dokumen tersebut harus ada
keselarasan antar dokumen-dokumen dengan memperhatikan indikator kinerja yang hendak dicapai. Indikator-indikator kinerja di SKPD dituangkan dalam
Renja SKPD seyogyanya terdapat keselarasan dalam pencapaian indikator kinerja yang termuat dalam Renstra SKPD. Indikator kinerja Renja SKPD harus selaras
dengan indikator-indikator kinerja yang dituang dalam RKA SKPD. Keselarasan indikator kinerja secara otomatis akan dapat mengaitkan tujuan-tujuan yang
hendak dicapai dalam dokumen perencanaan strategis Renstra SKPD yang selanjutnya dituangkan dalam program dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
SKPD. Perkembangan APBD Kabupaten Labuhanbatu selama kurun waktu dua tahun
2014 - 2015 kebijakan pengelolaan keuangan daerah meliputi kebijakan penerimaan keuangan daerah dan pengeluaran keuangan daerah seperti yang
digambarkan pada Tabel 2.4 berikut :
Universitas Sumatera Utara
72
Tabel 2.4 : Ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Labuhanbatu Tahun 2014 dan 2015
No. Realisasi Anggaran
Tahun 2014
2015
A Pendapatan a.1 + a.2 + a.3
965,922,141,497 1,050,104,470,027
a.1 Pendapatan Asli Daerah PAD