tumpang tindih dengan tanggung jawab di keluarga Netemeyer, Boles, McMurrian, 1996; Hennessy, 2005.
Jadi berdasarkan pemaparan pengertian di atas, work family conflict merupakan salah satu bentuk konflik antar peran dimana tuntutan peran di
pekerjaan saling tumpang tindih dengan tuntutan peran di keluarga, pemenuhan terhadap peran yang satu akan menggangu pemenuhan peran yang lainnya
sehingga memunculkan perilaku yang tidak diharapkan dalam pekerjaan.
2. Dimensi Work Family Conflict
Greenhaus dan Beutell 1985 menyatakan bahwa terdapat tiga dimensi work family conflict
, yaitu: 1. Time-based conflict, merupakan konflik yang terjadi ketika waktu yang
tersedia untuk memenuhi peran di pekerjaan keluarga tidak dapat digunakan untuk memenuhi peran di keluarga pekerjaan dengan kata lain
pada waktu yang sama seorang yang mengalami work family conflict tidak akan bisa melakukan dua atau lebih peran sekaligus.
2. Strain-based conflict, merupakan ketegangan yang disebabkan oleh salah satu peran membuat seseorang sulit untuk memenuhi tuntutan perannya
yang lain. Misalnya, seorang karyawan yang seharian bekerja akan merasakan kelelahan dan menyebabkannya kesulitan dalam melakukan
pekerjaan di rumah. Konflik ketegangan ini bisa memicu tekanan darah meningkat, kecemasan, kelelahan, cepat marah dan depresi.
Universitas Sumatera Utara
3. Behavior-based conflict, merupakan konflik yang muncul ketika pola dari suatu perilaku pada peran yang sedang dijalankan tidak sesuai dengan
harapan perilaku pada peran yang lainnya. Sebagai contoh seorang manajer pria saat bekerja diharapkan memiliki kepercayaan diri, emosi
yang stabil, agresif, dan objektif, sedangkan ketika berada di rumah mungkin diharapkan menjadi orang yang hangat, melindungi, dan
emosional. Jika seseorang tidak bisa menyesuaikan perilakunya dengan berbagai peran yang berbeda, maka akan mengalami konflik antar peran-
peran tersebut. Selanjutnya, Greenhaus, Allen, dan Spector 2006 menambahkan dimensi
work family conflict yang keempat yaitu;
4. Energy-based conflict, merupakan konflik yang muncul ketika peran yang
satu menyebabkan kelelahan fisik dan emosional sehingga menghambat pemenuhan peran lainnya. Misalnya, seorang karyawan yang sangat lelah
untuk bekerja di pagi hari karena semalaman menjaga anak yang sakit.
3. Bentuk-bentuk Work Family Conflict
Penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua bentuk work family conflict, yaitu: pekerjaan yang mengganggu kehidupan rumah tangga work interference
family dan kehidupan rumah tangga yang mengganggu pekerjaan family
interference work Frone, Russel, Cooper, 1992a; Allen, Herst, Bruck,
Sutton, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Byron 2005 menemukan bahwa work interference family WIF mempunyai dampak yang lebih besar terhadap work family conflict dibandingkan
dengan family interference work FIW. Selain itu WIF dinilai memiliki hubungan yang erat dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaan. Hasil
penelitian Netemeyer, McMurrian, Boles 1996 pada guru, sales, dan bisnisman menunjukkan WIF lebih mempengaruhi kepuasan kerja daripada
konflik FIW.
4. Konsekuensi-Konsekuensi Work Family Conflict