aturan atau program yang dimiliki oleh perusahaan tempatnya bekerja.
3. Teknik Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel adalah cara yang digunakan untuk
mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu, dalam jumlah yang sesuai dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi
agar diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili populasi Hadi, 2000. Pada penelitian ini sampel didapat dengan teknik non probability sampling
dimana besarnya peluang anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel tidak diketahui. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan incidental sampling.
Hadi 2000 mengatakan bahwa dalam teknik incindental sampling ini berarti setiap anggota populasi tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk dapat
terpilih menjadi anggota sampel. Pemilihan sampel dari populasi didasarkan pada faktor kebetulan dan kemudahan dijumpainya sampel yang disesuaikan dengan
karakteristik tertentu.
D. Metode Pengambilan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode skala. Metode skala digunakan karena mengingat data yang ingin diukur
berupa konstrak atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu Azwar, 2005. Selain itu, Azwar 2005 juga menambahkan bahwa
karakteristik dari skala psikologis yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap
indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan. 2. Dikarenakan atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat
indikator-indikator perilaku
sedangkan indikator
perilaku diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem, maka skala psikologi selalu
banyak berisi aitem-aitem. 3. Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban benar atau
salah. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh
‐sungguh. Hanya saja jawaban yang berbeda dinterpretasikan secara berbeda pula.
Hadi 2000 menyatakan bahwa skala dapat digunakan dalam penelitian berdasarkan asumsi-asumsi sebagai berikut :
1. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya. 2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada penyelidik adalah
benar dan dapat dipercaya. 3. Interpretasi subjek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti. Maka skala yang digunakan pada penelitian adalah skala Likert. Skala ini
merupakan model skala pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai sikap Azwar, 2005. Prosedur skala dengan metode
Likert didasari oleh dua asumsi yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Setiap pernyataan sikap yang disepakati sebagai pernyataan yang favorable
mendukung atau yang unfavorable tidak mendukung. 2. Jawaban dari individu yang mempunyai sikap positif harus diberi
bobot yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap negatif.
Adapun skala yang digunakan yaitu: skala pengembangan karir dan skala work family conflict.
1. Skala Work Family Conflict Skala ini digunakan untuk mengungkap level work family conflict dari
subjek penelitian. Dalam melakukan penyusunan skala, peneliti menggunakan dimensi work family conflict menurut Greenhaus dan Beutell 1985 meliputi
time-based conflict, strain-based conflict , behavior-based conflict dan menurut
Greenhauss, Allen, Spector 2006 energy-based conflict. Setiap aspek-aspek di atas akan diuraikan ke dalam sejumlah pernyataan
mendukung dan tidak mendukung, dimana subjek diberikan lima alternative pilihan yaitu Sangat Setuju SS, Setuju S, Netral N, Tidak Setuju TS, dan
Sangat Tidak Setuju STS. Untuk aitem yang mendukung, pilihan SS = 5, pilihan S = 4, pilihan N = 3, pilihan TS = 2, dan pilihan STS = 1. Sedangkan untuk aitem
yang tidak mendukung pilihan SS = 1, pilihan S = 2, pilihan N = 3, pilihan TS = 4, dan pilihan STS = 5. Skor skala ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor
jawaban maka semakin tinggi level work family conflict.
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini disajikan Tabel 1 yang berisi blueprint distribusi aitem-aitem skala work family conflict:
Tabel 1. Blueprint Distribusi Aitem dalam Skala Work Family Conflict Sebelum Uji Coba
Komponen Objek Sikap Komponen Sikap
Total Aitem
Mendukung Tidak
Mendukung Time-based conflict
1,2,8,9,11,23 15,18,33,40
10 25
Strain-based conflict 3,4,7,
24,25,26,32 5,10,12,13,34
12 30
Behavior-based conflict 28,29,31,35,38,
39 16,17,21,22
10 25
Energy-based conflict 6,27,30,36,37
14,19,20 8
20 Total Aitem
40 100
2. Skala Pengembangan Karir Skala ini digunakan untuk mengungkap pengembangan karir subjek
penelitian. Dalam skala ini peneliti menyusun skala berdasarkan teori pengembangan karir yang dikemukakan oleh Noe 2002. Skala pengembangan
karir mengukur sejauh mana peran ketiga pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan karir karyawan di suatu perusahaan, yaitu: karyawan, perusahaan,
dan manajer. Pengukuran terhadap peran masing-masing pihak tersebut akan diuraikan
ke dalam sejumlah pernyataan mendukung dan tidak mendukung, dimana subjek diberikan lima alternatif pilihan yaitu Sangat Setuju SS, Setuju S, Netral N,
Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Untuk aitem yang mendukung, pilihan SS = 5, pilihan S = 4, pilihan N = 3, pilihan TS = 2, dan pilihan STS = 1.
Sedangkan untuk aitem yang tidak mendukung pilihan SS = 1, pilihan S = 2, pilihan N = 3, pilihan TS = 4, dan pilihan STS = 5. Skor skala ini menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
bahwa semakin tinggi skor jawaban maka semakin positif pengembangan karir karyawan.
Berikut ini disajikan Tabel 2 yang berisi blueprint distribusi aitem-aitem skala pengembangan karir:
Tabel 2. Blueprint Distribusi Aitem dalam Skala Pengembangan Karir Sebelum Uji Coba
Komponen Objek Sikap
Komponen Sikap Total
Aitem Mendukung
Tidak Mendukung
Peran Karyawan 1,2,8,9,26
3,10,13,18,22 10
31.25 Peran Perusahaan
5,7,20,27,29,31 15,19,23,24
10 31.25
Peran Manajer 6,11,12,28,30,32
4,14,16,17,21,25 12
37.50 Total Aitem
32 100
E. Uji Validitas, Uji Daya Beda Aitem, dan Reliabilitas Alat Ukur