Tahap-Tahap Pengembangan Karir Pengembangan Karir 1.

mengambil keputusan karir yang sesuai dengan kemampuan dan keadaan dirinya. 5. Membentuk jalur karir dan menginformasikannya secara jelas kepada karyawan. Perusahaan juga harus merencanakan serangkaian tahapan karir dalam maupun antar pekerjaan dan keahlian ataupun kriteria lainnya yang dibutuhkan karyawan agar dapat menduduki suatu posisi atau jabatan.

3. Tahap-Tahap Pengembangan Karir

Menurut Noe 2002 pengembangan karir merupakan sebuah proses yang melewati beberapa tahapan dimana disetiap tahapnya memiliki karakteristik tugas pengembangan, kegiatan, dan hubungan yang berbeda. Keinginan untuk berhenti bekerja, motivasi, dan kinerja karyawan dipengaruhi oleh seberapa baik perusahaan menyusun tugas-tugas pengembangan di setiap tahapan karir. Adapun tahap-tahap karir menurut Noe 2002, yaitu: 1. Exploration Stage Pada tahap ini seseorang berusaha untuk mengidentifikasikan tipe pekerjaan yang diminatinya dengan mempertimbangkan minat dan nilai- nilai yang ada pada dirinya, dan juga mencari informasi mengenai pekerjaan, karir, dan jabatan dari berbagai sumber yang ada. Begitu mereka dapat menentukan pekerjaan seperti apa yang menarik bagi mereka, maka selajutnya dapat ditentukan pendidikan dan pelatihan seperti apa yang mereka butuhkan. Biasanya tahap ini terjadi pada usia remaja sampai 29 tahun. Universitas Sumatera Utara 2. Establishment Stage Pada tahap ini seseorang sudah mampu berkontribusi secara lebih mandiri pada pekerjaan mereka, mempunyai lebih banyak tanggung jawab, dan membentuk gaya hidup yang diinginkan. Karyawan yang berada pada tahap ini tertarik untuk dilihat sebagai orang yang mempunyai kontribusi dalam perusahaan tempatnya bekerja. Selain itu, pada tahap ini juga karyawan membutuhkan kebijakan dari perusahaan yang membantu mereka dalam menyeimbangkan kehidupan pekerjaan dan keluarga. 3. Maintenance Stage Pada tahap ini karyawan fokus pada memperbaharui kemampuan dan mempertahankan persepsi orang lain bahwa dirinya masih mempunyai kontribusi pada perusahaanorganisasi. Karyawan pada tahap ini sudah memiliki banyak pengalaman kerja, pengetahuan mengenai pekerjaan mereka, dan pemahaman yang mendalam mengenai harapan-harapan perusahaanorganisasi. sehingga, karyawan pada tahap ini biasanya dapat menjadi mentor atau pelatih bagi karyawan baru. 4. Disengagement Stage Pada tahap ini karyawan mengantisipasi perubahan yang terjadi pada keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka. Karyawan pada tahap ini mungkin mengambil peran sebagai seorang sponsor, yaitu seseorang yang memberikan arahan pada karyawan lain, menjadi perwakilan perusahaan, menjadi teladan, dan membuat keputusan. Karyawan akan memilih untuk meninggalkan pekerjaan karena faktor usia, Universitas Sumatera Utara merjer, keinginan sendiri, atau penyusutan tenaga kerja. Sehingga mereka akan kembali ke tahap eksplorasi.

C. Hubungan antara Pengembangan Karir dengan Work Family Conflict

Dalam pelaksanaannya, pengembangan karir diatur untuk meningkatkan efektivitas perusahaan dan untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Kepuasan kerja merupakan hal penting bagi kehidupan individu yang bekerja. Kepuasan kerja dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain work family conflict Soeharto, 2010 . Work family conflict bisa terjadi akibat lamanya jam kerja dari individu, sehingga waktu bersama keluarga menjadi berkurang. Individu harus menjalankan dua peran pada saat yang bersamaan, yakni dalam pekerjaan dan dalam keluarga, sehingga peran di pekerjaan keluarga menyebabkan kesulitan dalam menjalankan peran di keluarga pekerjaan Greenhauss Beutell, 1985. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Parasuraman dan Simmers 2001 bahwa keterbatasan waktu yang dimiliki oleh seseorang berakibat pada terbatasnya waktu untuk keluarga, ketegangan dalam suatu peran yang akhirnya mempengaruhi kinerja peran yang lain, kesulitan perubahan perilaku dari peran satu ke peran yang lain menyebabkan seseorang mempunyai sikap dan perasaan negatif terhadap pekerjaannya. Kim dan Ling 2001 juga menambahkan bahwa sikap dan perasaan yang negatif terhadap pekerjaan merupakan akibat dari work family conflict yang dialami. Individu yang dapat menyeimbangkan peran dalam pekerjaan dan keluarga akan membuat individu memiliki perasaan yang positif Universitas Sumatera Utara