rempeyek merupakan camilan yang sangat digemari mulai dari anak-anak sampai orang dewasa dan merupakan makanan atau camilan yang sudah dikenal
masyarakat. Selain itu, rempeyek juga memiliki masa simpan yang cukup lama jika dibandingkan dengan produk makanan hasil olahan belalang yang lainnya,
misalnya bakso, sosis dan nugget. Uji daya terima dilakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Sumatera Utara yang berlangsung pada
pukul 10.00 sampai 12.00 WIB. Rempeyek yang diberikan masing masing rempeyek pada setiap perlakuan yaitu sebanyak ±10 gram.
5.3 Daya Terima Panelis Terhadap Warna Rempeyek
Pengujian organoleptik terhadap warna rempeyek yang memiliki skor tertinggi adalah A1 dengan campuran tepung belalang dan tepung tapioka
20:20 yaitu sebesar 71 78,8 termasuk kategori suka. Rempeyek A2 dengan campuran tepung belalang dan tepung tapioka 25:15 memiliki skor
60 66,7 termasuk dalam kategori kurang suka. Sedangkan rempeyek A3 dengan campuran tepung belalang dan tepung tapioka 30:10 memiliki skor
48 53,4 termasuk dalam kategori tidak suka. Berdasarkan hasil analisis Sidik Ragam menunjukkan bahwa nilai F
hitung
8,63 F
tabel
3,15. Hal ini berarti ada perbedaan penilaian terhadap warna rempeyek yang dimodifikasi tepung belalang kayu dengan persentase 20, 25
dan 30. Berdasarkan Uji Ganda Duncan terhadap hasil penilaian warna rempeyek
A2 sama dengan A3, namun rempeyek A1 berbeda dengan kedua rempeyek lainnya. Hal ini berarti bahwa warna rempeyek A1 lebih disukai daripada warna
Universitas Sumatera Utara
rempeyek A2 dan A3 karena rempeyek A1 mempunyai penilaian yang paling tinggi 2,4 dimana semakin tinggi tingkat penilaian maka rempeyek akan
semakin disukai. Warna rempeyek kacang hijau yang dimodifikasi dengan tepung belalang
kayu memiliki warna yang berbeda dengan rempeyek pada umumnya. Warna yang dihasilkan lebih coklat dari warna pada umumnya. Hal ini disebabkan karena
tepung belalang memiliki warna coklat. Warna dapat menandakan rasa suatu makanan. Bila suatu makanan
menyimpang dari warna yang umumnya berlaku, makanan tersebut pastinya tidak akan dipilih oleh konsumen. Meskipun sesungguhnya makanan tersebut masih
baik kondisinya. Meskipun demikian warna juga tidak selalu identik dengan suatu rasa tertentu Astawan, 2008.
Fungsi dari warna pada suatu makanan sangatlah penting, karena dapat membangkitkan selera makan. Warna dalam suatu makanan yang dijual di pasaran
belum tentu aman, yang tidak baik untuk dikonsumsi terlalu sering karena adanya residu logam berat pada zat pewarna tersebut sehingga berbahaya bagi kesehatan
Winarno, 2004.
5.4 Daya Terima Panelis Terhadap Aroma Rempeyek