Karakteristik Rempeyek Kacang Hijau yang dimodifikasi dengan Deskripsi Panelis

47

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Rempeyek Kacang Hijau yang dimodifikasi dengan

Tepung Belalang Kayu Dari ketiga perlakuan rempeyek dengan perbandingan tepung belalang dan tepung tapioka yaitu A1 20:20, A2 25:15 dan A3 30:10 maka dihasilkan rempeyek yang berbeda. Perbedaan ketiga rempeyek yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut ini: A1 A2 A3 Gambar 4.1 Rempeyek kacang hijau yang dimodifikasi dengan tepung belalang kayu Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Karakteristik Rempeyek Kacang Hijau yang dimodifikasi dengan Tepung Belalang Kayu Karakteristik Rempeyek A1 A2 A3 Warna Coklat Coklat Coklat pekat Aroma Aroma belalang Aroma belalang Aroma belalang Rasa Khas rempeyek Khas rempeyek dan belalang Khas rempeyek dan belalang Tekstur Renyah Renyah Renyah dan sedikit lembut Keterangan: A1 : Penambahan tepung beras 60, tepung belalang 20, dan tepung tapioka 20 A2 : Penambahan tepung beras 60, tepung belalang 25, dan tepung tapioka 15 A3 : Penambahan tepung beras 60, tepung belalang 30, dan tepung tapioka 10

4.2 Deskripsi Panelis

Panelis yang digunakan dalam penelitian ini adalah panelis tidak terlatih yaitu 30 orang mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Sumatera Utara USU yang masih aktif kuliah. Panelis terdiri dari 29 perempuan dan 1 orang laki-laki. Umur panelis berkisar antara 19-23 tahun. Pada saat diminta tanggapan atau penilaiannya tidak sedang mengalami sakit karena jika panelis dalam keadaan sakit, maka umumnya indera perasa pada panelis akan berkurang kemampuannya dalam melakukan atau menentukan pilihannya baik dari indikator warna, aroma, rasa dan tekstur. Universitas Sumatera Utara 4.3 Hasil Analisis Uji Organoleptik Terhadap Warna Rempeyek Kacang Hijau yang dimodifikasi dengan Tepung Belalang Kayu Hasil analisis uji organoleptik terhadap warna rempeyek dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Hasil Analisis Uji Organoleptik Terhadap Warna Rempeyek Kacang Hijau yang dimodifikasi dengan Tepung Belalang Kayu Kriteria kesukaan A1 A2 A3 Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor Suka 13 39 43,3 6 18 20,0 2 6 6,7 Kurang suka 15 30 33,3 18 36 40,0 14 28 31,1 Tidak suka 2 2 2,2 6 6 6,7 14 14 15.6 Total 30 71 78,8 30 60 66,7 30 48 53,4 Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat dilihat total skor rempeyek pada perlakuan A1 memiliki skor tertinggi 71 68,8. Berdasarkan uji Barlett maka dapat diketahui bahwa varians data populasi dimana sampel ditarik adalah seragam homogen yaitu bh 0,998 bc 0,934 sehingga dapat dilanjutkan ke Analisis Sidik Ragam. Hasil analisis Uji Sidik Ragam terhadap warna rempeyek pada perlakuan A1, A2 dan A3 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Hasil Analisis Uji Sidik Ragam Terhadap Warna Rempeyek Kacang Hijau yang dimodifikasi denganTepung Belalang Kayu Sumber keragaman db JK KT F hitung F tabel Keterangan Perlakuan 2 8,8 4,4 8,63 3,15 Ada Galat 87 44,2 0,51 Perbedaan Total 89 53 4,91 Berdasarkan hasil analisis Uji Sidik Ragam pada Tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa nilai F hitung 8,63 F tabel 3,15. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan terhadap warna pada setiap rempeyek yang dihasilkan pada perlakuan Universitas Sumatera Utara A1, A2 dan A3. Maka dapat dilanjutkan uji Ganda Duncan. Uji Ganda Duncan dilakukan untuk mengetahui perbedaan tiap perlakuan dan didapatkan hasilnya seperti tabel 4.4 dibawah ini: Tabel 4.4 Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Warna Perlakuan A1 A2 A3 Rata-rata 2,4 2,0 1,6 A1 – A3= 2,4 – 1,6 = 0,8 0,36 Jadi A1 ≠ A3 A3 – A2 = 1,6 – 2,0 = -0,4 0,38 Jadi A3 = A2 A1 – A2 = 2,4 – 2,0 = 0,4 0,36 Jadi A1 ≠ A2 Berdasarkan Uji Duncan pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa warna rempeyek A1 berbeda nyata dengan warna rempeyek A2 dan A3 dimana skor A1 lebih tinggi dibandingkan skor A2 dan A3. Hal ini berarti tingkat kesukaan panelis terhadap warna rempeyek A1 berbeda dengan kedua rempeyek lainnya, namun kesukaan panelis terhadap warna rempeyek A2 sama dengan A3. Dan dapat disimpulkan bahwa warna rempeyek A1 lebih disukai daripada warna rempeyek A2 dan A3 karena semakin tinggi skor penilaian maka warna rempeyek semakin disukai. 4.4 Hasil Analisis Uji Organoleptik Terhadap Aroma Rempeyek Kacang Hijau yang dimodifikasi dengan Tepung Belalang Kayu Hasil analisis uji organoleptik terhadap aroma rempeyek dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Hasil Analisis Uji Organoleptik Terhadap Aroma Rempeyek Kacang Hijau yang dimodifikasi dengan Tepung Belalang Kayu Kriteria kesukaan A1 A2 A3 Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor Suka 19 57 63,3 6 18 20,0 5 15 16,7 Kurang suka 10 20 22,2 21 42 46,7 17 34 37,8 Tidak suka 1 1 1,1 3 3 3,3 8 8 8,9 Total 30 78 86,6 30 63 70,0 30 57 63,4 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat total skor rempeyek pada perlakuan A1 memiliki skor tertinggi yaitu 78 86,6. Dari uji Barlett maka dapat diketahui bahwa varians data populasi dimana sampel ditarik adalah seragam homogen yaitu bh 0,988 bc 0,934 sehingga dapat dilanjutkan ke Analisis Sidik Ragam. Hasil analisis Sidik Ragam terhadap aroma rempeyek pada perlakuan A1, A2 dan A3 dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Hasil Analisis Uji Sidik Ragam Terhadap Aroma Rempeyek Kacang Hijau yang dimodifikasi dengan Tepung Belalang Kayu Sumber keragaman Db JK KT F hitung F tabel Keterangan Perlakuan 2 7,8 3,9 11,14 3,15 Ada Galat 87 30,6 0,35 Perbedaan Total 89 38,4 4,25 Berdasarkan hasil analisis Uji Sidik Ragam pada Tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa nilai F hitung 11,14 F tabel 3,15. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan aroma pada setiap rempeyek yang dihasilkan pada perlakuan A1, A2 dan A3, maka dapat dilanjutkan uji Ganda Duncan. Uji Ganda Duncan dilakukan untuk mengetahui perbedaan tiap perlakuan dan didapatkan hasilnya seperti tabel 4.7 dibawah ini: Tabel 4.7 Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Aroma Perlakuan A1 A2 A3 Rata-rata 2,6 2,1 1,9 A1 – A3= 2,6 – 1,9 = 0,7 0,31 Jadi A1 ≠ A3 A3 – A2 = 1,9 – 2,1 = -0,2 0,32 Jadi A3 = A2 A1 – A2 = 2,6 – 2,1 = 0,5 0,31 Jadi A1 ≠ A2 Berdasarkan Uji Duncan seperti pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa aroma rempeyek A1 berbeda nyata dengan aroma rempeyek A2 dan A3 dimana skor A1 lebih tinggi dibandingkan skor A2 dan A3. Hal ini berarti tingkat kesukaan panelis terhadap aroma rempeyek A2 sama dengan A3, namun aroma Universitas Sumatera Utara rempeyek A1 berbeda dengan kedua rempeyek lainnya. Dapat disimpulkan bahwa aroma rempeyek A1 lebih disukai daripada aroma rempeyek A2 dan A3, karena semakin tinggi skor penilaian maka aroma semakin disukai. 4.5 Hasil Analisis Uji Organoleptik Terhadap Rasa Rempeyek Kacang Hijau yang dimodifikasi dengan Tepung Belalang Kayu Hasil analisis uji organoleptik terhadap rasa rempeyek dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini: Tabel 4.8 Hasil Analisis Uji Organoleptik Terhadap Rasa Rempeyek Kacang Hijau yang dimodifikasi dengan Tepung Belalang Kayu Kriteria kesukaan A1 A2 A3 Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor Suka 19 57 63,3 14 42 46,7 3 9 10,0 Kurang suka 8 16 17,8 13 26 28,9 16 32 35,6 Tidak suka 3 3 3,3 3 3 3,3 11 11 12,2 Total 30 76 84,4 30 71 78,9 30 52 57,8 Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat total skor rempeyek pada perlakuan A1 memiliki skor tertinggi 76 84,4. Dari uji Barlett maka dapat diketahui bahwa varians data populasi dimana sampel ditarik adalah seragam homogen yaitu bh 0,999 bc 0,934 sehingga dapat dilanjutkan ke Analisis Sidik Ragam. Hasil analisis Uji Sidik Ragam terhadap rasa rempeyek pada perlakuan A1, A2 dan A3 dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini : Tabel 4.9 Hasil Analisis Uji Sidik Ragam Terhadap Rasa Rempeyek Kacang Hijau yang dimodifikasi dengan Tepung Belalang Kayu Sumber keragaman db JK KT F hitung F tabel Keterangan Perlakuan 2 10,3 5,35 11,3 3,15 Ada Galat 87 41,3 0,47 Perbedaan Total 89 51,6 5,82 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil analisis Uji Sidik Ragam pada tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa nilai F hitung 11,3 F tabel 3,15. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan rasa pada setiap rempeyek yang dihasilkan pada perlakuan A1, A2 dan A3. Maka dapat dilanjutkan uji Ganda Duncan. Uji Ganda Duncan dilakukan untuk mengetahui perbedaan tiap perlakuan dan didapatkan hasilnya seperti tabel 4.10 dibawah ini: Tabel 4.10 Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Rasa Perlakuan A1 A2 A3 Rata-rata 2,5 2,3 1,7 A1 – A3= 2,5 – 1,7 = 0,8 0,33 Jadi A1 ≠ A3 A3 – A2 = 1,7 – 2,3 = -0,6 0,35 Jadi A3 = A2 A1 – A2 = 2,5 – 2,3 = 0,2 0,33 Jadi A1 = A2 Berdasarkan Uji Duncan pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa rasa rempeyek A1 berbeda nyata dengan rasa rempeyek A3 dimana skor A1 lebih tinggi dibandingkan A3. Hal ini berarti tingkat kesukaan panelis terhadap rasa rempeyek A2 sama dengan kedua perlakuan lainnya A1 dan A3, namun rasa A1 berbeda dengan rasa A3. Dapat disimpulkan bahwa rasa rempeyek A1 lebih disukai daripada rasa rempeyek A2 dan A3 karena rempeyek A1 mempunyai penilaian yang paling tinggi 2,5 dimana semakin tinggi tingkat penilaian maka rempeyek semakin disukai. Universitas Sumatera Utara 4.6 Hasil Analisis Uji Organoleptik Terhadap Tekstur Rempeyek Kacang Hijau yang dimodifikasi dengan Tepung Belalang Kayu Hasil analisis uji organoleptik terhadap tekstur rempeyek dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini : Tabel 4.11 Hasil Analisis Uji Organoleptik Terhadap Tekstur Rempeyek Kacang Hijau yang dimodifikasi dengan Tepung Belalang Kayu Kriteria kesukaan A1 A2 A3 Panelis Skor Panelis Skor Panelis Skor Suka 14 42 46,7 17 51 55,7 19 57 63,3 Kurang suka 15 30 33,3 12 24 26,7 10 20 22,2 Tidak suka 1 1 1,1 1 1 1,1 1 1 1,1 Total 30 73 81,1 30 76 83,5 30 78 86,6 Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat total skor rempeyek pada perlakuan A3 memiliki skor tertinggi 78 86,6. Dari uji Barlett maka dapat diketahui bahwa varians data populasi dimana sampel ditarik adalah seragam homogen yaitu bh 0,999 bc 0,934 sehingga dapat dilanjutkan ke Analisis Sidik Ragam. Hasil analisis Uji Sidik Ragam terhadap tekstur rempeyek pada perlakuan A1, A2 dan A3 dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini: Tabel 4.12 Hasil Analisis Uji Sidik Ragam Terhadap Tekstur Rempeyek Kacang Hijau yang dimodifikasi dengan Tepung Belalang Kayu Sumber keragaman db JK KT F hitung F tabel Keterangan Perlakuan 2 0,47 0,23 0,79 3,15 Tidak ada Galat 87 26,03 0,29 perbedaan Total 89 26,5 0,52 Berdasarkan hasil analisis Uji Sidik Ragam pada tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa F hitung F tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan tekstur pada setiap perlakuan. Universitas Sumatera Utara 4.7 Hasil Analisis Uji Kandungan Protein, Lemak, Abu, Air, Karbohidrat dan Kalsium pada Rempeyek Kacang Hijau yang dimodifikasi dengan Tepung Belalang Kayu Hasil analisis uji kandungan protein, lemak, abu, air, karbohidrat dan kalsium yang telah dilakukan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan pada rempeyek dengan tiga perlakuan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.13 Kandungan Zat Gizi Rempeyek Kacang Hijau yang dimodifikasi dengan Tepung Belalang Kayu Zat Gizi A1 A2 A3 Protein bb 14,40 17,20 19,00 Lemak bb 29,80 28,20 27,90 Kadar abu bb 4,51 3,91 4,27 Kadar air bb 6,23 5,40 4,93 Karbohidrat bb 41,10 41,70 40,40 Kalsium mg 216 240 205 Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat hasil dari kandungan gizi rempeyek menunjukkan kandungan protein paling tinggi terdapat pada A3 yaitu rempeyek dengan modifikasi tepung belalang kayu 30 sebesar 19,00. Kandungan lemak paling rendah terdapat pada A3 yaitu rempeyek dengan modifikasi tepung belalang kayu 30 sebesar 27,90. Kadar abu paling tinggi terdapat pada A1 yaitu rempeyek dengan modifikasi tepung belalang kayu 35 sebesar 4,51. Kadar air paling tinggi terdapat pada A1yaitu rempeyek dengan modifikasi tepung belalang kayu 20 sebesar 6,23. Kandungan karbohidrat paling tinggi terdapat pada A2 yaitu rempeyek dengan modifikasi tepung belalang kayu 25 sebesar 41,1. Kandungan kalsium paling tinggi terdapat pada A2 yaitu rempeyek dengan modifikasi tepung belalang kayu 25 sebesar 240 mg. Universitas Sumatera Utara

4.8 Kandungan Gizi Pada Rempeyek Kacang Tanah