Deskripsi Lokasi Penelitian Rawa Pening

lxiii Kristen 23.679 jiwa, Katolik 12.738 jiwa, Budha 1.238 jiwa dan Hindu 422 jiwa lihat lampiran pada tabel 5. 3 Tradisi Masyarakat Tradisi masyarakat kota Salatiga telah mengalami penurunan. Hal ini karena adanya perkembangan zaman dan teknologi. Salah satu satu tradisi yang masih berkembang yaitu kenduri rakyat. Kenduri rakyat merupakan tradisi yang dilaksanakan bertepatan dengan diadakannya kirab budaya dalam rangka peringatan hari jadi Kota Salatiga 24 Juli setiap tahun. Kirab budaya diikiuti oleh wali kota Salatiga beserta seluruh jajarannya, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan dengan mengenakan baju daerah. Perjalanan kirab ini dimulai dari rumah dinas wali kota Salatiga di Jalan Diponegoro No. 1 dan berakhir di kantor wali kota di Jalan Sukowati. Di balai kota itulah kemudian dilakukan makan bersama antara rakyat, pejabat, dan tokoh agama.

2. Deskripsi Lokasi Penelitian Rawa Pening

a. Kondisi Geografis 1 Letak Cerita rakyat Rawa Pening berasal dari desa Kebondowo, kecamatan Banyubiru, kabupaten Semarang dan Provisi Jawa Tengah. Luas wilayah desa Kebondowo adalah 694,600 ha. Ketinggian tanah dari permukaan laut ± 457 m, banyaknya curah hujan ± 160 mmtahun, dan daerah topografi terdiri dari dataran rendah dan tinggi. Wilayah ini juga dikelilingi beberapa gunung kecil dan bukit, sehingga udara di sejuk dan segar. Jarak desa Kebondowo dari kecamatan 0,5 km, dari kabupatenDati II 2,6 km, dari provinsi 52 km dan dari ibukota negara ± 600 km. 2 Batas lxiv Batas wilayah Desa Kebondowo sebelah utara adalah Desa Banyubiru, sebelah selatan Desa Kemambang, sebelah barat Desa Banyubiru dan sebelah timur Desa Rowobani. b. Kondisi Demografis 1 Penduduk Berdasarkan hasil pencatatan pada bulan Februari 2010 jumlah penduduk Desa Kebondowo adalah 4.348 jiwa. Jumlah penduduk laki- laki 1.368 jiwa dan penduduk perempuan sejumlah 2.980 jiwa untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6 yang terdapat dalam lampiran. 2 Mata Pencaharian Mata pencaharian utama penduduk desa Kebondowo adalah pada sektor pertanian dan peternakan. Ada juga yang bekerja sebagai nelayan, pedagang, industri rumah tangga, pegawai negeri dan lain-lain. Sektor wisata juga digunakan penduduk sebagai salah satu mata pencaharian. Misalnya, taman Bukit Cinta, Pemandian Muncul, dan Rawa Pening lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7 yang terdapat di lampiran. c. Kondisi Sosial Budaya 1 Pendidikan Pada bidang pendidikan desa Kebondowo mengalami peningkatan. Hal ini karena setiap tahun banyak warga yang menyekolahkan anaknya. Mereka menganggap bahwa pendidikan sangat penting untuk kemajuan bangsa, negara juga agama. Jumlah warga yang bersekolah pada tingkat SD sejumlah 642 orang; SLTP 635 orang; SLTA 565 orang; D1, D2, dan D3 96 orang; serta S1, S2, dan S3 31 orang. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8 yang terdapat di lampiran. 2 Agama dan Kepercayaan lxv Ada beberapa agama yang dianut oleh masyarakat setempat selain sistem kepercayaan, yaitu: Islam, Kristen, Katholik, Hindu dan Budha. Mereka hidup secara harmonis dengan menganut lapang dada dan toleransi antar pemeluk agama. 3 Tradisi Masyarakat Salah satu tradisi masyarakat yang masih berkembang di Desa Kebondowo adalah larung sedekah. Larung sedekah ini dilakukan masyarakat Kebondowo atau yang tinggal di sekitar Rawa Pening untuk menutup bulan Syuro atau Muharam. Mereka menggelar tradisi sedekah rawa Pening dengan melarung nasi tumpeng dan sesaji ke tengah rawa. Sedekah ini dimaksudkan untuk menolak tolak bala atau ucapan syukur kepada Tuhan atas berkah yang diterima warga yang bekerja sebagi nelayan dan petani. Tradisi larung sesaji diawali dengan berkumpulnya ratusan warga di rumah lurah desa Kebondowo. Di sana disiapkan dua nasi tumpeng raksasa serta sejumlah sesaji yang akan dilarung. Sesaji tersebut berupa lauk–pauk dan hasil bumi. Setelah didoakan sesepuh desa, tumpeng tersebut diarak menuju rawa yang sebelumnya sesepuh desa menyalakan obor untuk penerangan saat prosesi larung berlangsung. Satu tumpeng dibawa ke tengah danau, dan yang satu diperebutkan oleh warga. Masyarakat percaya dengan diadakannya larung sesaji ini, mereka akan terhindar dari musibah atau bencana.

3. Deskripsi Lokasi Penelitian Sendang Senjoyo