Peran Pemerintah Setempat terhadap Perawatan Cerita Rakyat ”Asal-usul

cxxix tokoh tambahan, antagonis dan pipih. Sunan Prawoto termasuk tokoh tambahan, protagonis dan tokoh bulat. Arya Penangsang termasuk tokoh tambahan, antagonis dan tokoh pipih. Sutawijaya termasuk tokoh tambahan, antagonis dan bulat. Tukang rumput termasuk tokoh tambahan, antagonis dan tokoh pipih. Sunan Kudus termasuk tokoh tambahan, antagonis dan tokoh bulat. Ratu Kalinyamat termasuk tokoh tambahan, protagonis dan tokoh bulat.

b. Nilai Pendidikan Cerita Rakyat “Sendang Senjaya”

Nilai didik dalam cerita rakyat ini terdiri dari nilai religius, nilai sosial, nilai moral dan nilai budaya. Berikut simpulannya. 1 Nilai religius yang terdapat dalam cerita rakyat ini terlihat dari tokoh- tokohnya yang senantiasa mendekatkan diri pada Tuhan dengan cara menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan dan mengakui kuasa Tuhan. 2 Nilai sosial cerita rakyat ini dapat dilihat dari tokoh utamanya yang memperhatikan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi. 3 Nilai moral yang terdapat di cerita rakyat ini dapat dilihat dari sopan santun, etika kepada orang yang lebih tua, serta menepati janji. 4 Nilai budaya yang terdapat dalam cerita rakyat ini yaitu budaya kesederhanaan, menginap di tempat orang yang meninggal selama tujuh hari, bertapa, dan pertunjukan wayang.

4. Peran Pemerintah Setempat terhadap Perawatan Cerita Rakyat ”Asal-usul

Kota Salatiga”, ”Rawa Pening”, dan ”Sendang Senjaya” a. Pemerintah Kota Salatiga lewat Dinas Periwisata Kota Salatiga telah mendokumentasikan cerita rakyat “Asal-usul Kota Salatiga”, namun belum disebarkan ke sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. b. Pemerintah Kabupaten Semarang telah mendokumentasikan cerita rakyat “Rawa Pening” dan akan disebarkan ke sekolah-sekolah, namun belum selesai. cxxx c. Pemerintah Kabupaten Semarang belum mendokumentasikan cerita rakyat “Sendang Senjaya”, baru perawatan sebagai salah satu aset wisata air.

B. Implikasi

Cerita rakyat merupakan bagian dari sastra lisan yang berkembang secara turun temurun dari mulut ke mulut. Cerita rakyat menjadi bagian kebudayaan bangsa yang masih berkembang hingga saat ini. Melalui kajian tentang cerita rakyat, berarti membantu perkembangan kebudayaan bangsa. Kebudayaan tersebut mencakup banyak hal yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang mempunyai nilai-nilai adiluhung serta berguna bagi kemajuan bangsa. Cerita rakyat dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, bahkan cerita rakyat dimasukkan dalam kurikulum kelas VII-IX SMP, X dan XI SMA. Tema yang terdapat pada cerita rakyat “Rawa Pening” dapat digunakan di kelas VII-IX SMP. Hal ini karena tema serta unsur-unsur intrinsik lainnya sesuai dengan perkembangan sosial siswa tersebut. Selain itu, cerita ini juga bisa digunakan kelas X dan XI SMA. Tema yang terdapat pada cerita rakyat “Asal-usul Kota Salatiga” dapat digunakan di kelas VII-IX SMP, X dan XI SMA. Hal ini karena cerita ini mudah dicerna dan mengajarkan untuk tunduk dan patuh pada Tuhan. Cerita rakyat “Sendang Senjaya” juga dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia kelas VII-IX SMP, X dan XI SMA. Hal ini karena tema tersebut mengajarkan tentang kekuasaan serta politik yang dapat digunakan siswa untuk perkembangan kedewasaannya. Selain di tingkat SMP dan SMA, cerita rakyat ini juga dapat diterapkan di perguruan tinggi. Hal ini karena tema-tema dan nilai didik yang diajarkan baik untuk perkembangan kedewasaan mahasiswa.