Analisis Struktur Cerita Rakyat “Asal-usul Rawa Pening” Nilai Pendidikan Cerita Rakyat “Asal-usul Rawa Pening”

cxxvi termasuk tokoh tambahan, protagonis dan bulat. Tiga perampok termasuk tokoh tambahan, antagonis dan pipih.

b. Nilai Pendidikan Cerita Rakyat “Asal-usul Kota Salatiga”

Nilai didik dalam cerita rakyat ini terdiri dari nilai religius, nilai sosial, nilai moral dan nilai budaya. Berikut penjelasannya. 1 Nilai religius terlihat dari sikap dan perilaku tokoh utamanya yang berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan. 2 Nilai sosial dalam cerita rakyat ini dapat dilihat dari tokoh utama yang dengan ikhlas menyumbangkan harta bendanya untuk kepentingan masyarakat. 3 Nilai moral dari cerita ini dapat dilihat dari tokoh utama yang tidak memperlakukan orang lain dengan sopan santun. Hal tersebut mengajarkan kepada pembaca untuk tidak menirunya. 4 Nilai budaya yang terdapat pada cerita rakyat ini adalah nilai kesederhanaan.

2. Cerita rakyat “Asal-usul Rawa Pening”

a. Analisis Struktur Cerita Rakyat “Asal-usul Rawa Pening”

Analisis struktur yang terdapat dalam cerita rakyat “Asal–usul Rawa Pening” terdiri dari tema, alur, latar dan penokohan. Berikut kesimpulannya. 1 Tema yang terdapat dalam cerita rakyat ini adalah tema sosial 2 Alur yang terdapat dalam cerita rakyat ini adalah alur kronologis atau maju. 3 Latar tempat yang terdapat dalam cerita rakyat ini di antaranya Desa Aran, hutan, Gunung Sleker, Parit, tebing, Desa Sirah, Muncul, Watu Lawang, gunung Telomoyo, sendang, Rumah Mbok Randa, Balai desa, Gunung Kendali Sada, desa Kebondowo, Gumuk Sukorino, Sukorini, desa Mentas dan Ambarawa. Latar waktu terjadi pada tahun delapan saka atau delapan Jawa. Latar sosial yang terdapat dalam cerita rakyat cxxvii ini dapat dilihat dari hubungan sosial antarwarga, hubungan antara anak dengan ibu, dan hubungan sosial antara guru dengan murid. 4 Tokoh dan penokohan dalam cerita rakyat ini dibedakan atas tokoh berdasarkan peranannya dalam cerita tokoh utama dan tambahan, berdasarkan fungsi penampilan tokoh protagonis dan antagonis serta berdasarkan jenisnya bulat dan pipih. Dewi Ariwulan termasuk tokoh utama, protagonis dan bulat. Ki Hajar Sarwokartolo termasuk tokoh tambahan, toloh antagonis dan bulat. Baruklinting termasuk tokoh utama, protagonis dan bulat. Kakek pencari kayu termasuk tokoh tambahan, protagonis dan pipih. Kakek Ismoyo termasuk tokoh tambahan, protagonis dan pipih. Warga desa termasuk tokoh tambahan, antagonis dan bulat

b. Nilai Pendidikan Cerita Rakyat “Asal-usul Rawa Pening”

Nilai didik dalam cerita rakyat ini terdiri dari nilai religius, nilai sosial, nilai moral dan nilai budaya. Berikut simpulannya. 1 Nilai religius disebut juga dengan nilai agama. Nilai ini dapat dilihat dari tindakan tokoh utama yang senantiasa menerima takdir Tuhan. 2 Nilai sosial yang terdapat pada cerita rakyat ini terlihat dari tokoh utama yang dengan rela membantu sesama. 3 Nilai moraletika dalam cerita rakyat ini terlihat dari tokoh utamanya yang mempunyai etika, sopan santun terhadap orang yang lebih tua. 4 Nilai budaya yang terdapat dalam cerita rakyat “Asal-usul Rawa Pening” di antaranya budaya merti desa dan budaya saling tolong menolong, pertunjukan wayang dan bertapa.

3. Cerita rakyat “Sendang Senjaya”